Ratusan Triliun, Potensi Pasar Internet of Things di Indonesia

Ratusan Triliun, Potensi Pasar Internet of Things di Indonesia
info gambar utama
Kualitas internet di Indonesia ke depan akan semakin baik berkat meluasnya jaringan fiber optik dan juga satelit. Diperkirakan Indonesia akan memasuki era kecepatan 5G pada tahun 2020an dan hal ini akan membuka peluang-peluang baru untuk pemanfaatan teknologi digital. Salah satunya adalah penggunaan teknologi internet of things (IoT) yang diklaim akan mampu mengubah cara kerja industri di masa mendatang.

Sebagaimana diberitakan detikInet (21/10) Internet of Things yang baru mulai tumbuh membuat para pelaku IoT mendorong regulator untuk menyiapkan regulasi yang tepat. Founder Indonesia IoT Forum, Teguh Prasetya mengungkapkan bahwa IoT merupakan masa depan dari bisnis digital di Indoensia sehingga keberpihakan kepada lokal sejak awal harus menjadi perhatian pemerintah.

"Pelaku pasar juga mengharapkan apapun kebijakan yang dikeluarkan konsisten dan memilik ikejelasan timeline," ujar Teguh.

Indonesia IoT Forum sendiri telah bersiap untuk memberikan masukan kepada regulator terkait kebutuhan industri IoT di Indonesia saat ini. Beberapa diantaranya adalah Indonesia IoT Forum pun memberikan hal-hal yang perlu dicermati oleh regulator terkait regulasi yang nantinya akan dibuat. Masukan tersebut antara lain tentang

1. Pasar yang menjanjikan dan didukung penuh oleh ekosistem

2. Regulasi pro pengembangan industri IoT Nasional

3. Fokus utama Pengembangan IoT Nasional

4. Perlunya Framework dan Roadmap IoT Indonesia

5. Pembuatan kerangka kerja penjabaran Roadmap IoT di multi stakeholder regulator.

Sementara itu, Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ismail menjelaskan bahwa pihaknya memahami bahwa pasar akan berkembang sehingga kebijakan yang dikeluarkan diharapkan tidak menyulitkan para pemain industri IoT.

Ada tiga aspek yang menjadi fokus utama regulasi pemerintah, yaitu frekuensi, standardisasi piranti, dan aturan tingkat kandungan dalam negeri atau TKDN. Dua aspek pertama menjadi bagian dari kominfo sementara TKDN diatur oleh kementerian perindustrian.

Menariknya, pangsa pasar IoT di Indonesia diprediksi bisa mencapai angka Rp 444 triliun pada tahun 2022. Angka tersebut terdiri atas 400 juta perangkat sensor yang terpasang. Sementara nilai ekonomi dari konten dan aplikasi IoT sebesar Rp 192, 2 triliun disusul oleh platform sebesar Rp 156,8 triliun dan perangkat Iot Rp 56 triliun dan network dan gateway senilai Rp 39,1 triliun.

Sementara itu, Direktur Bisnis PT INTI, Adiaris menjelaskan bahwa harapan industri nasional dalam teknologi IotT dapa menjadi bagian eksositem IoT di Indonesia. Sehingga perlu didukung oleh regulasi dan standardisasi serta kolaborasi industri nasional untuk melakukan sinergi agar saling melengkapi dan bersaing sehat serta menjadi tuan di Indonesia.

"INTI sebagai BUMN yang bergerak dalam industri TIK dengan kompetensi dalam bidang hardware dan software design serta memiliki fasilitas produksi siap untuk menjadi ekosistem IoT di Indonesia dan siap untuk membangun kolaborasi nasional," ujar Adiaris.

Kolaborasi yang dimaksud adalah sebagaimana yang telah dilakukan PT INTI dengan Telkom Indonesia bebeberapa waktu lalu. Kedua perusahaan plat merah tersebut mencapai kesepakatan untuk bersinergi mengejar peluang IoT.

SVP Media & Digital Business Telkom Indonesia , Joddy Hernady menjelaskan bahwa Telkom telah mengembangkan ekosistem IoT. Yakni sebagai penyedia konektivitas atau menjadi end to end solution. Pihaknya pun mengamini bahwa perkembagan IoT di Indonesia di masa mendatang tergantung pada regulasi.

"Hal yang penting sekarang adalah kepastian regulasi soal bisnis ini agar ke depan pengembangannya lebih masif," ujar Joddy.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini