Layaknya Benda Ajaib yang Dibawa Kemana pun, Botol Minyak Kayu Putih Mencerminkan Siapa Kita

Layaknya Benda Ajaib yang Dibawa Kemana pun, Botol Minyak Kayu Putih Mencerminkan Siapa Kita
info gambar utama

Minyak Kayu Putih adalah minyak andalan setiap keluarga di seluruh Indonesia. Minyak ini sangat terkenal, bahkan sudah sejak jaman dulu (eksisnya sampai jaman now). Produk minyak kayu putih Cap Gajah misalnya, sudah dipasarkan sejak 1949 dari Surabaya. Hingga brand yang terkenal mendunia adalah minyak kayu putih Cap Lang, yang memulai bisnisnya sejak 1973.

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)

Jauh sebelum banyak minyak gosok dengan berbagai merek di Indonesia sekarang, minyak kayu putih adalah andalan pertama keluarga Indonesia. Mengapa ? Karena, minyak kayu putih kaya akan manfaat. Kali ini, kita akan mengenal lebih dekat minyak andalan ibu kita selama ini.

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)

Minyak kayu putih terbuat dari daun eukaliptus yang tumbuh secara endemik di Australia, Papua Nugini, Filipina, juga di daratan Indonesia bagian timur seperti Maluku. Tumbuhan eukaliptus tidak tahan terhadap udara dingin, bisa hidup pada suhu minimal -3 atau -5 derajat Celcius. Hewan yang memakan daun eukaliptus ini biasanya merupakan hewan yang memiliki kantung seperti koala dan opossum. Aromanya yang khas karena mengandung senyawa disinfektan alami, dapat dikonsumsi oleh hewan-hewan ini karena sistem pencernaan hewan ini toleran terhadap kandungan racunnya.

Terdapat berbagai jenis “kayu putih” yang ada di dunia. Dunia loh.. bukan Indonesia saja. Berdasarkan catatan peneliti, terdapat 300 jenis kayu putih-kayu putih-an yang ada di dunia. Tanaman tersebut dapat dijumpai di Australia dan sebagian lagi tumbuh di wilayah Asia Tenggara yaitu Indonesia, Malaysia, dan Vietnam. Wilayah ini dikategorikan sebagai Malesia, sementara sebagian lainnya tersebar di wilayah New Caledonia.

Indonesia mempunyai beberapa jenis dan yang baru terdata yaitu : melaleuca leucodendron, M. Cajuputi Roxb dan M. Viridiflora Corn. Kayu putih bahasa ilmiahnya malaleuca. Dan kayu putih sendiri nama spesiesnya adalah Malaleuca cajuput. Semua jenis malaleuca ini termasuk dalam keluarga Myrtaceae.

Di Indonesia sendiri tanaman kayu putih tumbuh liar di wilayah Maluku (Pulau Buru, Seram, Nusalaut, Ambon) dan Sumatera Selatan (sepanjang Sungai Musi, Palembang), Sulawesi Tenggara, Bali, Nusa Tenggara Timur dan Irian Jaya. Di daerah tersebut tanaman kayu putih tumbuh secara alami, sedangkan tanaman yang diusahakan terdapat di Jawa Timur dan Jawa Barat, serta Yogyakarta.

Akan tetapi, tanaman kayu putih di setiap daerah di indonesia berbeda-beda wangi dan spesiesnya. Untuk wilayah maluku ditemukan spesies kayu putih yaitu Malaleuca leucadendron dan Malaleuca cajuput. Kedua jenis ini juga tersebar di wilayah Sulawesi tenggara, Nusa Tenggara Timur dan Papua terutama di kawasan merauke. Untuk wilayah Merauke, tidak hanya ditemukan tanaman kayu putih dengan dua spesies diatas namun juga ditemukan jenis kayu putih M. Viridiflora Corn.

Jenis minyak kayu putih dengan spesies Malaleuca leuca dendron dan M.cajuput inilah yang merupakan kayu putih asli dan secara turun temurun diusahakan dan digunakan oleh nenek moyang bangsa Indonesia. Bahkan tercatat dalam manuskrip sejarah dan catatan orang Pulau Buru bahwa minyak kayu putih ini sudah masuk jalur sutra untuk diperdagangkan. Belanda termasuk eksportir terbesar kayu putih Indonesia setelah itu barulah Cina.

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)

Warisan minyak gosok dari kayu putih sendiri adalah warisan budaya bangsa dan awalnya berasal dari maluku. Karena pengusahaan kayu putih terbesar di Indonesia kala itu ada di Pulau Buru, Maluku. Bagi orang Maluku Penggunaan minyak kayu putih sebagai obat luar sudah diwariskan turun temurun. Karena minyak kayu putih ini banyak jenisnya, berikut adalah uraian deskripsi kegunaannya berdasarkan jenis minyaknya :

  1. Eucalyptus globulus (Minyak eukaliptus)

minyak ini dapat digunakan untuk mengobati luka, karena daya antimikroba dan atiseptiknya juga bagus. selain itu, eucaliptus dapat mengatasi samalah pernapasan seperti : batuk, pilek, flue, asma, bronkhitis dan lainnya. Minyak ini juga dapat bermanfaat untuk mengatasi kelelahan otot, mematikan kutu, untuk sakit gigi, anti serangga, dapat mengontrol kadar gula dalam darah sehingga baik untuk diabetes, namun harus gunakan yang pure dan pada dosis tertentu. mengatasi demam juga salah satu manfaat dari minyak eucaliptus.

  1. Malaleuca Viridiflora Corn

jenis kayu putih ini ada yang mempunyai kandungan metyl salisilat yang tinggi dn baik untuk mengurangi rasa capek saat olah raga. Ciri dari kayu putih jenis ini adalah daun pendek lebar dan buganya merah. Di Indonesia, banyak tersebar di wilayah papua barat. secara tradisional minyak ini digunakan dengan cara inhalasi atau dimasukan dalam air mandi untuk mengobati batuk, pilek, hidung tersumbat/mampet, sakit kepala, demam, dan influenza.

  1. Melaleuca alternifolia (tea tree oil)

Tanaman ini tersebar luas di bagian selatan Queensland dan utara sepanjang pesisir New South Wales. Minyak tea tree sangat baik untuk antimicroba. Minyak ini toxic jika digunakan malalui mulut atau ditelan. Minyak tea tree dapat digunakan untuk mengatasi jerawat dan infeksi bakteri dan jamur seperti untuk atasi ketombe, kutu , herpes , dan infeksi kulit lainnya.

  1. Malaleuca Leuca dendron/malaleuca Cajuput (Kayu putih Indonesia)

Manfaat dari minyak kayu putih ini yaitu sebagai antiseptik , kosmetik , bakterisida , insektisida , dekongestan , analgesik , ekspektoran , obat penurun panas , vermifuge , anti – spasmodik , anti – neuralgic , karminatif , stimulan , tonik , sudorific , dan substansi menagogue.

Jika kita analisis minyak-minyak ini, kita dapat membedakan semua minyak tersebut dari komponen kimia utamanya yang namanya Cyneol atau eucalyptol. Semua minyak kayu putih mempunyai kandungan cyneol dan yang paling tinggi yaitu ada dalam minyak eucalyptus. Kisarannya yaitu 65-75%. Sementara dalam minyak kayu putih masih paling tinggi adalah 60%.

Nah, Cyneol ini berkhasiat untuk melancarkan pernafasan, memberikan efek menenangkan, juga anti serangga.

Artikel dari kumparan.com mengulas perjalanan ketika berkunjung ke pengolahan kayu putih di Buru, Maluku. Proses pembuatan minyak kayu putih tidak terlalu rumit. Diawali dengan memasukkan daun ke dalam ketel untuk dimasak. Ketel kemudian ditutup rapat agar uap yang dihasilkan tidak keluar, kemudian tunggu hingga 6 jam lamanya (tentu kamu tidak harus diam di samping ketel sampai 6 jam). Setelah 6 jam, uap yang dihasilkan lalu didinginkan hingga menjadi minyak kayu putih yang keluar dari pipa penyulingan. Proses ini memakan waktu sekitar 20 menit.

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)

Mas Duli mengatakan, dalam sehari kelompoknya dapat menghasilkan 12 botol minyak kayu putih ukuran 620 mililiter seharga Rp 150 ribu per botolnya. Minyak-minyak kayu putih ini pun telah menarik pembeli dari luar provinsi.

“Penjualan belum online. Tapi ada yang beli dari luar kota sampai 100 botol. Dia langsung datang ke sini,” kata Duli.

Untuk masalah pengemasan, Duli mengakui hal itu masih dilakukan seadanya dengan botol kaca biasa. Namun jika dilihat, bentuk pengemasan sederhana ini memiliki nuansa klasik tersendiri. Terlebih aroma yang ditimbulkan masih kuat terasa meski botol telah ditutup rapat.

Memakai minyak kayu putih seolah juga telah menjadi budaya bagi masyarakat Maluku. Sepanjang perjalanan pulang malam hari dengan kapal feri menuju Pulau Ambon misalnya, tim kumparan mencium aroma minyak kayu putih yang menyengat, menyebar dalam kapal tersebut.

Minyak kayu putih ini sejatinya dapat menjadi salah satu masa depan Pulau Buru. Usaha alternatif yang jika diseriusi memiliki prospek bagus, dan terutama, jauh lebih aman dan sehat ketimbang berburu emas dengan merkuri. (kumparan.com)
Sumber: kartikacahyaningtyas16.blogspot.co.id | kumparan.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini