Mobil Masa Depan Dengan Tenaga Listrik

Mobil Masa Depan Dengan Tenaga Listrik
info gambar utama

Produsen mobil listrik, Tesla Motor Inc. akan menggenjot produksinya lima kali lipat pada 2018. Pembangunan pabrik raksasa yang diberi nama Gigafactory pun menjadi kebutuhan.

Tesla Motor Inc telah memperkenalkan sedan terbarunya pada penghujung maret tahun 2016. Di depan Investor, pecinta mobil listrik dan juga di depan ratusan wartawan ia menjelaskan apa dan seperti apa mobil listrik tersebut.

Musk, sang CEO berhasil meyakinkan banyak orang. Dalam waktu 24 jam, Tesla menerima 150.000 pesanan. Padahal, Tesla belum memproduksi Model 3 sebanyak itu. Para pemesan harus bersabar menunggu hingga akhir tahun depan.

Sebulan berselang, permintaan akan Model 3 terus melonjak. Hingga April, tercatat 325.000 pesanan yang diterima Tesla. Angka ini bisa dikatakan fantastis, mengingat tahun lalu Tesla hanya berhasil menjual 50.658 unit kendaraan.

Di wilayah Indonesia sendiri hal ini sangat menjadi potensi yang besar. Karena harga BBM yang semakin hari semakin mahal maka solusi dari pengganti tersebut adalah dengan ada nya mobil listrik ini.

Inovasi yang menjanjikan membuat pihak mitsubisi indonesia sendiri sangat senang akan hal ini, karena seperti yang kita ketahui hal ini sangat berpotensi di indonesia dimana BBM semakin langkah dan mahal.

“Diharapkan pemerintah bisa mengambil kebijakan yang memang sudah memikirkan semua faktor soal mobil listrik. Karena ini juga akan berdampak terhadap industri komponen yang sudah menjadi siklus besar dalam industri otomotif nasional." Ujar Irwan Kuncoro

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)

Memang, untuk sebuah mobil listrik, Model 3 bisa dikatakan cukup murah. Ia hanya dibanderol $35.000 atau sekitar Rp466 juta. Para pemesan hanya perlu membayar $1.000 di muka. Dibandingkan dengan pendahulunya, Model S, harga model terbaru ini hanya setengahnya. Model S dijual dengan harga sekitar $71.000.

Dengan penjualan yang kian melonjak, Tesla kompany ingin menaikan rencana Produksi nya hingga 5 kali lipat dan dua tahun lebih cepat dari target awal. Pada awalnya perusahaan Tesla ingin memproduksi 500.000 per tahun 2020, namun pada kaurtal tahun pertama ini, must mampu mengikat para investor dengan janji akan memajukan target 2 tahun lebih cepat, yakni 2018.

“Menambah produksi lima kali lipat dalam dua tahun ke depan tentu sangat menantang dan butuh modal lebih besar. Tetapi ini adalah gol kami, dan kami akan kerja keras untuk membuatnya mungkin dicapai,” kata Musk dalam laporannya kepada para investor.

tak tanggung tanggung musk segara mewujudkan target itu, Tesla membangun Gigafactory di Nevada. Gigafactory ini akan menjadi pabrik pembuatan baterai. Memproduksi lebih banyak mobil berarti membutuhkan lebih banyak baterai. Ditambah kini Tesla memiliki lini usaha energi yang menjual baterai-beterai pengisi daya, penyimpan energi matahari bernama Powerwall.

Tentang Gigafactory

Pabrik yang menghabiskan investasi senilai $5 miliar atau sekitar Rp65 triliun itu luasnya 5,8 juta kaki persegi atau setara dengan 100 kali lapangan sepakbola. Desain lobinya sangat khas Tesla, jendela super besar, langit-langit yang tinggi, lantai putih mengkilap, dan kursi kulit hitam. Sebuah baterai Powerwall menggantung di dindingnya, tampak seperti sebuah karya seni moderen.

Gigafactory dirancang untuk mengurangi biaya baterai setidaknya sebesar 30 persen. Nama Gigafactory diambil dari kata Giga, yang berarti unit pengukuran yang mewakili miliaran. Satu GWh setara dengan mengkonsumsi atau 1 miliar watt selama satu jam. Seluruh atap pabrik dilapisi dengan panel surya yang akan menjadi sumber energi. Di pabrik ini, akan diproduksi 35 GWh sel baterai dan 50 GWh baterai kemasan per tahunnya. Angka itu bukanlah batas maksimal, Gigafactory mampu memproduksi lebih dari itu.

Baterai untuk Model 3 akan dibuat di pabrik raksasa ini dan kemudian dikirim dengan kereta api ke pabrik Tesla di Fremont, California. Sekitar 350 karyawan saat ini bekerja untuk Gigafactory. Pabrik pembuat baterai terbesar di dunia ini sudah memulai operasinya sejak 31 Maret lalu. Tak tanggung-tanggung, Tesla juga membeli tanah di sekitar lokasi pabrik untuk persiapan jika kelak ada potensi ekspansi.

Peralatan canggih seperti ini diharapkan untuk bisa menjadi insipari bagi perusahaan perusahaan yang ada di indonesia. Dengan adanya penemuan seperti ini maka penggunaan Bahan Bakar Minyak akan berkurang.

Perusahaan mitsubisi sudah menjalin kerja sama dengan pihak pemerintah terkait dengan mobil tenaga listrik ini. Semoga kedepannya mobil listrik seperti tesla bisa ada di indonesia. Dan juga bisa mengurangi kebutuhan BBM.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan, yang terpenting bagi produsen otomotif nasional saat ini dalam upaya mempercepat pengembangan dan komersialisasi kendaraan listrik adalah pemberian insentif fiskal, karena tanpa itu, harga mobil listrik 30 persen lebih mahal.

Diharapkan indonesia kedepannya tidak tertinggal lagi dengan perusahaan besar seperti tesla. Semoga ini menjadi tonggak awal untuk kemajuan mobil misthubisi ini.


Sumber: AntaraNews.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini