Peluang Indonesia Manfaatkan Ekonomi Terbesar Keenam di Dunia

Peluang Indonesia Manfaatkan Ekonomi Terbesar Keenam di Dunia
info gambar utama

Sinergisitas negara-negara di kawasan Asia Tenggara dalam program Masyarakat Ekonomi ASEAN yang pada akhir tahun 2015 lalu dibuka rupanya tidak memberi peluang bagi para tenaga kerja tetapi juga bagi para pemilik bisnis. Sebab para pemilik bisnis saat ini akan lebih mudah untuk melakukan ekspansi usahanya ke negara-negara anggota ASEAN. Seperti yang telah dilakukan oleh PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk pemilik merek gerai ritel Alfamart yang telah ekspansi ke negara Filipina.

Sebagaimana diberitakan oleh Katadata pada April lalu, Alfamart pada tahun 2017 ini akan membuka 400 gerai di Filipina dibawah nama Alfamart Retail Asia Pte Ltd yang berbasis di Singapura. Ritel yang khas dengan maskot lebahnya tersebut sejatinya telah berada di Filipina sejak tahun 2014. Ekspansi ke negara-negara tetangga ini bisa dibilang yang pertama kali dilakukan oleh gerai ritel yang berasal dari Indonesia. Berkat ekspansi ini, produk-produk produksi Indonesia termasuk produk hasil usaha kecil menengah (UKM) juga akan mendapatkan pasar yang lebih luas lewat setiap gerai.

Upaya pengembangan pasar ini juga didukung oleh program pemerintah Indonesia dengan Filipina yang sepakat untuk mengoperasikan kapal Roll on / Roll off (RORO) Davao General Santos Bitung. Sebuah inisiatif untuk menghubungkan perdagangan Indonesia dengan Filipina melalui "tol laut" yang akan terus beroperasi secara rutin.

Sementara itu, GNFI sempat berbincang dengan Direktur Jendral Kerjasama ASEAN, Jose Antonio Tavares pada 16 Mei lalu yang mengungkapkan bahwa kerjasama perdagangan intra ASEAN merupakan wujud dari penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN. Menurutnya, kerjasama ini menghasilkan peluang pasar ekonomi yang sangat besar.

"Masyarakat Ekonomi Asean saat ini sekarang nilai ekonominya sekitar 2,6 trilyu sampai 2,7 US$. Nah itu adalah ekonomi terbesar keenam di dunia. Dibawah US, Cina, Japan, Germany, UK, baru ASEAN," jelas Jose.

Besarnya angka ekonomi ini tentu saja membuat banyak pengusaha tertarik untuk memanfaatkan peluangnya. Tidak hanya seperti yang dilakukan Alfamart tetapi sudah tercatat kurang lebih terdapat 720 perusahaan asal Indonesia yang melakukan ekspansi usaha.

Jose juga menekankan bahwa momentum Masyarakat Ekonomi ASEAN jangan dipandang sebagai ancaman namun sebagai peluang yang terbuka lebar. "Sekarang itu pasar (penduduk ASEAN) kita sudah 629 juta. Jangan melulu mengeluh 'pasar saya direbut', tapi lihat peluang," katanya.

Tidak hanya jumlah penduduk ASEAN yang menempati peringkat tiga dunia, tetapi juga jumlah pemuda di Asia Tenggara jumlahnya besar. Menurut data dari ASEAN Secretariat and UN Population Division yang diterima GNFI menyebutkan bahwa lebih dari separuh populasi tersebut berumur dibawah 30 tahun dan 47,7% persen hidup diperkotaan. Tentu saja angka ini adalah peluang besar untuk sebuah bisnis.

Bila kemudian Alfamart telah mengambil langkah untuk melakukan ekspansi dan memperbesar pasar produk-produk dari Indonesia. Bagaimana dengan bisnis-bisnis lain di Indonesia? Mampukah untuk turut mengikuti jejak melakukan ekspansi ke tingkat ASEAN? Kita tunggu saja.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini