Pemberdayaan Sumber Energi Alternatif: Kado Terindah untuk HUT Ke-72 RI

Pemberdayaan Sumber Energi Alternatif: Kado Terindah untuk HUT Ke-72 RI
info gambar utama

What is the first thing you think when you hear energy? Energi adalah kemampuan kerja. Setiap hal di dunia ini pasti membutuhkan energi. Kendaraan, alat elektronik, bahkan manusia pun memerlukan energi. Kendaraan membutuhkan energi untuk dapat bergerak, alat elektronik membutuhkan energi untuk dapat bekerja, begitu juga dengan manusia membutuhkan energi untuk melakukan aktivitas. Indonesia pun memerlukan energi. Sebagai negara berkembang dengan jumlah penduduk yang cukup padat, Indonesia tentu memerlukan energi yang cukup banyak pula. Berdasarkan data statistik pada tahun 2016, jumlah penduduk Indonesia mencapai 260 juta jiwa. Hal ini mengakibatkan kebutuhan Indonesia akan energi dalam menjalankan kehidupan sehari-hari pun meningkat.

Berdasarkan data dari sebuah organisasi nirlaba Amerika Serikat, American Council for An Energy-Efficient Economy (ACEEE), menyatakan bahwa Indonesia berada di urutan ke-18 dengan konsumsi energi tertinggi di dunia. Selain itu, data Kamar Dagang Industri (Kadin) Indonesia juga menunjukkan bahwa saat ini konsumsi energi di Indonesia per kapita berada di angka 847,29 kg ekuivalen minyak. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia menjadi salah satu negara konsumtif terhadap energi. Tentunya, hal ini akan berdampak buruk yang mengakibatkan sumber energi lambat laun akan habis jika digunakan secara terus-menerus dan berlebihan.

Ketika membahas tentang energi, tentu tidak jauh dengan listrik. Penggunaan listrik di Indonesia per kapita mecapai 910 kwh per kapita. Anggota Dewan Energi Nasional, Syamsur Abduh mengatakan bahwa jika Indonesia ingin setara dengan negara-negara lain dalam hal perkembangan ekonomi, mau tidak mau penggunaan listrik akan lebih besar dibandingkan dengan saat ini. Namun, ketersediaan energi listrik di Indonesia masih sangat terbatas padahal kebutuhan listrik nasional mencapai 115 gigawatt pada 2025 mendatang. Sungguh ironi. Terlebih lagi masyarakat Indonesia juga terbilang boros listrik. Banyak kebiasaan buruk masyarakat Indonesia yang cenderung sepele, tetapi berdampak cukup serius bagi ketersediaan energi listrik. Kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah mematikan alat elektronik tanpa mencabut kabelnya dari stopkontak serta meninggalkan charger handphone yang masih tersambung dengan stopkontak. Hal ini menyebabkan energi listrik terbuang sia-sia. Misalnya, coba dibayangkan, jika seluruh wilayah Jabodetabek lupa mencabut charger selama satu hari saja listrik yang terbuang mencapai 96.000 kwh, cukup untuk menghasilkan listrik untuk 755 rumah dalam sebulan.

Masalah lain yang menyangkut energi ialah bahan bakar. Populasi kendaraan bermotor Indonesia terhitung sampai Juli 2016 adalah 124.348.224 unit. Walaupun sekarang sudah banyak tersedia kendaraan umum seperti bus-bus dan angkot, tetapi tetap saja penggunaan kendaraan umum masih minimal karena di zaman modern ini masyarakat lebih menyukai hal yang cepat dan praktis, yaitu dengan kendaraan pribadi. Akibatnya, selain terjadi kemacetan di mana-mana, lama-lama persediaan bahan bakar fosil akan cepat habis padahal dibutuhkan berjuta-juta tahun untuk membuatnya.

Kondisi Indonesia yang memprihatinkan di atas membutuhkan solusi yang efektif dan cepat. Strategi jitu pun sangat dibutuhkan untuk menanggulangi masalah-masalah tersebut. Solusi yang ditawarkan yaitu dengan pemberdayaan energi alternatif atau bahan bakar yang dapat diperbaharui. Sumber listrik di Indonesia masih didominasi oleh batu bara yang notabene merupakan bahan bakar yang tidak dapat diperbaharui. Padahal di negeri yang kaya ini terdapat banyak sumber energi alternatif lain untuk menghasilkan listrik. Sumber energi alternatif yang pertama ialah angin. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dan negara dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia yang mengakibatkan banyak angin berhembus di wilayah Indonesia. Sumber energi alternatif yang kedua yaitu sinar matahari. Indonesia merupakan negara tropis yang mendapat sinar matahari setiap tahun sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Sumber energi alternatif yang ketiga adalah sampah. Sampah di Indonesia mencapai 65 juta ton per tahun. Biaya untuk mengubah sampah menjadi energi listrik jauh lebih murah daripada energi matahari (10%) dan angin (66%). Dengan diubah menjadi sumber energi, sampah dengan jumlah yang besar tidak akan menjadi masalah tetapi justru menjadi potensi.

Kondisi Indonesia yang darurat sumber energi dari bahan bakar fosil ini memaksa untuk beralih ke sumber energi lain (sumber energi alternatif). Dimulai dari sumber energi listrik. Harapan untuk Indonesia ke depan yaitu agar negara tercinta ini tidak bergantung lagi pada sumber energi batu bara sebagai tenaga pembangkit listrik, tetapi mulai beralih ke sumber energi alternatif. Dalam hal ini, beberapa strategi jitu yang dapat dilakukan. Pertama, dengan membangun kincir angin di pantai Indonesia. Tidak harus di sepanjang pantai, tetapi disediakan tempat khusus sebagai tempat kincir angin berdiri. Kedua, meletakkan sel surya di setiap rooftop gedung. Rooftop adalah tempat ideal untuk meletakkan sel surya karena terus terkena sinar matahari atau bisa juga menempatkan sel surya di setiap atap rumah sebagai pembangkit listrik rumah tangga. Ketiga, sampah harus dimanfaatkan. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan menimbun sampah ke dalam tanah selama satu minggu hingga memunculkan gas yang dapat diubah menjadi listrik. Dalam hal ini, pembuatan tempat khusus untuk penimbunan sampah dan pengolahan gas sangat diperlukan. Jika hal-hal tadi diterapkan, Indonesia dapat memiliki persedian listrik yang lebih banyak untuk membangun Indonesia menjadi lebih baik.

Selanjutnya, masalah bahan bakar. Memang di dunia yang serba cepat dan praktis ini sulit untuk lepas dari kendaraan pribadi, tetapi hal ini masih bisa disiasati dengan menggunakan kendaraan bertenaga alternatif contohnya listrik. Di Indonesia kendaraan listrik yang sudah ban dan banyak digunakan ialah sepeda listrik. Namun, mobil atau motor listrik jarang sekali atau sangat minim terlihat. Tren penggunaan sepeda listrik seharusnya juga bisa dilakukan pada mobil atau motor listrik. Selain itu, tren penggunaan mobil bertenaga surya juga bisa digalakkan kembali. Strategi lain ialah bakar bakar dengan menggunakan biofuel, yaitu menggunakan etanol sebagai bahan bakar yang diperoleh dari tanaman yang dikhususkan untuk bahan bakar seperti jagung, kedelai, jarak, dan alga. Teknologi ini sudah ada sejak 1830 untuk perang dunia kedua karena pada saat itu bensin sangat langka. Di Indonesia biofuel baru mulai digunakan pada tahun 2006. Pada tahun 2011, Indonesia menjadi negara ke-6 penghasil biofuel, tetapi setelah itu Indonesia mulai dikalahkan negara-negara lain seperti Spanyol, Italia, dan Thailand. Hal menarik seperti ini seakan lenyap begitu saja seiring dengan mundurnya prestasi Indonesia tersebut di mata dunia. Idealnya, Indonesia sebagai negara agraris dapat mempertahankan prestasinya terkait penggunaan biofuel. Sumber biofuel dapat dengan mudah tumbuh di Indonesia. Tak jarang masyarakat Indonesia menanam menanam kedelai, jagung, dan jarak. Bahkan limbah tanaman-tanaman tersebut bisa dijadikan biofuel. Dalam hal ini, Pemerintah Indonesia dapat melakukan pengalihan subsidi energi. Subsidi yang biasa digunakan bahan bakar minyak (BBM) dapat dialihkan untuk sumber bahan bakar alternatif yang telah disebutkan di atas.

Pemberdayaan sumber energi alternatif dapat menjadi kado terindah pada HUT ke-72 RI. Dengan pemberdayaan sumber energi alternatif yang efektif dan cepat semoga menjadikan Indonesia lebih maju di sektor energi. Pemaksimalan pemberdayaan sumber energi alternatif dan meminimalkan penggunaan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui. Sumber energi alternatif selain lebih efisien juga ramah lingkungan (dapat mengurangi jumlah polusi di Indonesia). Selain itu, energi juga sangat memengaruhi pembangunan Indonesia. Untuk Indonesia yang lebih maju, dibutuhkan banyak energi. Hal ini memperkuat bukti bahwa perlu adanya pelaksanaan program pemberdayaan sumber energi alternatif. Sumber Energi alternatif untuk Indonesia yang lebih baik!

Nama Penulis : Vynna Alviolina Indriyana

Asal sekolah : SMPN 1 Tambun Selatan

Alamat : Perum. Taman Raya Bekasi Blok N2 NO.7, Kec. Tambun Selatan, Kab. Bekasi

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Good News From Indonesia lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Good News From Indonesia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini