Menyecap Ramadan Rasa Bangkalan

Menyecap Ramadan Rasa Bangkalan
info gambar utama

Bangkalan merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Pulau Madura. Posisinya yang terletak di ujung paling barat Madura ini, membuat Bangkalan menjadi salah satu tujuan utama pelancong. Selain berbelanja batik, pelancong biasanya datang untuk menyicipi kuliner. Bebek Sinjai merupakan salah satu makanan khas Bangkalan yang telah dikenal di berbagai penjuru negeri.

Kuliner memang merupakan salah satu kekayaan terpenting dalam budaya Madura. Meski terletak di Jawa Timur, Pulau Madura miliki makanan khas yang jauh berbeda dengan makanan Jawa Timur umumnya. Kekhasan kuliner ini tampak dalam keseharian, maupun berbagai perayaan. Ramadan merupakan masa dimana makanan khas muncul dan dapat dinikmati.

Sejumlah makanan khas Ramadan di Bangkalan, tidak muncul di bulan lain. Pada Bulan Puasa, keluarga membuat sajian khusus untuk santap sahur dan berbuka. Makanan-makanan ini dapat pula dibeli pada lapak penjual takjilyang menjamur tiap jelang waktu berbuka puasa. Berikut diantaranya:

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)
info gambar

Tajhin rojhak

Dalam bahasa Madura, tajhin berarti bubur. Tajhin rojhak merupakan bubur lemak beras dengan rasa pedas gurih. Bubur yang menggunakan santan dan kaldu tulang sapi ini, dimakan dengan acar mentimun, mie goreng, irisan cabe, kacang goreng, potongan daging sapi dan telur dadar.

Selain itu, bubur ini biasanya juga dilengkapi rujak berbumbu petis ikan, yang berisi timun, tahu goreng, kangkung dan tauge kukus. Bubur lemak yang disebut juga dengan tajhin mie dan tajhin peddhis ini merupakan makanan khas Kabupaten Bangkalan untuk berbuka puasa dan menjadi hantaran pada bulan Syafar.

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)
info gambar

Biddang poka
Masih dari Kabupaten Bangkalan, ini merupakan minuman yang paling ditunggu-tunggu pada bulan Ramadan. Menyantap bubur yang bedas ditambah minuman hangat ini, dipercaya mampu kembalikan kesegaran setelah seharian berpuasa.

Biddang poka merupakan air rebusan gula merah, ditambah jahe yang sudah dimemarkan. Minuman sejanis juga menjadi khas sejumlah wilayah lain di Madura, dengan varian rasa dan bahan yang berbeda. Pokak saripu misalnya, berasal dari Kabupaten Sumenep dengan bahan lebih beragam. Selain jahe, minuman ini juga mengandung kayu manis, merica, cengkih dan serai.

Ada pula kobbhu yang tidak mengandung jahe, hanya serai dan gula merah. Pada kobbhu ditambahkan kelapa muda, baik daging dan airnya. Versi lain jenis ini adalah hanya gula merah dan kelapa, disebut lembur. Ragam minuman sejenis wedang jahe di Jawa ini, dapat dinikmati hangat maupun dengan es. Selain Ramadan, poka juga disajakan pada acara selamatan.

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)
info gambar

Bongko mento

Bongko mento atau kue mento merupakan daging giling yang digulung dalam dadar terigu. Gulungan mirip lumpia basah ini lalu disiram santan, kemudian dibungkus daun pisang dan dikukus. Selain gilingan daging ayam dan sapi, isi mento juga kerap diganti dengan abon atau tumis pepaya muda dan wortel.

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)
info gambar

Kue kocor

Di wilayah lain, penganan ini disebut kue cucur. Merupakan kue yang dibuat dengan cara digoreng, berbahan utama gula merah. Selain menjadi makanan khas Ramadan, kue ini juga disajikan pada acara tradisi lainnya seperti lebaran dan selamatan rumah.

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)
info gambar

Nasi setan

Disebut nasi setan, sebab biasa dijual malam hari hingga subuh. Nama asli makanan ini adalah nasi serpang, dengan tampilan sebagaimana nasi campur di daerah lain di Indonesia. Yang membedakan dengan nasi campur lain adalah ragam lauk pauk yang melengkapinya.

Nasi serpang biasanya berisi pepes tongkol, sambal goreng kerang, soun kecap, telor asin, dendeng sapi, keripik paru, sambal terasi, bumbu rujak, serundeng dan kerupuk udang. Sebab dijual tengah malam, nasi setan sering dibeli untuk dijadikan menu santap sahur.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini