Mentalitas Politisi Muda Indonesia

Mentalitas Politisi Muda Indonesia
info gambar utama

Masih segar dalam ingatan kita bahwa beberapa waktu lalu warga Jakarta melakukan Pemillihan Kepala Daerah (PILKADA) 2017. Dalam sebuah kompetisi pastilah ada kalah dan menang, setiap pasangan calon tentunya memiliki ekspektasi dan ambisi untuk menang dan memimpin Jakarta 5 tahun kedepan. Akan tetapi, dalam kehidupan tentunya tidak selamanya lurus dan mulus, terkadang hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Respons psikologis yang umumnya dialami seseorang dalam menghadapi kenyataan yang tidak sesuai ekspektasi oleh Kubler-Ross (1969) dikemukakan dalam teori yang disebut “The Five Stages of Grief”.

Fase-fase yang pada umumnya dilalui seseorang ketika menemukan bahwa kenyataan tidak sesuai ekspektasinya adalah:

1. Tahap Penyangkalan (Denial)
Reaksi awal yang umumnya muncul adalah terkejut, tidak percaya, merasa terpukul, dan menyangkal kenyataan yang terjadi, secara tidak sadar seseorang berada pada tahapan denial dimana orang tersebut menolak semua fakta dan informasi pahit yang tidak sesuai ekspektasinya. Respons ini merupakan bentuk defense mechanism yang umumnya dirasakan seseorang, terlebih ketika orang tersebut telah berusaha sebaik mungkin untuk mencapai apa yang diinginkannya.

2. Tahap Kemarahan (Anger)
Ketika seseorang sudah menemukan bahwa ternyata informasi buruk tersebut merupakan kenyataan yang tidak dapat dipungkiri, pada umumnya orang tersebut akan diliputi perasaan marah. Kemarahan yang dialami oleh seseorang dapat diungkapkan dengan berbagai cara, yaitu dengan menyalahkan diri sendiri atau orang lain atas apa yang terjadi pada dirinya.

3. Tawar-Menawar (Bargaining)
Pada tahapan ini umumnya seseorang akan berandai-andai tentang apa yang seharusnya bisa dilakukannya sebelum mengetahui hasilnya tidak sesuai ekspektasi. Tawar menawar yang dimaksud adalah dengan dirinya sendiri maupun terhadap Tuhan, namun sesungguhnya bargaining ini bukan merupakan solusi dari permasalahan yang dihadapi seseorang.

4. Tahap Depresi (Depression)
Tahapan ini merupakan tahapan puncak dimana seseorang merasa frustasi, respons fisik yang umumnya muncul adalah susah tidur dan susah makan, apabila orang tersebut tidak keluar dari lingkaran di fase ini maka orang tersebut akan tetap terpuruk dan menyesali apa yang terjadi pada dirinya.

5. Tahap Penerimaan (Acceptance)
Seseorang yang telah sampai pada tahapan ini umumnya akan mulai menyadari bahwa hidupnya harus terus berjalan dan harus memulai untuk mencari tujuan baru.

Fase-fase ini pada umumnya akan dilalui setiap orang sebelum akhirnya dapat bersikap acceptance, akan tetapi karakter juang seseorang dapat dilihat dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan orang tersebut untuk sampai pada fase acceptance ini. Dalam hal ini, Agus Harimurti Yudhoyono atau yang akrab disapa AHY ketika mengetahui bahwa hasil quick count yang dirilis beberapa lembaga survey menyebutkan bahwa dirinya tidak dapat lanjut keputaran kedua PILKADA DKI Jakarta adalah dengan mengadakan press conference, AHY dengan berjiwa besar menerima kekalahan serta memberikan ucapan selamat kepada kedua kompetitor lainnya.

AHY membutuhkan waktu kurang dari 24 jam untuk sampai pada fase acceptance, pada kasus lainnya Prabowo Subianto dalam Pemilu 2014 membutuhkan waktu 43 hari untuk sampai pada fase ini, sejak hasil KPU diumumkan hingga Mahkamah Konstitusi memutuskan gugatan yang diajukannya. Dalam wawancara Hillary Clinton dengan CNN news setelah pidato kekalahannya, Hillary berkata bahwa “jika pemilu dilakukan pada tanggal 27 November, maka saya yang akan menjadi presiden”, artinya dirinya belum betul-betul sampai pada fase acceptance.

AHY memiliki mentalitas yang cukup kuat untuk dapat menerima kenyataan bahkan tampil dimuka umum sesaat setelah kekalahannya. AHY juga tidak membutuhkkan waktu yang lama untuk kembali mengabdikan dirinya untuk Negara dengan berkarya melalui The Yudhoyono Institute dan AHY Foundation. Seseorang yang tangguh adalah orang yang memiliki orientasi kedepan dan menjadikan pengalamannya bekal untuk dirinya dimasa depan.

Sebagai seorang politisi muda, sikap AHY ini cukup menggambarkan sosok politisi yang tangguh, serta dapat dijadikan contoh atau platform dalam pertarungan politik kedepannya terlebih ditengah panasnya panggung politik Indonesia saat ini. (*)

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini