Beginilah Cara Millennials Membangun Reputasi Indonesia

Beginilah Cara Millennials Membangun Reputasi Indonesia
info gambar utama
Generasi Millennials di Indonesia saat ini begitu diperhatikan di Indonesia karena mendominasi jumlah populasi dan menjadi ujung tombak dalam membangun reputasi Indonesia. Itulah yang kemudian mendorong Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (Perhumas) untuk mengajak generasi millennials Indonesia untuk menebar semangat positif melalui gerakan #IndonesiaBicaraBaik dalam Konvensi Nasional Humas 2017 yang diadakan di IPB Internationa Convention Center 27-28 November 2017.

Dalam rilis yang diterima GNFI, ketua Perhumas Indonesia Agung Laksamana menjelaskan bahwa tema #IndonesiaBicaraBaik berusaha memberikan pemahaman bahwa seluruh penduduk Indonesia merupakan humas bagi bangsa ini. Bagaimana caranya?

Dalam dialog bertajuk "Semangat Millennials! Semangat #IndonesiaBicaraBaik dipaparkan oleh beberapa pembicara muda yang telah berkiprah dalam dunia kepemudaan dan telah menjadi panutan bagi para millennials. Mereka adalah Billy Boen, pendiri Young On Top; ALi Adrian, Duta Balap Motor Indonesia; Khairiyyah Sari pendiri Lanangindonesia.com; Jenahara Nasution, desainer fesyen; dan Tombah Matahari Head of Air Graphic di CNN Indonesia.

“Sebelum bicara baik, kita harus berperilaku baik dulu. Banyak anak muda yang terlalu kreatif. Tantangannya adalah idenya banyak inovasinya banyak tapi tidak mulai-mulai. Seharusnya teknologi itu memudahkan manusia, gunakan teknologi untuk menunjang karir, knowledge juga semakin bagus sehingga bisa digunakan untuk meningkatkan wawasannya. Tapi nggak mulai-mulai, takut gagallah dan belum tahu passionnya apa,” ujar Billy Boen.

Menurut Billy pemuda yang tergabung dalam Young on Top itu tidak bisa dijadikan patokan untuk melihat kondisi pemuda Indonesia saat ini. Pendidikan dan dukungan keluarga selalu nomer satu. Anak muda millennial yang bisa berkembang baik itu karena dapat dukungan keluarganya yang bagus.

“Anak muda yang tergabung ada sekitar 400-500 ribu. Itu cuma sepersekian persen dari total pemuda Indonesia. Porsinya kecil sekali, padahal merekalah yang punya potensi multiplier effect. Kalau ketemu anak-anak muda di kampus, saya melihat Indonesia punya masa depan yang luar biasa cerah. Semakin banyak anak muda yang mampu berbuat baik dan beerbicara baik mudah-mudahan bisa menjadi inspirasi jutaan anak muda Indonesia lainnya,” ujarnya.

Sementara itu Ali Adrian menceritakan pengalamannya pertama naik motor usia 3 tahun. “Jiwa saya sepertinya ada di situ, umur 12 tahun saya mantap berkarir di dunia balap motor. Kompetisi di Eropa, sering masuk 10 besar,” terangnya.

Sedangkan Khairiyyah Sari mengurai cerita kiprah mudanya mendirikan lanangindonesia.com, sebuah media online untuk cowok Indonesia. Dua tahun lalu saya berpikir media apa yang belum ada ya. Majalah wanita banyak, yang belum ada adalah majalah khusus cowok yang Indonesia banget.

Begitu juga dengan Jenahara Nasution yang telah menjadi potret anak muda kreatif yang masuk bisnis fesyen sejak tahun 2011. Jenahara kemudian membuat gerakan untuk mendorong anak-anak muda berhijab. Lewat kreatifitasnya lahirlah desain-desain hijab menarik yang disukai anak muda.

Dan Tombak Matahari yang berhasil menghantarkan CNN Indonesia meraih juara dua kompetisi Viz Artist Design Competition di Las Vegas

Para pemuda itulah yang kemudian menjadi tolok ukur bagaimana seharusnya generasi millennials di Indonesia berkarya. Tidak hanya untuk reputasi ataupun ketenaran tetapi juga mempromosikan bagaimana seharusnya berekspresi untuk membangun reputasi Indonesia lewat prestasi dan karya..

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini