Menggalakkan Literasi untuk Membangun Negeri

Menggalakkan Literasi untuk Membangun Negeri
info gambar utama

Saat ini di zaman pemakaian gadget semakin merajalela dan sinyal internet bisa didapatkan di berbagai tempat, anak-anak dan remaja jauh lebih suka bermain ponsel daripada membaca buku. Jika mereka pergi ke pusat perbelanjaan, mereka akan memilih pergi ke toko pakaian atau toko mainan, alih-alih ke toko buku. Jika mereka ada di rumah, mereka lebih senang menonton televisi atau YouTube dibanding melirik buku dalam lemari. Di Indonesia, televisi lebih berguna untuk menyiarkan sesuatu dibandingkan lewat buku.

Orangtua pun lebih bangga bila anaknya bisa terkenal di sosial media melalui foto-fotonya, dibanding bangga jika anak rajin membaca buku dan menulis. Padahal, banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan dari membaca buku. Tidak harus buku pelajaran atau ensiklopedia. Tetapi dari membaca novel atau buku cerita pun, anak dan remaja bisa mendapat informasi yang tidak didapat di buku pelajaran. Anak dan remaja juga bisa memetik pesan dari buku yang dibaca, seperti nilai moral dan pelajaran kehidupan. Ketika membaca buku, juga dapat memperkaya kosa kata, membuat mereka lebih fasih dalam berbicara. Kosa kata yang kaya akan berguna bila anak bercita-cita menjadi pembicara.

Sedangkan manfaat yang bisa didapat dengan menulis adalah seseorang akan lebih kritis dalam berpikir, dapat menyampaikan apa yang dipikirkan, berimajinasi, lebih kreatif dan pastinya akan sangat berguna di dunia pendidikan dan dunia kerja nanti. Jika kita melihat minat baca anak-anak di dunia, Indonesia menjadi salah satu negara dengan minat baca cukup rendah. Tertinggal dari negara-negara lain di luar sana, seperti Jepang, Inggris, atau Rusia. Minat baca rendah pada anak juga bisa disebabkan oleh lingkungan yang tidak cinta membaca.

Ada banyak hal-hal sederhana yang bisa dilakukan untuk membiasakan anak membaca. Pada anak usia TK, dongeng bisa dibacakan sebelum tidur agar anak terbiasa mendengar bacaan. Ketika anak sudah mulai cinta membaca, orangtua harus membelikan buku yang bermutu dan menginspirasi. Anak juga bisa saling meminjamkan buku dengan teman di sekolah atau di lingkungan rumah, sehingga buku yang dibaca anak makin bertambah. Ketika mereka mulai ingin menuliskan cerita sendiri, orangtua juga harus mendukung, karena siapa tahu anak bisa menjadi salah satu penulis yang sukses di kemudian hari. Kebiasaan menulis akan membantu anak ketika SMP, SMA, bahkan ketika mengerjakan skripsi saat kuliah. Dengan mengajak anak-anak atau remaja agar senang membaca dan menulis, pasti akan berpengaruh pada negara ini di beberapa tahun kemudian. Karena generasi muda yang lebih pintar dan cerdas.

Sejauh ini Indonesia termasuk negara yang cukup aman. Meskipun ada beberapa berita kriminalitas dan korupsi di beberapa media, kasus kerusuhan muncul di sana-sini, namun hal itu tidak mencegah anak untuk terus berangkat ke sekolah setiap pagi untuk belajar. Tidak ada perang atau kerusuhan serius yang menimbulkan ketakutan sampai anak tidak ingin berangkat ke sekolah. Inilah yang harus kita syukuri. Di negara yang cukup aman ini, sebaiknya mutu pendidikan juga diperhatikan. Kurikulum yang matang akan sangat membantu anak dalam pembelajarannya di sekolah. Apabila pemerintah memberikan perhatian terhadap masalah kurikulum sekolah yang sering berganti-ganti ini maka pendidikan di Indonesia bisa lebih baik lagi.

Dua tahun terakhir, pemerintah sudah mulai mengadakan gerakan literasi untuk mendukung anak agar semakin mencintai membaca, seperti Tantangan Membaca, Gerakan Literasi Sekolah, dan lain-lain. Ke depannya, semoga pemerintah bisa semakin mendukung gerakan literasi dan mematangkan kurikulum pendidikan di Indonesia.

Pemerintah dapat memperbanyak sarana-sarana untuk membaca, seperti memperbanyak buku bermutu di perpustakaan umum dan perpustakaan sekolah, mendirikan taman baca mini, serta taman yang nyaman untuk membaca. Fasilitas yang banyak mendorong anak mencintai membaca. Jika anak sudah cukup besar, ketika ke toko buku, orangtua dapat mengizinkan anak memilih buku kesukaannya sendiri. Namun harus diingat, orangtua tidak boleh mengizinkan anak membaca buku yang belum sesuai umurnya. Tetap batasi anak dalam memilih buku yang sesuai dengan umurnya, dan juga genre yang sesuai.

Nama : Aura Najma K

Informasi artikel ini diikutsertakan dalam kompetisi Impianku untuk Indonesia.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Good News From Indonesia lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Good News From Indonesia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini