Yuk Intip Sekolah Pencak Silat Terbesar di Jerman!

Yuk Intip Sekolah Pencak Silat Terbesar di Jerman!
info gambar utama

Banyak sekolah silat yang berdiri di daratan Eropa, mulai Austria hingga Prancis. Bela diri asal Indonesia ini terus digandrungi warga Benua Biru. Salah satu sekolah pencak silat yang tergolong cukup lama mempromosikan jurus-jurus silat di Eropa adalah SiGePi (Silat Gerak Pilihan).

Sekolah silat yang bermarkas di Rheinstraße 45, 12161 Berlin, Jerman, mulai mengajarkan ilmu-ilmu silat sejak 1981. Octav Dirgantara Setiadji, pendiri SiGePi, adalah sosok yang mempopulerkan seni beladiri Tanah Air tersebut di ibu kota Jerman.

Perjalanannya mengajar silat dimulai pada Agustus 1981 pada acara Malam Kesenian Indonesia di Alte TU Mensa (Technische Universität Berlin). Dengan berpartisipasi di acara itu, Octav mulai membuka mata warga Berlin tentang pencak silat.

Foto: Bola.com
info gambar

"Saat itu saya dibantu PPI (Persatuan Pelajar Indonesia) Berlin. Saya demonstrasi pencak silat di kampus-kampus. Alhamdulilah responnya cukup bagus," ucap Octav kepada Bola.comyang mengunjungi sekolah SiGePi belum lama ini.

"Dalam perkembangan selanjutnya jumlah peminat dari Indonesia menjadi berkurang tetapi jumlah warga Jerman semakin bertambah banyak yang tertarik belajar dan berlatih SiGePi," kata Octav.

Pada 2011 Octav mendirikan sekolah Pencak Silat pertama di Berlin khususnya dan di Jerman umumnya dengan nama SiGePi Institut di daerah Berlin- Steglitz.

Foto: Bola.com
info gambar

Selain statusnya sebagai sekolah silat-satunya yang berbadan hukum, sekolah SiGePi boleh dibilang satu-satunya padepokan silat yang berani membuka sekolah dengan menyewa apartemen dan merenovasinya untuk dijadikan tempat berlatih.

Biasanya, sekolah silat masih menggunakan fasilitas ruang olahraga di universitas atau sekolah-sekolah umum di Jerman.

Anggota SiGePi yang masih aktif sampai saat ini dan tersebar di Jerman , seperti di TU Darmstadt, TU Berlin, dan di SiGePi Institut Berlin, ada 200 orang dan 95 persen di antaranya adalah warga Jerman. Octav sebagai guru besar melatih sedikitnya 100 murid di Berlin.

Foto: Bola.com
info gambar

Niklas Richter, salah satu murid SiGePi yang sudah lima tahun berlatih di bawah arahan Octav, mengaku sejak menekuni silat jadi banyak belajar tentang budaya Indonesia.

’’Selain itu juga, daya fokus dan konsentrasi saya semakin membaik. Sebelum berlatih silat, biasanya saya cepat letih setelah pulang sekolah. Sekarang ini sudah tidak lagi. Banyak hal positif yang saya dapat dari didikan Pak Octav,’’ ujar murid SiGePi berusia 16 tahun ini.

Salah satu 'alumni' dari SiGePi juga telah berkarir menjadi wasit silat internasional. Ditemui saat turnamen silat Austria Terbuka 2017, Martin Abbass Yacoub menyapa Bola.com.

Martin Abbass Yacoub (tengah) memimpin salah satu pertandingan kategori putra pada Austria Terbuka 2017. Foto: Bola.com/Reza Khomaini
info gambar

‘‘Saya berguru silat waktu berusia 19 tahun. Guru pertama saya Bapak Oktav Setiadji,‘‘ ucap pria keturunan Irak ini yang jago berbahasa Indonesia.

"Kebetulan Pak Oktav punya sekolah Silat Gerak Pilihan Institut. Di sekolah itu saya belajar silat,‘‘ tambahnya

Selain menekuni beladiri silat dan pendidikan wasit, Martin juga belajar bahasa Indonesia. Bagaimana pun juga, pesilat dan wasit silat harus bisa bahasa leluhur pencak silat.

Menurut dia, semua kata-kata yang digunakan wasit dalam memimpin pertandingan adalah Bahasa Indonesia. ’’Kata seperti Bersedia dan Mulai. Itu wajib diucapkan wasit silat sebagai aba-aba untuk dua pesilat yang akan tanding. Kata-katanya semua dalam Bahasa Indonesia dan itu internasional,’’ pungkas Martin.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Indah Gilang Pusparani lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Indah Gilang Pusparani.

Terima kasih telah membaca sampai di sini