Sebagaimana diberitakan laman resmi Telkom Indonesia tiga mahasiswa yang terdiri dari Regina Eunike Febby, Steven Aditya, dan Yosua Nathanael itu menciptakan produk bernama Share Cup. Berkat gelas kertas ini, mereka berhasil menjadi juara Socio Digi Leaders (SDL) 2017 yang diadakan oleh Telkom Indonesia di Bandung Digital Valley (27/9).
Share Cup pada prinsipnya adalah berusaha untuk menciptakan sebuah gelas kertas ramah lingkungan yang memunculkan iklan. Regina, Steven dan Yosua menganggap bahwa bila orang yang sedang menggunakan minuman tersebut selama 15 menit untuk menghabiskan minuman maka paparan iklan lewat gelas itu jauh lebih lama dibandingkan sebuah iklan di televisi. Sehingga beriklan lewat media gelas akan lebih efektif dan efisien.
Menariknya, aspek teknologi yang digunakan dalam ide ini adalah melalui sistem aplikasi yang akan memberikan notifikasi otomatis untuk memberitahukan apabila gelas kertas yang disediakan tersebut telah habis. Sehingga gelas akan bisa dengan segera dipasok kembali.

Berkat produk yang mereka buat, mereka dapat mendirikan sebuah startup yang bergerak dibidang pemasaran dan periklanan. Selain itu mereka juga berhak untuk mendapatkan beasiswa untuk studi banding dunia wirausaha ke Eropa, Hongkong, dan Singapura sebesar 60 juta rupiah. Ini adalah sebuah bentuk karya kreatif yang berangkat dari sebuah semangat kewirausahaan meskipun ketiganya bukan berasal dari latar belakang teknologi.
Sementara itu Direktur Human Capital Management Telkom Indonesia Herdy Harman menjelaskan bahwa lewat program ini Telkom berharap untuk bisa mendorong generasi muda yang mampu menyelesaikan masalah.
“Melalui Program SDL ini, Telkom berharap dapat melahirkan generasi muda yang berwawasan luas dan memiliki solusi untuk memecahkan berbagai permasalahan sosial di Indonesia dan bahkan permasalahan dunia, baik itu solusi berbasis digital ataupun non-digital,” ungkapnya.
SDL sendiri merupakan program yang dibuat oleh Telkom Indonesia sejak tahun 2016. Program ini berusaha menjaring talenta muda berbakat yang memiliki kepekaan sosial untuk mengimplementasikan ide dan gagasannya dalam bentuk sebuah usaha yang nyata. Bila dibandingkan dengan tahun 2016, SDL 2017 tidak terbatas pada solusi berbasis digital sehingga solusi-solusi lain yang berbasis ekonomi, budaya, lingkungan dan pariwisata dapat turut bersaing. Dari segi peserta pun di ajang tahun ini tidak terbatas pada peserta dalam negeri Indonesia saja, tetapi juga dari peserta mancanegara. Tercatat beberapa peserta dari negara Singapura, Australia, Belanda dan Inggris hadir di kompetisi ini.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News