SATUKAN TIGA KEGIATAN, PENS HELAT INTERNATIONAL ELECTRONICS SYMPOSIUM (IES) 2017

SATUKAN TIGA KEGIATAN, PENS HELAT INTERNATIONAL ELECTRONICS SYMPOSIUM (IES) 2017
info gambar utama

Surabaya, 26 September 2017

Rabu-Kamis, (26-27 September 2017) PENS mengadakan Simposium internasional bertemakan Cyber-Physical Systems to Promote Sustainable Energy and Environment-Friendly Development. Dihadiri oleh beberapa narasumber dari dalam dan luar negeri, IES ke 19 ini menggabungkan 3 even sekaligus, yaitu KCIC International Electronics Symposium on Knowledge Creation and Intelligent Computing (IES-KCIC), International Electronics Symposium on Engineering Technology and Applications (IES-ETA) dan Extended Job Fair.

“Acara tahun ini lebih kompetitif, mengingat dari 180 an paper yang masuk, terseleksi sekitar 100 an yang terbaik yang akan dipresentasikan. Selain itu ini akan menjadi ajang pertemuan bagi 3 pihak sekaligus, yaitu pemerintah, industry dan akademisi, guna mengembangkan dan menyelaraskan pengembangan teknologi ke depan,”kata Tri Harsono, Ph.D, General Chairman IES 2017.

Masih kata Tri Harsono, inilah yang disebut triple helix, dimana ketiga pilar ini bersama-sama membangun sebuah kondisi. Di beberapa negara maju seperti Amerika, Jepang, Jerman dan negara maju lainnya triple helix ini sudah berlangsung bertahun-tahun, sementara hal ini belum berlaku di Indonesia. IES 2017 ini berupaya mewujudkan triple helix tersebut. “Bisa jadi ini symposium pertama di Indonesia yang mencoba melaksanakan triple helix, dengan menghadirkan akademisi, industry dan pemerintah. Karena kebanyakan symposium atau seminar yang ada di Indonesia hanya menghadirkan para akademisi dan researcher dari university,”katanya.

Pembicara yang turut mendukung acara inipun jumlahnya meningkat dibandingkan di tahun-tahun sebelumnya, dalam bidang yang berbeda pula. Ada 4 bidang workshop pula, diantaranya Engineering Service learning, Global Environmental Systems Leaders (GESL), Digital Broadcasting, dan Facing the Indonesia Smart E-Government.

IES 2017 juga menyajikan teknologi Cyber Physical System (CPS) yang ke depannya akan menjadi fundamental dalam implementasi pengembangan smart city. Teknologi ini merupakan sistem yang akan mengatur dan mengintegrasikan dari sistem yang secara fisik telah ada dan terimplementasi dalam smart city. Di masa yang akan datang sistem berupa fisik akan menjadi sub sistem yang akan dikelola melalui teknologi CPS.

CPS menjadi salah satu track konferen dimana para peneliti dari dalam dan luar negeri mempresentasikan hasil karya dan penelitiannya. Ada sekitar 20 paper ilmiah yang berhubungan dengan CPS dari 150 paper ilmiah dengan topik dan track yang berbeda. Surabaya adalah salah satu kota yang menjadi cikal bakal aplikasi teknologi smart city dimana bentuk physical system sudah mulai dikembangkan sebagai contoh e-gov, sistem transportasi, dan lain sebagainya.

“Dengan kontribusi dari para peneliti yang berpartisipasi dalam IES 2017 ini harapannya adalah teknologi smart city akan menjadi bagian dari pengembangan kota surabaya dan kota-kota lainnya di Indonesia. Dampak ke depannya, tata kelola perkotaan menjadi semakin baik, otomatis meningkatkan pelayanan kepada publik,”imbuh beliau.

Pembicara terundang diantaranya Iwan Agung Firstantara (PJB Indonesia), Arthur Siahaan (Cisco Systems Indonesia), Dr. Hammam Riza (BPPT), Prof Hamzah Hilal (BPPT) dan Walikota Surabaya Dr. Tri Rismaharini yang kerap disapa bu Risma (dalam konfirmasi).

Rencananya, PENS akan menyampaikan penghargaan kepada Pemerintah Kota Surabaya. “Selaras dengan visi kota Surabaya sebagai Smart city di tahun 2025, penghargaan ini kami dedikasikan untuk upaya Surabaya dalam mewujudkan Smart city,”kata Direktur PENS, Dr. Zainal Arief, MT.

Kegiatan lainnya yang menarik yaitu hadirnya beberapa industry yang ikut menyemarakkan IES 2017. “Sebelumnya telah diadakan Job fair pada tanggal 13-14 September 2017 dan kemudian diextend 26-27 September 2017. Pihak industry mengenalkan teknologinya sementara perguruan tinggi mengenalkan produk Perguruan Tinggi hasil karya mahasiswa maupun akademisi lainnya. Link ini harus diperkuat, salah satunya dengan kegiatan semacam ini,”kata Zainal. (humas)


Sumber: humas

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini