Peduli Keamanan Pangan, Karya Mahasiswa UB Ini Raih Best Presenter dalam Simposium Nasional

Peduli Keamanan Pangan, Karya Mahasiswa UB Ini Raih Best Presenter dalam Simposium Nasional
info gambar utama

Tepat pada (17/5) sedang berlangsung acara Expo SIENTESA (Simposium dan Expo Teknologi Pertanian Karya Anak Bangsa) yang bertempat di Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya. Pada expo yang diselenggarakan kali ini tak hanya diikuti oleh mahasiswa di lingkungan Brawijaya sendiri tetapi bersifat Nasional yang artinya bisa diikuti seluruh Universitas yang ada di Indonesia baik swasta maupun negeri. Expo ini sangat bermanfaat karena para peserta membuat banyak produk inovasi teknologi yang sederhana sehingga bisa diaplikasikan oleh masyarakat luas.

Kegiatan ini tak hanya menampilkan teknologi karya anak bangsa untuk pameran saja tetapi juga dilombakan dalam beberapa kategori yang telah ditentukan dari pihak panitia. Mereka (para peserta) harus melewati tahap presentasi di depan para juri, penilaian poster, dan expo produk teknologi dari masing-masing mahasiswa.

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)

Salah satu karya yang menarik pengunjung adalah MAZTER(Automatic Ozone Sanitizer) karya lima mahasiswa Universitas Brawijaya yang terdiri dari Dimas Triardianto (Keteknikan Pertanian, FTP, 2014), Bagus Wisnu Wardhani (Keteknikan Pertanian, FTP, 2014), Singgih Mahardika Nugroho (Keteknikan Pertanian, FTP, 2013), Casilda Aulia Rakhmadina (Teknologi Hasil Pertanian, FTP, 2014), dan Faidiatul Andika Nuriah (Teknologi Hasil Pertanian, FTP, 2014). Dibawah bimbingan Ibu Dewi Maya Maharani, STP., M.Sc. Karya ini dilatarbelakangi dari produksi dan pemasaran buah-buahan di Indonesia masih terkendala pada aspek mutu dan keamanan pangan yang tidak diperhatikan selama ini. Padahal jaminan keamanan pangan menjadi hal yang sangat penting karena pangan merupakan hal paling mendasar dalam kehidupan manusia. "Saat ini sering kali kita menjumpai buah-buahan berbahaya karena terkontaminasi bakteri, virus, dan jamur. pengunaan pestisida yang berlebihan saat ini juga meninggalkan residu pada buah-buah tentunya ini sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Pada tahun 2015, sebanyak 37% produk pertanian dari 170 notifikasi produk pangan Indonesia mendapat penolakan oleh Uni Eropa karena masalah keamanan pangan", ujar Dimas selaku ketua tim.

Singgih mengungkapkan "Selama ini, metode yang umum digunakan untuk menjaga mutu dan kemanan pangan buah-buahan yaitu Penggunaan klorin, High Pressure Processing,edible coating, Pulse Electric Field. Namun, beberapa metode tersebut masih memiliki banyak kelemahan, misalnya dapat membentuk trihalometana yang bersifat karsinogenik dan mutagenik, tidak mampu menginaktivasi spora bakteri serta perlu dikombinasikan dengan metode pre-treatmentlain untuk membunuh mikroba, menghilangkan pestisida serta memperpanjang umur simpan buah".

Oleh karena itu MAZTER dirancang untuk bisa mengatasi permasalahan mutu dan kemanan pada buah-buahan tersebut. MAZTER memiliki fungsi utama yaitu sebagai mesin pembersih dan penyimpanan pada buah. MAZTER sangat efektif menghilang kontaminan-kontamina berbahaya pada buah karena mampu menghasilkan gas ozon secara otomatis dan terkontrol. "Gas ozon bersifat oksidator kuat sehingga dapat mengilangkan bakteri, mikroba, bahkan pestisida yang tertinggal pada buah" ujar Bagus. MAZTER dirancang mampu menghasilkan gas ozon menggunakan teknologi DBD (Dielectric Barrier Discharge). yaitu melewatkan oksigen melalui celah sempit dengan beda tegangan listrik bolak-balik orde kilo volt pada elektrodanya sehingga dapat mengubah O2 menjadi O3. Selain itu, MAZTER juga dilengkapi dengan prservation room yang berfungsi sebagai tempat penyimpan buah, buah yang tersimpan disini menjadi lebih awet dan terhindar dari kontaminan luar lagi, pada preservation room ini juga diberikan gas ozon setiap 24 jam sekali sehingga sangat aman bagi buah maupun lingkungan.

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)

Besarnya manfaat serta kemudahan penggunaan MAZTER ini menjadikan karya mahasiswa UB ini meraih penghargaan sebagai BEST PRESENTER dalam Simposium Nasional SIENTESA. Dimas menuturkan bahawa karya Timnya ini telah meraih banyak penghargaan salah satunya Best Presenter ini dan juga karya ini telah diundang dalam simposium internasional di Turki, Dimas juga mengharapkan teknologi karyanya ini nantinya dapat diaplikasikan pada masyarakat karena sangat dibutuhkan masyarakat.


Sumber:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini