Sebagaimana diberitakan Katadata (4/10), target selesai tahun 2019 merupakan target yang lebih awal dari rencana semula penyelesaikan Bendungan Karian selesai pada 2020. Hal tersebut terjadi karena perintah presiden Joko Widodo usai melakukan peninjauan. "Setelah melihat di lapangan, pekerjaan bisa dipercepat," kata presiden RI yang akrab disapa Jokowi tersebut.
Sejatinya, proyek pembangunan Bendungan Karian telah direncanakan sejak era orde baru. Tepatnya sekitar tahun 1980-an dimasa pemerintahan Soeharto. Namun eksekusi pembangunannya baru berjalan tahun 2015 yang lalu oleh kontraktor milik negara dan swasta dengan skema Kerja Sama Operasi (KSO). Perusahaan yang terlibat dalam KSO ini adalah PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., PT Waskita Karya (Persero) Tbk., dan perusahaan asal Korea Selatan Daelim Industrial Co. Sementara dana pembangunan bendungan ini menggunakan pinjaman dari Korea Selatan senilai US$ 100 juta.
Selain itu Bendungan Karian akan berfungsi sebagai waduk pengendali banjir dengan kapasitas tampungan air mencapai 60,8 juta meter kubik. Sekaligus menjadi bendungan penyedia air baku sebesar 9,1 meter per detik untuk 22 ribu hektare lahan.
Tidak hanya sebagai pengendali air, Bendungan Karian juga diproyeksi akan menjadi bendungan yang memiliki kemampuan menghasilkan listrik. Sebagai Pembangkit Tenaga Air (PLTA), bendungan ini akan mampu menghasilkan listrik hingga 1,8 megaWatt. Jumlah tersebut diperkirakan cukup untuk menerangi kurang lebih 1.300 rumah.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News