Sebagaimana diberitakan oleh Tempo (16/11) Bukalapak mencapai valuasi lebih dari US$ 1 milyar tersebut diumumkan oleh CEO Bukalapak, Achmad Zaky. Hal tersebut disampaikan dalam Digital Economic Briefing bersama Tempo Media Group sehari sebelumnya.
Namun Achmad Zaky enggan untuk mengungkap siapa investor yang mengucurkan dana untuk Bukalapak. "Itu (dananya) dari investasi, tapi saya belum bisa share siapa (investornya). Pokoknya sudah one billion," ujar Zaky.
Zaky mengungkapkan dengan memiliki status sebagai Unicorn tidak lantas membuat Bukalapak akan meninggalkan identitas kelokalannya. Pun secara struktural kepemilikan ia menjamin Bukalapak tidak akan jatuh ke tangan asing. Meski begitu, ia menekankan bukan berarti Bukalapak itu anti-asing namun ia tetap terbuka dan membuka kesempatan bagi pihak asing yang mau berinvestasi di Bukalapak. "
"Intinya, kita mau memanfaatkan, bukan dimanfaatkan," ucapnya.
Naiknya status Bukalapak menjadi Unicorn tentu saja menambah panjang daftar perusahaan digital rintisan di Indonesia. Sebelumnya, Indonesia telah memiliki tiga startup Unicorn yakni Go-Jek, Traveloka dan Tokopedia. Sehingga total kini, Indonesia telah menjadi rumah bagi empat startup bervaluasi lebih dari US$ 1 Milyar.
Hal ini juga mematahkan prediksi bahwa dalam waktu dekat di Indonesia tidak akan ada Unicorn baru selain tiga GTT (Go-Jek, Traveloka dan Tokopedia) yang disampaikan seorang petinggi institusi modal ventura beberapa waktu lalu. Sehingga ini membuktikan bahwa investasi untuk perusahaan-perusahaan digital di Indonesia masih terus mengalir sebagaimana diprediksi dalam riset ATKearney beberapa waktu lalu.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News