Politeknik Ketenagakerjaan, Jawaban atas Kebutuhan Industri Indonesia

Politeknik Ketenagakerjaan, Jawaban atas Kebutuhan Industri Indonesia
info gambar utama

Adanya spesifikasi dan spesialisasi terhadap pendidikan yang dibutuhkan oleh masyarakat menggugah tim dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) dan Kementerian Pendayagunaan Apartur Negara (Kemenpan) untuk membangun lembaga guna menyiapkan tenaga kerja yang terampil. Tim dari Kemnaker dan Kemenpan tengah mempersiapkan pembangunan Politeknik Ketenagakerjaan (Polteknaker). Ide pembangunan lembaga vokasi ini diprakarsai oleh Bapak M. Hanif Dhakiri selaku Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) RI.

Latar belakang pembangunan diketahui dari adanya ketidaksesuaian antara pendidikan dan pekerjaan. Oleh karena itu, pendirian lembaga pendidikan telah memperhatikan kebutuhan masyarakat serta persiapan sarana dan prasarana. Sehingga lulusan dapat langsung diterima kerja karena jurusan yang dibangun sesuai dengan kebutuhan dunia industri. Menurut Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan, Hery Sudarmanto, Politeknik Ketenagakerjaan dibangun untuk meningkatkan kompetensi, praktek dan sikap calon pekerja.

Sejauh ini kemenpan telah melakukan peninjauan ke beberapa balai latihan milik Kemnaker untuk disurvei kelayakannya, hingga kedepannya balai-balai tersebut akan dijadikan sebagai gedung kampus. Pada hari Rabu tanggal 6 September 2017 lalu, Kemenpan telah mengunjungi Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Bekasi yang berlokasi di Jalan Guntur Raya No. 1, Kayuringin Jaya, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jawa Barat sebagai salah satu langkah persiapan.

Menurut harianterbit.co, kehadiran Politeknik Ketenagakerjaan akan dimulai pada tahun ajaran ini. Nantinya mahasiswa yang mendaftar di Polteknaker bukan hanya para lulusan SMA saja, tetapi kalangan pekerja, pengusaha bahkan unsur Aparat Sipil Negara (ASN) dapat belajar di lembaga pendidikan ini. Politeknik dipilih karena program studi yang dibutuhkan berupa diploma dengan mempertimbangkan prioritas kebutuhan masyarakat. Program studi (prodi) atau jurusan yang dibangun terdiri dari Diploma 4 Keselematan dan Kesehatan Kerja (K3), Diploma 4 Relasi Industri, Diploma 3 Manajemen Sumber Daya Manusia. Pemilihan prodi telah meminta lisensi dari Dikti. Sampai saat ini, tenaga pengajar diserap dari birokrat Kemnaker dan para pemangku kepentingan lain. Mekanisme belajar mengajar lembaga politeknik dilakukan dengan 70 persen praktik dan 30 persen keilmuan. Kesiapan proses belajar mengajar telah ditandai dengan adanya fasilitas kelas dan laboratorium serta pola belajar yang telah disusun. Kedepannya Politeknik Ketenagakerjaan juga akan menyediakan program sertifikasi kepapada para peserta didiknya.


Sumber: liputan6.com, merdeka.com, liputanindonesianews.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini