Membahas Isu Global, 12 Siswa SD Raih 63 Medali di World Scholar’s Cup

Membahas Isu Global, 12 Siswa SD Raih 63 Medali di World Scholar’s Cup
info gambar utama

Mengawali tahun ajaran baru, Global Sevilla School Jakarta kembali menorehkan tinta emas prestasi tingkat internasional melalui kompetisi World Scholar’s Cup Global Round di Hanoi, Vietnam dengan meraih 63 medali.

Siswa-siswi yang ikut baru berusia antara 10 – 12 tahun yang duduk di kelas 5 – 6 SD. Selain 63 Medali, khusus untuk lomba menulis, Global Sevilla mendapatkan penghargaan tertinggi sehingga berhak mendapatkan tropi juara di tingkat global round. World Scholar’s Cup Global Round dikuti oleh 3.600 peserta dari 44 negara. 

Direktur Global Sevilla School Robertus Budi Setiono mengatakan WSC 2017 mengajarkan anak-anak untuk menggali informasi tentang isu-isu yang terjadi di dunia ini dari berbagai macam sudut pandang.

Dalam kesempatan ini juga para siswa dituntut untuk dapat mempertanggungjawabkan argumentasinya sesuai tema WSC 2017 yakni ”An Unlikely World" dengan topik pembahasan mengenai mitos modern, sejarah konspirasi, perjalanan ke bulan, meramal masa depan, dan beberapa topik lain yang cukup unik untuk dibahas.

“Kompetisi ini cukup unik ya, kalau kita melihat isu yang dibahas. Anak SD berargumentasi tentang teori sejarah konspirasi. Padahal kita yang dewasa banyak yang tidak mengetahui tentang ini. Apa itu teori konspirasi masih mikir, sedangkan mereka sudah membahas isu ini,” kata Robertus dalam jumpa pers di Sekolah Global Sevilla Pulo Mas

Ia mengaku bangga atas prestasi yang ditorehkan para siswa. Pasalnya, WSC Global Round dikuti oleh 3.600 peserta dari 44 negara dan SD Global Sevilla Pulo Mas dapat membawa pulang 63 medali dan bahkan meraih penghargaan tertinggi sehingga berhak mendapatkan tropi juara di tingkat global round.

Padahal secara usia, para peserta dari Global Sevilla jauh lebih muda dibanding perserta dari negara lain. Kontingen sekolah Global Sevilla bertanding di tingkat usia 10-14 tahun atau level junior, yang kali ini dibagi menjadi dua kategori yaitu untuk usia 10-12 tahun dan 13-15 tahun karena jumlah peserta yang cukup besar.

Robertus menyebutkan WSC 2017 dikemas dengan berbagai macam bentuk perlombaan, seperti debat, kuis, dan mengerjakan soal-soal baik secara individu maupun berkelompok. Para perserta diberi kesempatan menyampaikan pendapat selama 45 menit dengan persiapan empat menit.

“Dalam usaha untuk meraih yang terbaik, panitia memberikan kesempatan pada para peserta untuk dapat memanfaatkan gadget dan teknologi untuk mendapatkan data dan informasi yang dikehendakinya,” ucapnya.

Robertus juga menuturkan, kompetisi ini mirip ujian di Cambridge. Tidak peduli lawan siapa, standarnya sama. Ia menambahkan, para perserta diuji bukan dari mata pelajaran yang dipelajari tiap hari, tetapi dari isu-isu dunia. Para siswa yang ikut rata-rata kelas 5 dan 6 SD.

Robertus juga menyebutkan keuntungan berpartisipasi ajang ini agar para siswa dapat menjalin komunikasi dengan anak-anak dari negara lain. Khusus untuk Global Sevilla, ini partisipasi yang ke-5 dalam ajang ini.

Robertus mengatakan membiasakan siswa berdiskusi adalah bentuk revolusi dari pendidikan. Kepercayaan diri siswa harus dikembangkan dan dilatih sejak usia dini, dengan membiasakan siswa untuk dapat menerima kekalahan dan mengajarkan strategi berdebat dengan tidak membunuh karakter lawan.

”Sekolah Global Sevilla ikut serta memberikan kontribusi dalam mewujudkan nawacita, yaitu melakukan revolusi karakter bangsa melalui pendidikan karakter yang berkesinambungan dan mampu untuk bersaing di kancah internasional dengan terus ikut aktif dalam kegiatan tingkat internasional," ujar Robertus.

Rafi, 11, siswa kelas enam Global Sevilla mengatakan sempat gugup sebelum bertanding. Pasalnya, lawan yang dihadapi usianya lebih tua. Namun berkat persiapan yang baik dia bisa membawa pulang delapan medali, yakni tiga emas dan lima perak.

Ia menyebutkan, saingan paling berat dalam ajang kompetisi tersebut adalah para siswa asal Singapura.


Sumber: beritasatu.com, republika.co.id

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini