Beasiswa Seni dan Budaya, Jadi Sarana Pemuda Dunia Mengenal Indonesia

Beasiswa Seni dan Budaya, Jadi Sarana Pemuda Dunia Mengenal Indonesia
info gambar utama

Hubungan sebuah negara dengan negara lainnya kerap kali dilakukan dalam forum diplomasi. Bernegosiasi dan berbincang atau bahkan juga lewat perdebatan. Namun ternyata dalam berdiplomasi juga terdapat bentuk lain yakni lewat pengenalan seni dan budaya seperti yang dilakukan oleh Kementerian Luar Negeri RI lewat Beasiswa Seni Dan Budaya Indonesia (BSBI). Beasiswa ini diberikan pada puluhan anak muda dari dalam dan luar negeri untuk menjadi Friends of Indonesia, atau Sahabat Indonesia.

Sahabat Indonesia merupakan para penerima BSBI yang telah mengikuti program belajar budaya dan seni Indonesia secara intensif selama tiga bulan di berbagai kota di Indonesia. Selama tiga bulan tersebut mereka belajar dan berinteraksi dengan masyarakat lokal dan dibiayai. Setelah mendalami budaya Indonesia, di penghujung program mereka diwajibkan untuk menampilkan apa yang telah mereka pelajari di ajang Indonesia Channel yang ditonton masyarakat luas. Harapannya lewat program ini tidak hanya masyarakat Indonesia saja yang mengenal seni dan budaya lokal tetapi juga masyarakat internasional.

Direktur Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri, Al Busyra Basnur menjelaskan bahwa tujuan utama dari program BSBI adalah untuk memanfaatkan softpower diplomacy atau diplomasi halus. Diplomasi halus tersebut berupa people to people contact. "Artinya hubungan antara satu orang dengan orang lainnya bisa kita tingkatkan, bisa kita pererat, perkuat," katanya pada GNFI (15/08) di Surabaya.

Busyra juga mengungkapkan bahwa program yang telah dimulai sejak tahun 2003 ini telah memiliki alumni sebanyak 776 orang dari 69 negara di dunia. Mereka adalah sahabat-sahabat Indonesia. "BSBI memperbanyak sahabat-sahabat kita ini terutama kalangan anak-anak muda, dan melalui nilai-nilai seni dan budaya kita harapkan indonesia akan semakin maju, indonesia semakin punya lebih banyak sahabat, yang dimana kita bisa mempererat dan meningkatkan, nilai-nilai persahabatan yang pada akhirnya nanti bermuara pada kerjasama yang riil," jelasnya.

Para peserta BSBI saat pembukaan program di Jakarta 7 Mei 2017.(Foto: dok. Kemenlu)
info gambar

Dirinya menilai peminat program BSBI setiap tahunnya terus bertambah. Pada tahun 2017 sendiri tercatat lebih dari 500 orang dari berbagai negara mendaftar untuk bisa mendapatkan beasiswa ini. Pada tahun ini pula, terdapat 6 negara partner baru yang terlibat menerima beasiswa, yakni dari Argentina, Belgia, Kirgistan, Meksiko, Ukraina, dan Tajikistan.

Meski banyak menjadi magnet bagi masyrakat internasional, pada akhirnya juga ditujukan untuk kemajuan bangsa Indonesia. Oleh karena itu lewat program ini diharapkan masyarakat Indonesia mampu cinta dengan seni dan budaya Indonesia. "Kita juga mengharapkan rasa cinta anak-anak muda terhadap seni dan budaya Indonesia yang kita miliki akan terpelihara dengan baik. Kalau bisa malah semakin kuat dan semakin besar," ujar Busyra.

Menampilkan Budaya dan Seni Indonesia

Rasa cinta pada kekayaan Indonesia diwujudkan dengan mengenalkan dan melatih anak bangsa serta pemuda-pemudi dunia untuk mengenal seni dan budaya Indonesia. Selama tiga bulan mereka diajari menari, bermain musik dan juga berinteraksi dengan masyarakat lokal di sanggar-sanggar seni yang terletak beberapa kota di Indonesia. Seperti sanggar seni Studio Tydiff di Surabaya, Jawa Timur, sanggar seni Universitas Pembangunan Nasional (UPN) di Yogyakarta, Sanggar Samarandana di Denpasar, Bali, Rumah Budaya Rumata di Makassar, Sulawesi Selatan dan Sanggar Sofiyani di Padang, Sumatra Barat. Puncaknya pada malam penutupan program, mereka diharuskan tampil di atas panggung Indonesia Channel.

Indonesia Channel merupakan pertunjukan pamungkas yang memamerkan kebolehan para penerima BSBI dalam bentuk pertunjukan kolosal. Setiap kelompok yang telah dilatih selama tiga bulan tersebut akan unjuk kebolehannya masing-masing secara beregu. Di malam ini pula, Kemenlu menunjukkan bagaimana masyarakat dunia mengenal budaya dan seni Indonesia kepada masyarakat Indonesia.

Penampilan peserta BSBI dari sanggar Samarandana, Denpasar (Foto: Bagus DR/GNFI)
info gambar
Penampilan peserta BSBI dari Sanggar Tydif, Surabaya (Foto: Bagus DR/GNFI)
info gambar
Penampilan peserta BSBI dari Sanggar UPN, Yogyakarta (Foto: Bagus DR/GNFI)
info gambar

Seperti yang terjadi dalam Indonesia Channel 2017 yang berlangsung pada 18 Agustus 2017 yang lalu. Malam itu, sebanyak 58 pemuda-pemudi dari berbagai latar belakang dan negara tampil di hadapan masyarakat kota Surabaya. Di kota pahlawan tersebut mereka menampilkan berbagai tarian seperti Tari Piring dari Padang, Tari Gugur Gunung dari Yogyakarta, Tari Tondok Lempongan dari Makassar, Tari Sampur Urban dari Bali, Tari Wira Tanaya dari Bali dan lain-lain.

Tidak hanya tari-tarian, para pemuda dunia yang mayoritas adalah baru pertama kali mengenal budaya Indonesia tersebut juga menampilkan permainan musik seperti Musik Tak Tong-Tong dari Padang, Musik Tabuh Kreasi Nusantara dari Bali, Musik Bandhowo Taruno dari Yogyakarta, Musik Prahu Layar dari Yogyakarta dan banyak lainnya.

Berbagai tarian dan musik tersebut merupakan seni tradisional yang telah mendapat sentuhan-sentuhan baru dari sanggar masing-masing. Tak pelak, penampilan mereka terlihat sangat luwes dan berhasil memukau 1.000 lebih hadirin di gedung Empire Palace.

Walikota Surabaya saat berada di Indonesia Channel 2017 di Surabaya (Foto: Bagus DR/GNFI)
info gambar

Walikota Surabaya, Tri Rismaharini dalam sambutannya ia mengungkapkan kekagumannya pada para peserta Indonesia Channel 2017.

"Saya bergembira Ibu menteri. Bahkan rumah saya gempar karena semua menari bersama-sama (beberapa hari sebelumnya). Ternyata kita bisa menjadi keluarga besar yang luar biasa sehingga. Kita bisa membaur dari seluruh bangsa di dunia. yang mengerti tentang budaya dan kesenian di indonesia. Dan mereka sudah fasih berbahasa indonesia," ujarnya.

Kekaguman juga disampaikan oleh beberapa penonton yang hadir malam itu.

"Luar biasa, mahasiswa asing bisa ikut dalam pentas seni Indonesia," kata Roma, mahasiswa Universitas Airlangga.

Respon serupa juga disampaikan oleh Bella, seorang mahasiswa dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

"Seru banget acaranya, saya merasa termotivasi. Sebab padahal saya orang Indonesia namun tidak bisa seni-seni dan budaya Indonesia. Indonesia Channel 2017 melebihi ekspektasi saya, saya bisa meniru semangat mereka," ujar mahasiswi jurusan Desain Komunikasi Visual itu.

Kesan-kesan Penerima BSBI

Beberapa penerima BSBI yang datang dari berbagai negara mengakui bahwa beasiswa ini merupakan salah satu beasiswa yang mereka anggap mampu mengubah hidup mereka. Haziq Putra bin Mohamed Razif misalnya yang mengaku bahwa dirinya sangat antusias mempelajari batik dari Indonesia. Berkat beasiswa ini dirinya bahkan tidak hanya belajar batik tetapi juga mempelajari kesenian lain dari Indonesia.

"Saya tertarik dengan batik dan kami juga belajar tarian-tarian jawa," kata pemuda 21 tahun yang berprofesi sebagai desainer grafis itu dalam bahasa Inggris.

Haziq juga menjelaskan bahwa menari adalah hal yang baru bagi dirinya. Meski baru pertama kali, ia akhirnya bisa untuk mengapresiasi dan menghargai setiap gerakan-gerakan tari. Ia juga kemudian menjelaskan bahwa dirinya berencana untuk bisa mendalami batik di Singapura dan menerapkannya pada desain-desain yang dibuatnya. Termasuk dalam desain garmen yang sering dia kerjakan di negara yang terkenal dengan patung Merlion itu.

Haziq Putra bin Muhamed Razif berpakaian adat Jawa Timur (Foto: Bagus DR/GNFI)
info gambar

Tidak hanya itu, Haziq juga mengungkapkan bahwa dirinya akan kembali lagi ke Surabaya suatu hari nanti untuk mengunjungi keluarga barunya di Studio Tydif.

Komentar serupa juga datang dari Lucille Hendricks yang datang jauh-jauh dari Afrika Selatan. Lucille yang di negara asalnya merupakan seorang penari, telah lama mengidam-idamkan datang ke Bali. Impian itu akhirnya terwujud berkat BSBI yang menempatkannya di sanggar Samarandana Bali dan memberinya pengetahuan tentang tarian-tarian Bali.

"Di sekolah teater tempat saya mengajar tari, saya telah lama mendengar soal tari-tarian Indonesia. Saya sangat merasa diberkati mendapatkan kesempatan untuk ditempatkan di Bali," ujar perempuan berusia 28 tahun tersebut dalam bahasa Inggris.

Lucille Hendricks berpakaian adat Bali (Foto: Bagus DR/GNFI)
info gambar

Lucille yang juga seorang guru tari Ballet di Cape Town tersebut mulanya sangat berharap untuk bisa merasakan dan mempelajari seni dan budaya Indonesia. BSBI akhirnya mewujudkan impiannya tersebut dan belajar tari-tarian Bali. Baginya, pengalaman ini adalah pengalaman yang sangat berharga dan sangat emosional.

"Duduk bersama para penari Bali, melihat mereka menari tarian-tarian yang indah, dan bermain gamelan. It's very magical moment," ungkapnya.

Saat ditanya, apakah dirinya ingin kembali ke Indonesia dengan bersemangat dirinya menjawab akan kembali lagi suatu saat. Ia bisa kembali ke Indonesia untuk belajar lebih banyak tentang budaya dan seni di Indonesia. Tujuannya adalah agar dirinya bisa mengajarkan tari-tarian Indonesia di Afrika Selatan dan berbagi pengalaman agar rekan dan murid-muridnya termotivasi untuk datang ke Indonesia.

Selain Haziq dan Lucille, penerima BSBI juga ada yang berasal dari Indonesia, seperti Uswa Alhamid yang merupakan lulusan Magister Manajemen Universitas Brawijaya, Malang. Uswa menceritakan bagaimana dirinya sangat bersyukur bisa mendapatkan kesempatan menjadi penerima beasiswa ini. Sebab menurutnya, beasiswa ini sacara konkrit mengajak penerima beasiswanya untuk belajar seni dan budaya Indonesia, tidak sekadar mengenal saja.

"Beasiswa seni budaya ini bukan hanya kita pergi untuk melihat budaya di satu tempat, tapi kita dilatih selama tiga bulan untuk menampilkan budaya indonesia yang kita wakili. Itu yang benar-benar menarik perhatian saya untuk mendapat BSBI," jelas perempuan asal Papua itu.

Uswa Alhamid (kiri) berpakaian adat Sulawesi (Foto: Bagus DR/GNFI)
info gambar

Perempuan yang ditempatkan di Makassar itu melanjutkan bahwa berkat beasiswa ini pula dirinya bisa mendapatkan wawasan yang lebih luas tentang budaya Indonesia yang sangat beragam. Sehingga setelah mengenal budaya Makassar dirinya akan bisa mempromosikan budaya Makassar saat berada di luar negeri lagi.

Saat disinggung tentang manfaat program ini untuk diplomasi Indonesia, ia mengungkapkan bahwa program ini akan bisa mempromosikan Indonesia di luar negeri. "Seperti beberapa teman saya, dia berencana untuk mengajar tari makassar di sana (negara asalnya), karena ditempatkan di Makassar dia akhirnya bisa mengajar tari makassar. Ada peserta juga yang menulis buku juga tentang budaya makassar, jadi salah satu impact dari BSBI ini soft diplomacy itu yang paling kuat," jelasnya

Uswa juga berharap agar nantinya, program BSBI dapat terus menjadi sarana pemuda dunia mengenal wajah Indonesia. "Jadi kalau di luar negeri, orang indonesia dikesankan tipikal orang asia yang ramah dan murah senyum, makanya ada lagu seperti di hymne kita di BSBI, wajah tetap tersenyum di mana saja, karena orang indonesia itu ramah-ramah," tutupnya.

Para Alumni Menjadi Pintu Diplomasi Indonesia di Berbagai Negara.

Menariknya, para alumni-alumni BSBI sebagaimana dijelaskan oleh Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi dalam sambutannya pada Indonesia Channel 2017 Jumat (18/08) yang lalu telah banyak membuat karya dan mempromosikan kebudayaan dan kesenian Indonesia di negaranya masing-masing.

"Lulusan dari belanda, mereka mendirikan apa yang dinamakan, indonesia-netherland youth society, di fiji, alumni dari fiji, established dance group, called rako pacifica, peserta dari perancis telah membuat satu film documentary, mengenai, tarian pakarena, kemudian satu peserta dari korea selatan, telah meluncurkan satu album dangdut, yang diberi nama, papa-mama di seoul.

Anastasia Wessel, alumnus BSBI Yogyakarta 2016 (Foto: Bagus DR/GNFI)
info gambar

Annastasia Wessel, seorang mahasiswa studi Asia Tenggara dari University of Frankfurt yang juga penerima BSBI pada tahun 2016 mengungkapkan bahwa Nusantara memiliki banyak sekali kekayaan budaya yang membuatnya kembali lagi ke Indonesia. Dirinya bahkan dalam ajang Indonesia Channel 2017 turut tampil dalam pertunjukan ludruk bersama Cak Brodin yang telah terkenal di Surabaya. Dirinya menampilkan lawakan-lawakan yang mampu mengundang tawa penonton. Perempuan berusia 27 tahun itu bahkan juga mampu berbahasa Indonesia dan Jawa secara fasih.

"Beasiswa BSBI memengaruhi hidup saya dan bahkan secara profesional. Saya bisa meningkatkan kemampuan bahasa. Mengenal budaya Jawa, bahasa, tarian. Mendapat beasiswa ini adalah kesempatan yang besar bagi saya," ujar perempuan yang akrab dipanggil Anna itu.

Saat ditanya mengapa tertarik dengan Indonesia, dirinya menjelaskan bahwa alasan mengapa dirinya tertarik dengan Indonesia adalah karena budaya dan seni di Indonesia sangatlah banyak dan kaya. Meski beragam, menurutnya Indonesia sebagai sebuah bangsa tetap bisa hidup dengan damai.

"Budaya Indonesia sangat kaya dan beragam. Dalam satu bangsa, dan semua bisa hidup harmonis bersama. Budaya dan seni itupun memiliki ruang untuk tumbuh," lanjunya.

Dirinya berharap, para penerima BSBI di masa mendatang bisa merasakan pengalaman yang baik seperti yang dialaminya. Dan berharap akan lebih banyak pemuda dunia yang datang untuk mempelajari budaya dan seni Indonesia.

Seluruh peserta BSBI 2017 menari bersama bendera Merah Putih (Foto: Bagus DR/GNFI)
info gambar

Mengenal Indonesia, Menjadi Friends of Indonesia

Sebagaimana dijelaskan dalam sambutannya, Menteri Retno Marsudi mengatakan bahwa lewat beasiswa inilah Indonesia membangun jembatan-jembatan untuk saling memahami antara satu dan lainnya. Sebagai sebuah masyarakat dunia.

"Belajar budaya, dari sebuah negara berarti juga belajar mengenai masyarakatnya. Belajar bagaimana masyarakat satu negara berpola pikir," jelasnya.

Ia kemudian berharap agar pertemanan dan persahabatan para peserta akan bisa terus hidup di manapun mereka berada. "I hope the participant of the scholarships, will carry with you the spirit of memories of indonesia, whenever you go, you are now the ambassadors of indonesia, you are now friends of indonesia," pesan Menteri Retno.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini