Akhirnya, Pemasangan Rel Trem Surabaya Segera Dimulai

Akhirnya, Pemasangan Rel Trem Surabaya Segera Dimulai
info gambar utama

Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya, Jawa Timur, menyatakan pemasangan rel untuk angkutan massal cepat (AMC) trem jalur utara-selatan akan dilakukan pada September 2017.

Kepala Bappeko Surabaya Agus Imam Sonhaji di Surabaya, Rabu (21/6), mengatakan Pemkot Surabaya bersama Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan PT KAI telah bertemu untuk membahas percepatan pengerjaan trem.

"Pertemuan itu digelar di Balai Kota Surabaya seusai kunjungan Direktur Jenderal Perkeretapian Kemenhub Prasetyo Boeditjahjono menemui Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pada 16 Juni," katanya.

Menurut dia, dari pertemuan tersebut, paling tidak Juli 2017 akan mulai digelar lelang trem untuk anggaran yang sudah ada. "Untuk lelangnya, mereka (Kemenhub) yang melaksanakan. Kami (Pemkot) tidak tahu," ujarnya.

Gambar design stasiun trem Surabaya | Humas Pemkot Surabaya
info gambar

Agus mengatakan proses lelang tersebut kemungkinan memakan waktu 1,5 bulan. Berikutnya, setelah didapat pemenang dan tanda tangan kontrak, pemenang lelang akan melakukan pengecekan lapangan (cek fisik) untuk pengerjaan pemasangan rel. "Lelang paling lama 1,5 bulan. Jadi kemungkinan September sudah bisa pasang relnya. Meski tidak seluruhnya, mungkin sekitar 4-5 kilometer dulu," ujarnya.

Untuk pemasangan rel trem ini, Agus menyampaikan rencananya akan mengoptimalkan median jalan dari mulai titik 11.450 di Jalan Tunjungan sebagai titik awal pengerjaan trem.

Surabaya tram | humaspemkot
info gambar

Ia optimististis pemasangan rel nantinya tidak akan terlalu menganggu kelancaran arus lalu lintas. "Pak Irvan (Kepala Dishub Surabaya) nantinya juga akan melakukan pengaturan dengan menyiapkan rekayasa lalu lintas. Intinya agar bagaimana lalu lintas tidak terganggu," ujarnya.

Selama menunggu progres lelang, Agus menegaskan bahwa Pemkot juga akan terus bergerak. Fokus Pemkot Surabaya menuntaskan pengerjaan fisik misalnya pelebaran jalan di Simpang Dukuh yang nantinya diplot untuk pengalihan arus lalu lintas dari arah Jalan Gemblongan-Jalan Genteng Kali menuju Jalan Gubernur Suryo.

"Fokus Pemkot menuntasan fisik jalannya. Nantinya lebar jalannya akan seperti Jalan Tunjungan," kata mantan Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Surabaya ini.

Direktur Jenderal Perkeretapian Kemenhub Prasetyo Boeditjahjono sebelumnya menyampaikan pengerjaan trem di Surabaya diharapkan bisa selesai sebelum tahun 2020. Menurutnya, pengerjaan proyek trem akan dibangun pemerintah pusat.

Sementara PT KAI akan bertindak sebagai operator yang mengoperasikan trem. Perihal pendanaan, Prasetyo menyebut pembangunan tahun ini memakai anggaran dari pemerintah pusat (APBN). Untuk tahun 2017 ini, anggaran yang baru dianggarkan sebesar Rp100 miliar.

"Untuk pendanaan 2017 ini dapatnya seperti itu, tapi nanti sambil jalan bisa kami selesaikan. Sudah banyak skema pembiayaan yang bisa diterapkan. Bu Risma sudah ke Jakarta beberapa kali, rapat dengan kami (Kemenhub) dan juga Kementerian Keuangan," katanya.

Panjang jalur trem Kota Surabaya, Jawa Timur, yang segera dimulai, dipangkas dari 17 kilometer menjadi 9 kilometer.

Rencana awal jalur trem dibangun dari Stasiun Wonokromo hingga Jalan Indrapura sejauh 17 kilometer, kini menjadi dari Wonokromo ke Jalan Praban lalu kembali ke Jalan Tunjungan sepanjang 9 kilometer.

pengerjaan proyek transportasi trem sebagai bagian dari proyek angkutan massal cepat di Surabaya itu berlangsung paling lama dua tahun. Ketika panjang jalur direncanakan 17 kilometer, biaya yang dibutuhkan Rp 2,4 triliun hingga Rp 3 triliun. Ketika panjang jalur menjadi 9 kilometer, anggaran proyek diperkirakan sekitar Rp 1,2 triliun.

Menurut Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, Trem ini sangat dibutuhkan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas di kota dengan penduduk 3 juta jiwa ini. Trem akan melintas di samping jalur pedestrian sehingga jika trem berhenti, penumpang dengan mudah naik dan turun trem.

Moda transportasi ini juga sangat ramah lingkungan karena menggunakan energi listrik. Pemkot Surabaya juga akan mengurangi tingkat kemacetan lalu lintas dengan membangun moda angkutan massal cepat monorel yang menghubungkan sisi timur dan barat Surabaya menuju tengah kota. Sebagai pengumpan semua moda transportasi massal ini, Pemkot akan mengaktifkan bus dan angkutan kota sehingga mempermudah pengguna.

Sumber : Antara | Republika | Surya | Jawa Pos

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

Terima kasih telah membaca sampai di sini