Simpang Susun Semanggi dan Kecanggihannya

Simpang Susun Semanggi dan Kecanggihannya
info gambar utama

17 Agustus 2017 akan menjadi perayaan HUT RI yang ke 72 tahun. Selain itu, ada moment lainnya yang sudah tak sabar dinantikan oleh masyarakat. Adalah peresmian simpang susun semanggi.

Simpang susun semanggi ternyata memiliki kecanggihan didalamnya. Dua flyover yang melingkar pada simpang ini tersusun dari 333 segmental box girder yang telah dicetak (precast) untuk kemudian disusun.

Jarak antarkolom terjauh, sekitar 80 meter, menuntut kepresisian dalam pemasangan. Kecanggihan teknologi ini sebenarnya bukan yang pertama. Jembatan Semanggi dan Gelora Bung Karno awalnya merupakan proyek prestise Bung Karno saat menyambut tamu Asian Games tahun 1962.

Simpang Susun Semanggi merupakan jembatan lengkung yang cukup panjang, artinya kombinasi teknologi ini baru pertama kali dilakukan. Teknologi yang digunakan pun dipastikan dapat membuat jembatan mampu menopang beban ekstrem.

Jalan Layang Non-Tol (JLNT) dengan panjang jalan 1.622 meter ini menjadi yang pertama di Indonesia yang memakai bentang terpanjang di atas jalan tol dalam kota Jakarta secara full precast melengkung (hiperbolik).

Jembatan ini terdiri dari dua ruas. Satu ruas diperuntukkan bagi kendaraan dari arah Cawang menuju ke Bundaran Hotel Indonesia, satu ruas lainnya untuk kendaraan dari arah Slipi menuju Blok M.Terbagi menjadi dua Ramp. Ramp 1, bagi kendaraan dari arah Grogol yang mengarah ke Blok M tidak perlu berbelok melewati kolong Semanggi tapi bisa langsung naik Simpang Susun yang mengarah ke Blok M.

Sedangkan Ramp 2, bagi kendaraan dari arah Cawang menuju Thamrin, tidak perlu berbelok melewati kolong, karena bisa langsung naik ke Ramp 2 Simpang Susun yang mengarah ke Thamrin. Dengan begitu, tidak lagi terjadi pertemuan antara pengendara jalan dari Jalan Gatot Subroto dan dari Jalan Sudirman di kolong jembatan yang kerap membuat lalu lintas tersendat. Panjang Ramp 1 adalah 796 meter dan Ramp 2 memiliki 826 meter.

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)
info gambar

Simpang Susun Semanggi yang memiliki dimensi XYZ atau tiga dimensi ini didesain oleh Jodi Firmasyah, ahli jembatan dari ITB yang pernah merancang Jembatan Barelang yang kini jadi ikon Pulau Batam.

Tak hanya canggih, Simpang Susun Semanggi juga memiliki nilai estetika didalamnya. Salah satu estetika yang akan dinikmati warga nantinya adalah pencahayaan lampu warna-warni di sepanjang bentangnya. Pencahayaan ini nantinya bisa dikendalikan dari Balai Kota, tepatnya di markas Jakarta Smart City.

Adapun pagar flyover atau parapet memiliki motif daun semanggi di sisi luarnya, sedangkan sisi dalam akan bermotif gigi balang seperti rumah adat Betawi. Kabarnya, jembatan ini akan mengurangi kemacetan hingga 40%.

Sumber: Diolah dari berbagai sumber

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini