Cegah Terorisme, Selandia Baru Kerjasama dengan Indonesia

Cegah Terorisme, Selandia Baru Kerjasama dengan Indonesia
info gambar utama

Kasus terorisme yang semakin hari semakin marak terjadi. Tidak hanya di Indonesia, seluruh dunia pun merasakan hal yang sama. Maka itu diperlukan kerjasama yang kuat dari berbagai negara dalam menangani kasus tersebut. Karena terorisme merupakan hal yang sangat tidak bisa dibiarkan.

"Kami sepakat untuk saling memberikan informasi dan menyampaikan upaya-upaya apa yang kiranya diperlukan dalam upaya penanggulangan terorisme termasuk upaya pencegahannya," kata Suhardi, Kepala BNPT Komjen di Jakarta, Rabu (2/8)

Baru-baru ini, Selandia Baru menyetujui kerjasama dengan Indonesia dalam menanggulangi kasus terorisme. Diawali dengan kunjungan kerja Asisten Komisioner Keamanan Nasional dan Internasional Selandia Baru, Michael Pannet yang didampingi oleh pejabat Kedutaan Besar Selandia Baru di Indonesia.

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)
info gambar

Kepala BNPT yang didampingi Deputi Bidang Kerjasama Internasional Irjen Pol Hamidin, Direktur Bilateral Brigjen Pol Budiono Sandi, Direktur Regional dan Multilateral Andhika Chrisnayudhanto, dan Kasubdit Kerjasama Amerika-Eropa Wandi Adrianto Syamsu dalam pertemuan tersebut bersama-sama saling bertukar pengalaman mengenai penanggulangan terorisme di negara masing-masing, termasuk cara menghadapi Foreign Terrorist Fighters (FTF) yang selama ini menjadi ancaman serius bagi negara-negara di kawasan Asia Tenggara.

Menurut Suhardi terdapat beberapa kemiripan pandangan dan praktik yang dilakukan oleh Indonesia dan Selandia Baru dalam mengaplikasikan pola pendekatan lunak terhadap keluarga dekat dari kelompok radikal. Termasuk program-program deradikalisasi yang kita lakukan selama ini seperti membangun masjid dan lainnya.

Menurut Kepala BNPT, pihak Kedubes Selandia Baru juga sempat menyampaikan penghargaan atas terlaksananya Sub Regional Meeting Foreign Terrorist Fighters and Cross Border Terrorism yang telah berlangsung di Manado pada Sabtu, 29 juli 2017 dan diikuti oleh enam negara, yakni Indonesia, Malaysia, Filipina, Brunei, Australia, dan Selandia Baru.


Sumber: ANTARA

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini