Teknologi Iradiator Gamma Merah Putih Siap Beroperasi Dukung Industri di Indonesia

Teknologi Iradiator Gamma Merah Putih Siap Beroperasi Dukung Industri di Indonesia
info gambar utama

Pemanfaatan teknologi nuklir untuk tujuan damai juga dilakukan oleh Indonesia. Salah satunya adalah pemanfaatan teknologi Iradiator Gammar yang telah diresmikan di Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan Banten. Iradiator Gamma yang diberi nama Merah Putih ini akan mendukung kebutuhan industri di Indonesia.

Seperti diberitakan ANTARA (15/11) peresmian Iradiator Gamma Merah Putih dilakukan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Menurut Kalla Iradiator Gamma ini akan membantu bagaimana menyediakan pangan bagi 240 juta penduduk Indonesia. "Salah satu solusinya hanya dengan teknologi dan juga logistik," ujarnya.

Pemanfaatan Iradiator Gamma dalam hal pangan salah satunya adalah untuk mengawetkan buah-buahan sehingga lebih tahan lama dan mampu untuk diekspor. Penerapan teknologi ini dianggap merupakan salah satu bukti pentingnya penelitian yang terhubung dengan kebutuhan industri karena memiliki nilai ekonomi. Sehingga penelitian tersebut memiliki nilai tambah.

Teknologi iradiator ini dibangun sejak setahun yang lalu. Iradiator Gamma Merah Putih ini akan dioperasikan oleh Badan Teknologi Nuklir Nasional (BATAN) di Puspiptek.

Peneliti BATAN, Nada Mardana mengatakan bahwa hasil peternakan, pertanian dan perikanan di Indonesia memang melimpah namun penanganan paska panennya dianggap tidak memadai. Akibatnya 60 hingga 70 persen produk terbuang akibat membusuk dan rusak. Hal ini terjadi karena tidak efisiennya jalur logistik di Indonesia, dan juga belum adanya teknologi pengawetan yang baik. Sehingga Irdiator Gamma Merah Putih menjadi solusi terhadap kebutuhan industri makanan di Indonesia karena tidak menimbulkan residu dan efek jangka panjang.

Hadirnya Iradiator Gamma Merah Putih membuat jumlah Iradiator Gamma di Indonesia bertambah. Iradiator Gamma pertama terletak di Cibitung dan telah melayani 200 industri. Sementara BATAN memiliki Iradiator dengan skala lebih kecil yang telah beroperasi sejak 1968. Menariknya, Iradiator Gamma Merah Putih 80 persen pembuatannya dibuat oleh tenaga Indonesia. Sehingga iradiator ini bisa juga disebut iradiator karya Indonesia.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini