Infrastruktur Pendukung Motor Listrik Makin Banyak, Masa Depan Cerah Kendaraan Listrik Indonesia?

Infrastruktur Pendukung Motor Listrik Makin Banyak, Masa Depan Cerah Kendaraan Listrik Indonesia?
info gambar utama
Tren motor listrik di Indonesia diperkirakan akan meningkat seiring dengan dukungan berbagai pihak untuk menyediakan infrastruktur pendukung seperti Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) yang terus ditambah oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN). Sampai saat ini PLN telah menyediakan kurang lebih 800 SPLU di seluruh Indonesia.

Seperti diberitakan detikOto, 550 dari 800-an SPLU tersebut terletak di Jakarta. Direktur Utama PLN, Sofyan Basir mengungkapkan bahwa lokasi penempatan SPLU itu beragam. Seperti di pertokoan, kantor PLN, mal, dan bahkan di tempat umum seperti taman-taman di DKI. Sementara di luar DKI Jakarta, SPLU masih ditempatkan di kantor-kantor PLN.

Namun SPLU tersebut masih tergolong merupakan pengisian listrik berdaya rendah yang belum mampu untuk melakukan pengisian listrik untuk motor listrik secara cepat. Nantinya PLN berencana untuk menyediakan fitur supercharge. "Untuk fitur supercharger bisa saja ada, namun tergantung dari pola demand motor listrik ini seperti apa. Begitu juga dengan penambahan stasiunnya. Semua tergantung pada penjualan motor listrik itu sendiri," kata Sofyan.

Ratusan SPLU yang disediakan PLN bisa disebut sebagai sebuah dukungan untuk motor listrik karya Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dan Garasindo Group yang dikenal dengan Gesits. Karena sedianya, bila Gesits memang resmi dikomersialkan pada tahun depan stasiun-stasiun pengisian listrik sudah siap untuk digunakan.

Tidak hanya Gesits, motor-motor listrik lain yang akan mengaspal di Indonesia juga akan terbantu dengan semakin banyaknya tempat-tempat pengisian. Seperti motor listrik yang pada Hari Listrik Nasional (HLN) 27 Oktober lalu memecahkan rekor sebagai konvoi motor listrik terbanyak di Indonesia dan masuk dalam Museum Rekor Indonesia (MURI). Motor listrik tersebut merupakan motor buatan Viar berjenis Q1 yang digandeng oleh PLN untuk menjadi garis depan dalam kampanye motor listrik. Viar sendiri merupakan salah merek motor listrik yang kebanjiran pembelian pada tahun 2017 ini.

Sebagaimana dikutip dari data yang dilansir dalam World Fact Book pada tahun 2014, konsumsi listrik Indonesia masih menempati peringkat ke 21 dunia dengan total konsumsi sebesar 195 miliar kWh per tahun. Jumlah ini relatif lebih sedikit bila dibandingkan dengan negara-negara lain yang memiliki penduduk lebih kecil dari Indonesia. Sebut saja Prancis yang memiliki jumlah penduduk 66 juta (2016), mengkonsumsi energi sebesar 431 miliar kWh per tahun. Atau jika memang membandingkan Indonesia dengan Prancis tidaklah seimbang, maka bisa dibandingkan dengan konsumsi negara tetangga seperti Thailand yang telah mencapai 164 miliar kWh per tahun dengan jumlah penduduk sebesar 68 juta jiwa.

Semakin meningkatnya tren motor listrik dan kendaraan listrik lainnya di Indonesia bisa jadi akan mempengaruhi jumlah konsumsi listrik untuk masa mendatang. Namun untuk bisa memasalkan penggunaan kendaraan listrik di Indonesia tentu saja membutuhkan usaha yang tidak mudah. Karena Indonesia telah terbiasa dengan kendaraan dengan pembakaran dalam yang bergantung pada bahan bakar fosil. Produsen kendaraan pun harus diberi insentif agar juga turut untuk mendukung pengurangan penggunaan bahan bakar fosil.

Negara-negara maju di dunia pun masih membutuhkan waktu untuk mengubah peraturannya dalam hal pelarangan kendaraan berbahan bakar fosil. Sebut saja Prancis yang baru akan melarang penggunaan kendaraan berbahan bakar fosil di tahun 2040. India bahkan mendahului Prancis dengan menetapkan bahwa di tahun 2030 seluruh kendaraan yang dijual di negeri Hindustan itu merupakan kendaraan listrik. Sementara Norwegia, melangkah lebih cepat dengan memberikan larangan kendaraan berbahan bakar fosil di tahun 2025.

CNN pun memberitakan bahwa setidaknya juga terdapat 10 negara lainnya yang akan melarang produksi kendaraan berbahan bakar fosil beberapa dekade ke depan. Negara tersebut dalah satu diantaranya adalah Tiongkok yang saat ini memegang jumlah konsumsi energi terbesar di dunia dengan total konsumsi energi sebesar 5,92 triliun kWh per tahun.

Lalu bagaimana dengan Indonesia? Di Indonesia pemerintah telah menyiapkan sebuah peta jalan (roadmap) untuk pelarangan produk kendaraan berbahan bakar fosil di tahun 2040. Peta jalan ini masih dalam tahap perancangan dan belum disahkan.

Dengan semakin meningkatnya tren motor listrik di Indonesia, bukan tidak mungkin peta jalan tersebut akan segera menjadi panduan yang mengantarkan cerahnya masa depan kendaraan listrik di Indonesia. Coba bayangkan bila lalu lintas di Indonesia dilalui oleh kendaraan listrik tanpa gas buang, dan tanpa kebisingan. Dan bayangkan bila kendaraan listrik tersebut merupakan kendaraan listrik hasil kreasi tangan-tangan insinyur terbaik Indonesia. Bagaimana menurutmu kawan?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini