Menjajali Sensasi Terbangkan Pesawat N219 di Ritech Expo 2017

Menjajali Sensasi Terbangkan Pesawat N219 di Ritech Expo 2017
info gambar utama

“Mengapa namanya N219, Pak?” Tanya saya begitu memasuki booth PT Dirgantara Indonesia yang memajang kokpit mahakarya anak bangsa beberapa tahun belakangan ini. “N itu berasal dari kata Nusantara, sementara 219 berarti pesawat ini memiliki 2 engine dan berkapasitas 19 penumpang.” Jelas Agus Ma’rufi, Koordinator tim demonstrator N219 di Ritech Expo 2017. Saya pun manggut – manggut, baru mengerti tentang penamaan pesawat yang nyatanya sesederhana itu.

N219 Cockpit Demonstrator yang dipajang di Ritech Expo 2017. Setiap orang bisa mencobanya
info gambar

Di arena pameran, terpajang cockpit pesawat yang telah dirancang sejak 2007 hingga akhirnya pada akhir tahun kemarin telah jadi dalam bentuk utuh dan saat ini sedang menjalani uji kelayakan terbang. Kabar baiknya adalah jika telah lulus uji sertifikasi kelayakan, maka Pesawat N219 akan resmi diproduksi secara massal dansesuai mimpi PTDI, pesawat ini akan menjadi penyambung bagi daerah – daerah timur Indonesia yang sampai saat ini masih mengalami kendala dalam bidang akses transportasi. Ya, N219 adalah pesawat yang khusus dirancang untuk daerah timur Indonesia.

Di depan Kokpit, bertengger tiga buah layar plasma ukuran besar, sementara di samping kanannya terdapat mesin pengendali. Di sebelah kiri, sebuah layar televisi dipajang untuk menampilkan pesawat yang dikendalikan oleh orang – orang yang menguji coba. Sambil menunggu instalasi, saya menyempatkan diri untuk bercakap – cakap dengan Agus Ma’rufi. Mengingat kembali pernyataan Budi Santoso, Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia beberapa bulan silam bahwa pembuatan N219 adalah pembuatan pesawat yang dilandaskan pada keyakinan dan mayoritas pekerja adalah tenaga teknis dari dalam negeri, anak – anak bangsa ini.

Ada rasa kagum begitu melihat betapa megahnya Kokpit yang 80 persen bahannya berasal dari dalam negeri, dikerjakan oleh tangan – tangan terampil dari ibu pertiwi. “Setiap bagian dari pesawat ini, sekecil apapun kami pastikan bahwa alat tersebut telah memenuhi standar internasional,” kata Agus.

Mengamati seorang pengunjung pameran yang sedang menjajali sensasi menerbangkan N219, saya pun tertarik mencoba. Tidak mudah, mengingat bahwa menerbangkan pesawat adalah sebuah keterampilan yang membutuhkan kemampuan multitasking yang tinggi, serta ketelitian membaca setiap garis, angka dan petunjuk yang tertera pada layar kecil di depan mata. Terlebih lagi, layar besar di depan semakin memaksa mata untuk teralihkan pada gambar dan suasana langit dalam bentuk animasi. Naik, turun, menukik ke kiri dan ke kanan, saya pun akhirnya selesai mencoba menerbangkan pesawat N219 ini. tidak semudah yang dibayangkan, tapi tetap menyenangkan.

Bagian dalam Kokpit Pesawat N219
info gambar

Di saat yang sama tepat hari ini, Pesawat N219 sedang menjalani uji kelayakan yang berlangsung di Bandung, Jawa Barat. Terdapat dua jenis uji sertifikasi yang harus dilalui, yakni Ground test dan Fly Test. Saat ini, N219 telah lolos dari tahap ground test. Sebelum melakukan Fly test, N219 harus menjalani Hoping test (tes loncatan). Harapan terbesar, bahwa pesawat ini bisa melewati segala uji sertifikasi yang disyaratkan. Terlebih lagi, mendapat sertifikat kelayakan yang pada akhirnya akan menyatakan bahwa karya anak bangsa mampu untuk melayang di udara, menjelajahi dan menjadi penyambut langit – langit nusantara.

Sebab di laut kita jaya, di udara pun kita mesti jaya!

*GNFI

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini