Aturan Menulis ala Eka Kurniawan: Tidak Ada Aturan

Aturan Menulis ala Eka Kurniawan: Tidak Ada Aturan
info gambar utama

Siapa yang tidak kenal Eka Kurniawan, novelis Indonesia pertama yang karyanya masuk dalam nominasi penghargaan literatur bergengsi Man Booker International Prize 2016. Man Booker ini bahkan digadang-gadang sebagai penghargaan prestisius yang posisinya satu tingkat di bawah penghargaan Nobel sastra.

Eka Kurniawan dalam Longlist The Man Booker International Prize 2016
info gambar

Bukan membahas segelintir prestasi yang ditorehkannya, kali ini penulis akan menyoroti bagaimana pandangan Eka Kurniawan terhadap menulis dan apa yang harus disiapkan bagi calon penulis-penulis muda yang ingin terjun di bidang kepenulisan.

Berawal dari membagikan tulisanya ke beberapa teman sekitar dengan cara mem-“foto copy” karya-karyanya, pria kelahiran Tasikmalaya tahun 1975 ini kini mampu menerbitkan karya-karya sastra yang luar biasa.

Eka, menyebutkan bahwa ada dua cara bagi seseorang yang ingin menjadi penulis. Pertama, apakah Kawan sekedar mau menulis cerita yang kemudian disebut sebagai novel. Kedua, apakah Kawan mau menulis novel sebagai jalan kepenulisan.

Pada poin pertama, Eka menjelaskan bahwa dengan mempelajari banyak novel, secara alamiah kita bisa belajar terkait ‘aturan-aturan’ yang dibuat para pendahulu novelis tersebut yang diperoleh dari setiap rentang sejarahnya. Seperti bagaimana menyusun plot, membangun karakter yang dinamis maupun datar, serta membangun jalan cerita yang dramatis. “Jika kamu ingin menulis cerita yang disebut sebagai novel, kamu bisa pelajari aturan-aturan itu”, ujar Eka.

Sedangkan poin kedua, yakni menulis novel sebagai jalan kepenulisan, Eka menyatakan tak ada aturan. “Menulis novel sebagai laku tak ada aturan, termasuk boleh mempergunakan aturan-aturan,” tuturnya.

Eka mengungkapkan ada orang-orang yang lebih nyaman mengikuti jalan yang telah dirintis oleh para pendahulunya, jalan yang membuat yakin pada tujuan. Mereka bisa menghasilkan karya bagus dengan cara ini. Sebaliknya, ada orang yang mudah bosan menempuh jalan licin dan rapi, mengharapkan bisa tersesat tanpa harus terobsesi menemukan jalan baru. Tak ada jaminan memperoleh karya terbaik dengan cara ini, namun perjalanan ini didorong dengan rasa ingin tahu dan keberanian dan tentu saja, membuat senang orang yang menjalaninya.

Namun, bagaimana secara ilmiah tips menulis ini dapat dipelajari? W. Somerset Maugham menyatakan, ada tiga cara untuk menulis novel namun sayangnya, tak ada seorang pun yang tahu. Seperti The Guardian mengungkapkan bahwa tidak ada aturan untuk menulis, jika ada maka mereka hadir untuk dipatahkan. Kalian harus mampu menyiapkan 2 ide yang bertentangan di genggaman dalam waktu yang bersamaan. Tak perlu pusing dengan tatabahasa, formalitas, plot, bahkan struktur, yang perlu dilakukan hanyalah “menulis”.

Patahkan aturan yang ada (theguardian.com)
info gambar

Selain itu, tak perlu takut dengan plot, nyatanya otak manusia bisa bekerja secara acak atau tidak teratur. Colum McCann berujar karya-karya yang hebat ialah mereka yang mematahkan aturan. Mereka melakukanya untuk membangun kembali sebuah bahasa. Maka, jadilah petualang yang mematahkan bahkan dalam hal membuat sebuah aturan.

Tuliskan semua yang ada, jangan terpaku pada plot. (theguardian.com)
info gambar

Selain itu McCann memberikan esensial tips yakni jangan tulis apa yang kalian tahu, melainkan tulis apa yang kalian ingin tahu. Penulis adalah sang pentualang sejati. Mereka ingin ke suatu tempat namun belum tahu apakah tempat tersebut ada atau tidak. Lantas, keluarlah mereka menjelajah.“Jangan sibuk melihat ke ‘dalam’, ini membosankan. Kalian harus melihat sisi ‘luar’ kalian, penulis muda,” ungkap McCann.

Bagaimana dengan menciptakan karakter? The Guardian menuliskan bahwa menciptakan karakter itu seperti bertemu seseorang yang kita inginkan untuk jatuh cinta kepadanya. Jangan berikan informasi mendetail didalamnya, biarkan hal itu diketahui oleh pembaca nantinya. Bukankah kita sering tertarik pada momen yang singkat dan bermakna?

Biarkan pembaca jatuh cinta dengan cepat pada karaktermu atau bahkan membencinya pada pertemuan pertamanya. Selain itu, kita harus menciptakan sesuatu pada karakter kita seperti sesuatu yang mengejutkan hati para pembaca. Buat mereka sedih, traumatik, pun bergembira dengan riangnya. Izinkan pembaca untuk peduli pada sosok yang kalian ciptakan, yaitu seseorang dibalik kata-katamu.

Gambarkan karakter dengan baik (pepperfernandez.tumblr.com)
info gambar

Hal yang tak kalah pentingnya ialah riset. Google jelas membantu namun dunia tentu lebih dalam dari sekedar google. Jadi pergilah ke perpustakaan, tengok katalog-katalog yang ada, berbicaralah dengan orang-orang baru dan tunjukkan ketertarikan padanya. Terakhir ialah jangan takut gagal. Seperti yang dikatakan oleh Samuel Beckett “No matter. Try again. Fail again. Fail better.”


Sumber: diolah dari berbagai sumber

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini