Kini, Menperin Indonesia Sedang Membuka Peluang IKM dengan Uni Eropa

Kini, Menperin Indonesia Sedang Membuka Peluang IKM dengan Uni Eropa
info gambar utama

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mendorong perundingan dari Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia dan Uni Eropa (IEU CEPA), yang membuka peluang kerja sama di sektor Industri Kecil Menengah (IKM) antara Indonesia dengan Uni Eropa. Negosiasi ini telah memasuki putaran ketiga yang dilaksanakan di Brussel pada September 2017 lalu.

Perjanjian tersebut diharapkan dapat menghasilkan keuntungan ekonomis yang terukur. Langkah ini diyakini dapat memberikan keuntungan mutual untuk pengembangan IKM di kedua belah pihak, terlebih IKM merupakan salah satu pendorong penting bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Kami berharap peraturan-peraturan tersebut dapat menghasilkan keuntungan ekonomis yang terukur, seperti akses pasar yang lebih luas sebagai insentif bagi pihak yang dapat memenuhi kriteria sustainability," ujar Menteri Airlangga melalui siaran pers, Jakarta, Sabtu (14/10).

Menteri Airlangga mengatakan, diperlukan peraturan yang lebih seimbang pada lima elemen utama pada perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif Indonesia dan Uni Eropa. Kelima hal tersebut antara lain akses pasar, fasilitasi perdagangan dan investasi, serta kerja sama ekonomi dan peningkatan kapasitas. "Kami percaya bahwa Indonesia dan Uni Eropa merupakan mitra strategis dalam upaya pembangunan ekonomi," jelasnya.

“Kontribusinya terhadap pertumbuhan sektor industri nonmigas mencapai 34,82 persen pada 2016, dengan jumlah sebanyak 3,6 juta unit usaha menjadi sektor mayoritas atau 90 persen dari total populasi industri nasional,” kata Airlangga melalui keterangannya di Jakarta, Jumat. Bahkan, lanjutnya, hingga saat ini, IKM telah menyerap tenaga kerja sebanyak 8,7 juta orang sehingga mampu mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan.

Airlangga menyampaikan hal itu usai bertemu dengan European Commissioner for Internal Market, Industry, Entrepreneurship, and SMEs Elzbieta Bienkowska bersama delegasinya di Jakarta. Mantan anggota DPR RI itu menjelaskan, pihaknya tengah mengembangkan program e-Smart IKM yang menyediakan profil IKM, produk dan marketplace secara digital. Pelaksanaan program ini untuk memastikan konsumen mendapatkan produk berkualitas tinggi dengan cara tercepat dan termudah.

“Kami ingin Indonesia dapat membangun kerja sama dengan Uni Eropa untuk membangun sistem ini. Secara khusus, IKM Indonesia dan Uni Eropa bisa bekerja sama dalam suatu sistem besar,” jelasnya. Oleh karena itu, Indonesia dan Uni Eropa dapat mendorong harmonisasi standar terutama di sektor IKM.

Di bidang investasi nonmigas, Uni Eropa menjadi penanam modal terbesar ke-4 di Indonesia setelah Singapura, Jepang, dan Tiongkok pada tahun 2016, dengan nilai investasi mencapai 2,6 miliar dollar AS atau naik dibanding tahun sebelumnya sebesar 2,26 miliar dollar AS. Investor dari negara-negara Uni Eropa di Indonesia didominasi, antara lain Belanda, Inggris, dan Perancis dengan tujuan utama investasi ke provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten dan Nusa Tenggara Barat.

Kementerian Perindustrian membuka peluang kerja sama di sektor industri kecil dan menengah (IKM) dengan Uni Eropa. FOTO: HUMAS KEMENPERIN
Kementerian Perindustrian membuka peluang kerja sama di sektor industri kecil dan menengah (IKM) dengan Uni Eropa. FOTO: HUMAS KEMENPERIN

Pada pertemuan tersebut, Menperin didampingi Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian, Ngakan Timur Antara serta Direktur Akses Pasar Industri Internasional Kemenperin A. Riyanto. Turut pula hadir Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Guerend.


Sumber: antara news | bisniskini.com | beritasatu.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini