Berdasarkan rilis yang diterima GNFI, CEO dan co-founder Design for Dream, Irvandias Sanjaya mengungkapkan bahwa startup yang didirikannya bersama empat rekannya, Imam Pesuwaryantoro, Jaka Sembodo, Martha Chyntia dan Dwiki Ridhala itu keluar sebagai pemenang setelah bersaing dengan 2.000 startup dari berbagai negara. Design for Dream kemudian masuk menjadi salah satu dari 20 finalis yang harus melakukan presentasi di hadapan juri dan peserta forum yang terdiri dari 100 perwakilan dari 100 negara.
Kemenangan Design for Dream sejatinya tidak disangka-sangka oleh Irvandias. Sebab dirinya bukanlah pemuda yang memiliki latar belakang teknik yang memahami koding. Irvandias merupakan lulusan Psikologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) yang harus bersaing dengan mayoritas peserta yang berasal dari latar belakang informatika dan teknik komputer yang lebih menguasai tema-tema seperti kecedasan buatan atupun Internet of Things untuk smart cities.
Irvandias merasa bersyukur bisa mengharumkan nama bangsa Indonesia di kancah internasional. Dirinya juga berharap prestasi ini bisa menjadi pembuka jalan bagi generasi-generasi muda Indonesia lainnya untuk dapat melakukan hal yang serupa atau bahkan lebih dari apa yang telah diraih Design for Dream.
Design for Dream sendiri merupakan startup Crowdhelping yang berusaha membantu masyarakat disabilitas untuk bisa mewujudkan mimpi-mimpinya. Selain menggalang dana untuk mewujudkan mimpi, Design for Dream juga menjadi wadah untuk para relawan jika memiliki keinginan untuk menjadi "Pahlawan" atau "Heroes" untuk para disabilitas.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News