Bebaskan Indonesia Dari Sampah

Bebaskan Indonesia Dari Sampah
info gambar utama

Namaku Rhezytta, umurku dua belas tahun. Aku sudah mengikuti gerakan pungut sampah bersama keluargaku dan tim Depok Clean Action sejak tahun 2016. Kami memungut sampah di Car Free Day Depok setiap hari Minggu pagi. Di sana banyak sekali sampah, karena banyak pedagang dan pembelinya yang suka membuang sampah sembarangan, dan kami mengingatkan orang-orang itu agar tidak membuang sampah sembarangan lagi.

Oya, saat ini masih banyak sekali orang Indonesia yang belum sadar tentang pentingnya kebersihan, mereka membuang sampah sembarangan misalnya di sungai, di jalan, dan di tempat wisata. Tempat itu pun jadi tercemar oleh sampah, dan apabila hujan datang dengan deras maka sungai bisa meluap dan menyebabkan banjir, banjir ini pun bisa merugikan warga, contohnya: Ada barang berharga milik warga yang hanyut terbawa arus banjir, selain itu rumah-rumah warga juga bisa rusak, malah ada yang sampai hancur.

Menurut data dari Earth Science Information Network pada tahun 2012 yang kubaca, Indonesia adalah negara terkotor ketujuh di dunia. Dari sumber lain yang kubaca, laut Indonesia juga yang terkotor nomor dua sedunia, padahal negara kita ini adalah negara maritim. Sementara negara-negara terbersih di dunia adalah: Finlandia, Norwegia, Swedia , Swiss, dan beberapa negara maju lainnya.

Nah, aku ingin Indonesia bersih bebas sampah seperti negara-negara Eropa itu, supaya tidak terjadi banjir, atau pemandangan yang indah jadi rusak dan jelek karena banyak sampah. Aku ingin warga negara Indonesia tidak malas untuk buang sampah di tempat yang semestinya. Sebetulnya sampah itu berguna loh jika kita mau memanfaatkan, contohnya: kantong kresek bekas belanja bisa dijadikan bros yang cantik, bungkus kopi atau bungkus serbuk minuman bisa dijadikan tas atau taplak meja. Malah sampah dapur bisa dijadikan pupuk, seperti yang dilakukan ibuku.

Aku berharap Indonesia bebas dari sampah di tahun 2020. Dan yang harus mewujudkannya adalah kita semua, bukan hanya aktivis lingkungan saja, atau pemerintah. Kalau perlu yang membuang sampah sembarangan itu harus benar-benar dihukum seberat-beratnya. Misalnya didenda atau dipenjara. Kata ibuku, sebenarnya peraturan itu sudah ada, akan tetapi yang membuang sampah sembarangan itu tidak ada yang didenda, hanya peraturan saja tapi tidak dikerjakan. Ada beberapa negara yang sangat ketat peraturannya tentang sampah, contohnya di Singapura kalau membuang sampah sembarangan denda sebesar lima juta rupiah, di Jepang denda sebesar seratus lima puluh ribu rupiah, di Korea setiap sampah dibedakan warna trashbagnya sesuai jenis sampahnya, dan kalau salah memasukkan jenis sampah saja bisa kena denda sebesar satu juta won atau sekitar sebelas juta rupiah, bahkan di Hongkong setiap tempat ada CCTV jadi walaupun tidak ada petugas tetap saja ketahuan kalau membuang sampah sembarangan. Semoga peraturan di negara kita tentang sampah cepat dilaksanakan oleh pemerintah dan juga didukung oleh masyarakat, demi Indonesia yang merdeka dari sampah.

Aku jadi membayangkan, jika Indonesia sudah merdeka dari sampah, siapa sih yang akan diuntungkan? Ya pasti kita semua yang diuntungkan. Karena Indonesia memiliki banyak tempat wisata. Semua tempat wisata itu sangat istimewa pemandangannya, tapi sayang banyak sampahnya. Padahal kalau dijaga tempat wisatanya indah sekali. Nah, kalau tempat wisata itu indah, banyak turis asing maupun lokal yang akan datang ketempat-tempat wisata Indonesia. Semakin banyak yang datang maka semakin banyak juga pendapatan yang diperoleh oleh pedagang lokal dan pengelola tempat wisata kita, lalu negara kita pun semakin kaya. Jadi mulai sekarang, ayo kita jadikan Indonesia merdeka dari sampah yang berserakan!

Nama : Rhezytta Yvonne De Lavia

Alamat : Jl. M. Zakaria Rt.03/12 Tanah Baru, Depok

Sekolah : SMP Atlantis Plus Depok

Kelas : VII

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Good News From Indonesia lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Good News From Indonesia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini