Perbanyak Sekolah Inklusi Untuk Pemerataan Pendidikan Di Indonesia

Perbanyak Sekolah Inklusi Untuk Pemerataan Pendidikan Di Indonesia
info gambar utama

Nada namaku. Aku adalah salah satu murid di International Green School Sumedang. Umurku 11 tahun dan aku kelas 5 SD sekarang. Aku adalah salah satu anak yang memiliki impian besar untuk Indonesia. Indonesia merupakan negara yang berkembang. Banyak perkembangan yang dialami oleh Indonesia, termasuk masalah pendidikan. Namun, sekarang ini dunia pendidikan mulai lemah. Karena adanya perkembangan teknologi membuat anak bangsa menjadi anak yang memiliki karakter buruk. Itulah yang harus kita cegah agar tidak semakin banyak anak yang menyalahgunakan teknologi. Banyak anak sekarang yang melawan orang tua dan gurunya seolah-olah mereka tidak pernah mempelajari karakter di sekolah. Ada juga anak yang masih kecil pacaran mereka seolah-olah menirukan orang dewasa. Menurut aku, mereka terbawa arus globalisasi. Mereka memanfaaatkan teknologi untuk hal negatif. Bukan hanya masalah perkembangan teknologi yang dialami pendidikan di Indonesia sekarang, tapi pendidikan belum merata. Banyak anak yang tidak bersekolah karena dianggap tidak layak bersekolah. Padahal semua anak menurutku harus bersekolah. Mereka yang tidak bersekolah dianggap tidak sesuai syarat. Contohnya anak yang berkebutuhan khusus. Bahkan, di sekolah tertentu anak yang berkebutuhan khusus tidak diterima. Mereka boleh bersekolah, tapi harus ke sekolah luar biasa. Padahal, belum tentu seperti itu.

Negara kita memiliki Semboyan Bhineka Tunggal Ika. Dimana Bhineka Tunggal Ika itu memiliki arti berbeda beda tetapi tetap satu tujuan. Begitu juga dalam pendidikan, kita harus menerapkannya. Kita harus memiliki takad kalau setiap orang harus memperoleh pendidikan, karena menurut aku, pendidikan merupakan hal penting bagi kehidupan.

Setiap sekolah memiliki murid dari berbeda-beda. Salah satunya disekolahku. Ada banyak siswa yang berkebutuhan khusus dengan karakter yang berbeda. Sehingga, aku dan teman-teman bisa belajar menerimana karakter mereka. Jika aku hitung, mungkin jumlahnya ada tujuh orang. Salah satunya ada di kelasku. Terkadang kami sering menerima perbedaaan, tetapi aku dan teman-teman diajarkan untuk menerima mereka dan saling merangkul. Aku takut melihat kejadian sekarang. Karena perbedaan, mereka saling pada bully yang akhirnya membuat anak-anak trauma. Bahkan, aku menonton berita di televisi, ada anak kelas 2 yang meninggal oleh temennya akibat bully di Sukabumi. Aku semakin takut. Tapi, aku tidak khawatir. Justru aku beruntung bisa bersekolah di sekolah yang berbeda dengan yang lain.

Aku bangga bisa bersekolah di International Green School Sumedang. Aku bersekolah di sekolah yang memiliki konsep inklusi dan sekolah yang memakai teknologi. Sekolah inklusi adalah sekolah yang tidak membeda-bedakan siswanya. Setiap anak bisa diterima disana, termasuk anak berkebutuhan khusus. Aku juga sekelas dengan ABK. Kadang aku juga suka merasa kasihan. Bagaimana kalau aku yang mengalaminya. Guru aku selalu ngomong, “setiap anak tidak ada yang normal, hanya saja memiliki kelebihan dan kekurangan”. Penanaman karakter yang kuat. Bukan hanya itu, aku dan teman-teman juga diajarkan untuk mengikuti perkembangan teknologi. Tapi, untuk hal-hal yang baik yang positif. Contohnya untuk belajar dan mencari informasi tentang homechallange yang diberikan guru aku.

Menurut aku, sekolah inklusi merupakan pilihan tepat untuk pemerataan pendidikan. Dengan begitu, perbedaaan yang ada dijadikan pelajaran dan pengalaman bagi anak-anak. Karena aku sendiri mengalaminya. Terkadang, aku merasa sedih jika aku melihat ada anak yang tidak diperbolehkan bersekolah karena berkebutuhan khusus. Aku ingin semua anak berhak mendapatkan pendidikan yang layak. Mereka berhak mendapatkan pendidikan yang sama.

Aku ingin ada sekolah seperti Green School Sumedang ada di daerah-daerah lain. Malah banyak diIndonesia. Dengan begitu, semua anak-anak yang ada di Indonesia bisa bersekolah. Karena di sekolah diajarkan untuk saling menerima perbedaan, makanya nanti pem-bully-an jadi tidak ada. Justru yang ada jadi belajar saling menerima dan menyayangi. Aku yakin, Indonesia akan menjadi negara yang maju. Aku juga setuju dengan sekolah yang menerapkan teknologi, tapi untuk hal-hal baik. Jadi kita tidak ketinggalan zaman. Agar kita mampu bersaing dengan negara-negara lain. Itulah impianku untuk Indonesia, semoga segera terwujud.

Nama : Nada Lamis.

Alamat : Paseh, (Sumedang).

Sekolah : International Green School Sumedang.

Kelas : 5th grade.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Good News From Indonesia lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Good News From Indonesia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini