Laura Aurelia Dinda, Gadis Cantik Si Peraih Emas Pertama Untuk Indonesia Di ASEAN Para Games 2017

Laura Aurelia Dinda, Gadis Cantik Si Peraih Emas Pertama Untuk Indonesia Di ASEAN Para Games 2017
info gambar utama

Perenang putri kelas S6, Laura Aurelia Dinda menjadi atlet pertama yang menyumbang emas bagi kontingen Indonesia di ajang ASEAN Para Games, Senin (18/9). Tampil di nomor 100 meter gaya bebas putri S6, Laura menjadi yang terbaik dengan catatan waktu 30,27 detik.

Hebatnya, selain menyabet emas, Laura juga memecahkan rekor ASEAN Para Games di nomor ini yang sebelumnya dipegang perenang Thailand, Thongbai Chaisawas dengan satu menit 30,77 detik di tahun 2011.

Laura menjadi yang tercepat dengan catatan waktu 01;30.27 detik, mengalahkan wakil dari Singapura Theresa Rui Si Goh dengan catatan 1;42.64 detik dan Riyanti asal Indonesia dengan catatan waktu 1;50.91.64 detik.

Laura Aurelia Dinda, tampil di nomor 100 meter gaya bebas di kelas S6, menjadi atlet pertama bagi Indonesia yang menyumbang medali emas di ajang ASEAN Para Games | kompas.com
info gambar

Gadis kelahiran Pekanbaru 22 September 1999 mengakui sempat dihantui rasa takut sehingga kakinya susah untuk melangkah. Bahkan, saat melakoni lomba hanya kayuhan tangannya yang membawanya ke garis finis.

“Awalnya saya takut karena lawan yang saya hadapi dari Singapura sangat bagus. Kaki saya melangkah berat,” ujar Laura.

Senyuman yang mengembang pun tak pernah lepas dari wajahnya setelah menjadi yang tercepat mengalahkan rivalnya, terlebih ini kali pertamanya ia tampil dalam ajang ASEAN Para Games.

Laura pun mengatakan jika rasa takutnya itu hilang setelah ia melompat dari papan start. Berdiri di lintasan tiga National Aquatic Center, Bukit Jalil Sports City, Laura langsung meluncur seperti halnya jet. Theresa Goh asal Singapura yang ditakutinya malah tertinggal jauh di belakang.

Laura menyumbangkan medali emas kepada kontingen Indonesia | kompas
info gambar

“Senang dan bangga itu pasti. Saya fokus dan tidak melihat lawan. Saya takut karena lawan yang saya hadapi dari Singapura sangat bagus,” ucap Laura.

Sejak kelas 3 SD , ia telah menekuni olahraga renang karena terkena asma sejak kecil. Lama kelamaan olahraga ini menjadi hobi untuknya.

“Namun, saat Popda dua tahun lalu saya terjatuh di kamar mandi. Tulang saya patah, ya terus, jadi seperti ini. Saya berenang tanpa kaki,” tambah Laura sembari menunjuk ke arah kursi roda.

Lewat Kayuhan Tangan Laura Berhasil Meraih Emas | kumparan
info gambar

Kedua orang tuannya pun sangat mendukung dia dalam menekuni dunia olahraga renang untuk menjadi seorang atlet.

Selain itu, Mahasiswa Universitas Gajah Mada, Yogyakarta ini pun pernah mewakili Kalimantan Timur tampil di Pekan Olahraga Daerah 2016 Popda saat kedua kakinya masih normal. Namun, setelah musibah tersebut, tantangan demi tantangan harus dilalui oleh Laura.

“Teman-teman saya yang atlet normal sering bertanya: Ngapain sih ikutan yang kaya gitu? Kenapa gak berhenti aja?,” jelas Laura saat menirukan pertanyaan dari rekannya.

Saat Laura Menerima Kalung Medali | Antara
info gambar

Tetapi, Laura tidak menggubris ucapan temannya sama sekali. Laura terus fokus melatih dirinya di kolom renang tiap hari selama 2 jam. Tak ada kamus baginya menyerah meski harus berenang tanpa gerakan kaki.

Laura seakan mengajarkan kita semua bahwa kesuksesan itu datang dari diri sendiri, sekali pun dibentengi dengan keterbatasan namun dirinya mampu menembus keterbatasan itu.

Kini, Laura menjadi pembuka kran emas bagi Indonesia dalam ajang ASEAN Para Games 2017. Capaiannya juga menjadi cambuk penyemangat bagi atlet renang lainnya untuk bisa membawa nama Indonesia menjadi juara umum.

Laura sosok yang tidak patah semangat dalam meraih cita-citanya | kompas.com
info gambar


Sumber: berbagai sumber

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini