Indonesia Bersih, Bebas Korupsi, Itu Mimpiku!

Indonesia Bersih, Bebas Korupsi, Itu Mimpiku!
info gambar utama

Aku sadar, aku hanyalah anak kecil yang tak dapat melakukan perubahan yang berarti untuk Indonesia. Tidak sekarang, tapi nanti. Suatu saat nanti aku yakin akan membuat Indonesia semakin baik. Aku benci para koruptor. Setiap kali aku melihat berita mengenai kasus korupsi di televisi, hatiku menangis. Memang bukan uangku yang diambil. Mungkin uang daerah lain. Tapi taukah kau? Di daerah tersebut banyak orang yang kurang mampu tapi tetap harus membayar pajak untuk pemerintah. Dan apa? Apa yang dilakukan pemerintah negeri tercinta kita ini? Mereka memakan uang haram dengan cara korupsi. Hal itu sangatlah tidak etis. Mereka tidak lebih dari pencuri atau pencopet yang ada di jalanan.

Aku tak sepenuhnya menyalahkan koruptor atas kasus korupsi yang dilakukan. Suatu hari, aku pernah berkata kepada Ibuku, “Mak, kenapa sih orang itu harus korupsi? Liat ya, kalo suatu hari aku jadi presiden, akan kuhukum mati para koruptor itu!” Akan tetapi, ibuku menjawab dengan jawaban yang tak kuduga “Yaaa.. coba Ayahmu berada di posisi mereka. Ayahmu juga pasti akan melakukan hal yang sama. Mata orang dewasa itu buta ketika melihat uang.” Aku tercengang mendengar jawaban Ibu.

Lantas aku berfikir, benar juga! Apa perlu anak kecil yang jadi pemegang kekuasaan agar tidak terjadi korupsi? Apa perlu anak kecil yang mengatur Indonesia agar lebih makmur? Jelas saja tidak mungkin. Pikiran anak kecil sepertiku masih terlalu polos untuk memimpin Indonesia yang masalahnya sangat banyak seperti ini. Lalu siapa? Siapa yang pantas memimpin Indonesia? Orang dewasa atau anak-anak? Jawabannya tentu orang dewasa. Orang dewasa yang telah dibekali ilmu agama dan tentunya iman yang kuat ketika melihat banyak godaan.

Menurutku, ilmu agama harus ditanamkan sejak kecil. Para orang tua harus membimbing anaknya agar selalu dekat kepada Allah. Itulah yang dilakukan orang tuaku. Sejak TK, aku sudah pergi mengaji bersama 2 orang kakakku di salah satu masjid dekat rumah. Ku akui, aku memang sering malas-malasan untuk pergi mengaji. Tapi apa boleh buat, setiap orang tua pastinya ingin yang terbaik untuk anaknya. Jadi, jika ada koruptor yang melakukan kesalahan, itu tidak murni kesalahannya. Kesalahan terbesar terletak pada lingkungannya, terutama orang tuanya. Yaa, itu hanya pandangan anak kecil berusia 9 tahun. Mungkin banyak yang tidak percaya. Tapi aku yakin, seseorang yang baik dilahirkan dan dididik dari keluarga yang baik, begitu pula sebaliknya.

Selain faktor lingkungan di mana ia dididik, lingkungan di mana ia melakukan kejahatan juga berpengaruh besar. Di suatu kesempatan, aku pernah dengar bapak Jokowi berkata “Hukum di Indonesia itu tumpul ke atas tajam ke bawah.” Maksudnya para pejabat tinggi dapat melakukan korupsi atau berbagai kegiatan kejam lainnya tapi hanya dikenai hukuman yang ringan. Apakah polisi disuap oleh pejabat tersebut? Entahlah.

Masih ingat kasus Aspuri? Ia adalah buruh tani yang usianya masih muda. Ia mendapat tuntutan 5 tahun penjara dari hakim karena ia terbukti mengambil kain lusuh di pagar tetangganya. Sungguh miris mendengar berita tersebut. Jika para hakim, jaksa, dan polisi berdalih mereka memberi hukuman seperti itu agar jera, jadi mengapa hukuman bagi koruptor Anas Urbaningrum hanya 8 tahun penjara? Padahal ia telah menerima uang dan hadiah sebanyak lebih dari 120 miliar. Apakah para hakim, jaksa, dan polisi dan aparat penegak hukum lainnya tidak berniat untuk membuat koruptor tersebut jera? Inilah Indonesiaku. Aku bangga jadi Indonesia. Indonesia itu indah dan beragam. Dan di sisi lain aku juga sedih, Indonesiaku pilih kasih.

Harapanku kedepannya adalah agar aparat penegak hukum lebih tegas dalam memberi hukuman kepada para koruptor. Aku lelah mendengar berita terkait korupsi di televisi. Aku ingin mendengar berita yang baik-baik saja. Seperti pemberian bantuan pembangunan masjid, sekolah, dan lain-lain. Aku yakin bapak Jokowi bisa. Aku yakin pada kejujuran dan kerendahan hatinya. Aku berharap besar padamu, Pak!

Nama: Fina Qori Annisa
Alamat: Jl. Tgk. Adee Utama no.2 Desa Doi Ulee Kareng, Banda Aceh, Aceh
Nama Sekolah: SD Negeri 24 Banda Aceh
Kelas: V A (LIMA)

Informasi artikel ini diikutsertakan dalam kompetisi Impianku untuk Indonesia.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Good News From Indonesia lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Good News From Indonesia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini