Ce Hun Tiau, Si Manis-Segar dari Pontianak

Ce Hun Tiau, Si Manis-Segar dari Pontianak
info gambar utama

Kota Pontianak adalah salah satu kota dengan suhu terpanas di Indonesia. Terlebih jika dimusim kemarau dan anda adalah orang dengan kesibukan di jalan raya, anda dapat merasakan panasnya diatas 34 derajat Celcius.

Meskipun panas, Pontianak tidak begitu kejam pada anda. Karena, di setiap tepi jalan anda akan menemukan ‘keramahan’ masyarakatnya yang menjual berbagai minuman menyegarkan, salah satunya che hun tiau. Kata “che hun tiau” sendiri berasal dari bahasa Tionghua yang berarti makanan yang dibuat dari tepung.

ce hun tiau atau cendol tionghua

Komposisinya terdiri dari : che hun tiau (cendol), bubur ketan hitam, kacang merah dan cincau hitam. che hun tiau berwarna putih bentuknya seperti cendol tapi tipis-tipis, lebih mirip makanan so'un kalo diseduh air panas. Semua bahan tadi dicampur jadi satu dalam sebuah cawan ukuran sedang lalu ditambahkan santan kelapa, gula aren dan ditaburi es batu yang dikepruk (hancur). Akan lebih sedap jika menambahkan bongko kedalamnya.

bongko

Nah, menurut sumber dari pontianakpost, che hun tiau merupakan nama lain dari cendol tradisional masyarakat Tionghoa. Proses pembuatan cendol ini menggunakan bahan tepung sagu dan kanji. “Tepungnya kita gabung, lalu diberi air panas. Jika menggumpal baru diberi air dingin,” ujar salah seorang penjual che hun tiau, Ahua. Adonan yang sudah menyatu siap di bentuk dengan cetakan untuk membuat mi. Kemudian dipotong-potong seukuran yang diinginkan. Che hun tiau bisa bertahan dalam waktu yang lama setelah dikeringkan. Saat ingin digunakan, tinggal merendamnya dengan air panas.

Kacang merahnya sangat lembut, kuahnya manis, esnya dingin (loh ini sudah pasti). Anda bisa temui Ce Hun Tiau di area Jalan WR Supratman, Pontianak. Dan temukan pelarian yang menyegarkan dari panasnya kota ini.


Sumber: dari berbagai sumber

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini