Dapatkah Transportasi Online Menghilangkan Kebutuhan akan Transportasi Publik?

Dapatkah Transportasi Online Menghilangkan Kebutuhan akan Transportasi Publik?
info gambar utama

Indonesia memiliki masyarakat yang melimpah ruah dengan segala kebutuhannya. Salah satu kebutuhan bersama yang merupakan kebutuhan penting yaitu kebutuhan transportasi. Tanpa transportasi, semua aktivitas harus dijangkau dengan berjalan kaki. Akibatnya, waktu tempuh menjadi sangat lama. Bayangkan bila anak-anak harus jalan kaki menuju sekolah, para orang tua berjalan kaki menuju ke tempat kerja, dan presiden harus berjalan kaki menuju lokasi pertemuan. Berapa waktu dan energi yang harus dibuang dengan percuma?

Pengguna kendaraan pribadi di Indonesia sudah sangat membeludak. Jalanan seakan tak sanggup untuk menampungnya. Akibatnya, terjadi kemacetan dimana-mana, mulai dari kota besar hingga ke daerah. Solusi penerapan nomor kendaraan ganjil genap yang boleh melintas dirasa belum maksimal. Lantas, apa sebenarnya solusi yang diharapkan dari permasalahan ini?

Pada tahun 2014, seorang putra bangsa hadir dengan inovasi transportasi berbasis online. Berlatar belakang permasalahan ibukota, Jakarta, ia menghadirkan aplikasi ojek online yang dapat diakses 24 jam. Pelanggan dapat memesan ojek melalui aplikasi yang dapat diunduh secara gratis di smartphone. Pelanggan harus menulis lokasi penjemputan dan lokasi tujuan. Tarif akan muncul setelah lokasi tujuan dipilih. Pengemudi ojek online akan memberi konfirmasi melalui aplikasi yang sama untuk terhubung dengan pelanggan. Setelah dikonfirmasi, pengemudi akan mendatangi pelanggan di lokasi penjemputan lalu mengantarkannya ke lokasi tujuan. Pelanggan akan membayar tarif ojek sesuai dengan tarif yang tertera pada aplikasi. Tiga tahun berjalan, aplikasi online kini tak hanya tersedia di Jakarta. Transportasi online telah banyak hadir di kota-kota lain.

Di era digital, kehadiran transportasi online sangat menguntungkan. Masyarakat terbiasa dengan kemudahan-kemudahan dari aplikasi-aplikasi yang ada pada smartphone. Tinggal klik, kebutuhan dapat teratasi. Sejauh ini, keefektivan dari penggunaan transportasi online dinilai cukup tinggi dan sangat memudahkan masyarakat. Kendati demikian, apakah transportasi online hadir sebagai pengganti dari transportasi publik yang belum mampu dihadirkan oleh pemerintah?

Kenyamanan masyarakat dalam menggunakan transportasi online seakan membuat pemerintah terbuai dan sedikit mengesampingkan sajian akan transportasi publik. Hampir seratus tahun merdeka, masyarakat Indonesia lebih menggemari transportasi pribadi dibandingkan dengan transportasi publik. Alasannya adalah belum adanya transportasi publik yang ramah bagi anak dan orang tua. Selain itu, transportasi publik yang bersih, nyaman, tepat waktu, dan mudah dijumpai masih menjadi angan-angan hingga kini. Faktanya, negara maju memiliki ciri khas masyarakatnya mengutamakan menggunakan transportasi publik dan malas menggunakan transportasi pribadi.

Perwujudan dari hadirnya transportasi publik yang layak di Indonesia dapat dilakukan jika ada yang menginisiasi. Dibawah kepemimpinan Presiden Jokowi, pembangunan terus dilaksanakan demi menciptakan kehidupan masyarakat yang layak, seperti membuat jalan yang dapat menghubungkan beberapa daerah dengan waktu tempuh singkat serta memperbaiki jalan-jalan yang bergelombang, berlubang, atau rusak. Kehadiran transportasi online bukanlah solusi akan kebutuhan transportasi publik. Transportasi online hanya dapat mengangkut maksimal sebanyak lima orang dalam sekali jalan, sedangkan transportasi publik dapat mengangkut puluhan orang dalam sekali jalan. Transportasi online dapat dijadikan pilihan jika terjadi urgensi, sedangkan transportasi publik adalah prioritas bagi semua kalangan.


Sumber: dihimpun dari berbagai sumber

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini