Film 'Turah' Raih "Best Director" di ASEAN Film Awards

Film 'Turah' Raih "Best Director" di ASEAN Film Awards
info gambar utama

Industri perfilman Indonesia sangat berkembang pesat akhir-akhir ini. Tanggal 28 November kemarin, Stutradara Film "Turah", Wicaksono Wisnu Legowo terpilih sebagai sutradara terbaik (Best Director) dalam ajang ASEAN Film Awards yang dilaksanakan dalam rangkaian ke-20 Vietnam Film Festival di Trung Vuong Theatre, Da Nang, Vietnam.

Seperti diberitakan oleh Antaranews.com (29/11), Berdasarkan keterangan tertulis dari KBRI Hanoi yang diterima di Jakarta, Rabu, Film "Turah" masuk tiga nominasi dari empat kategori, yaitu Best Actor, Best Director dan Best Movie. Wicaksono Wisnu Legowo berhasil menjadi Best Director dengan menyisihkan dua sutradara negara ASEAN lainnya, yaitu Mikhail Reid (Filipina/Birdshot) dan K. Rajagopal (Singapura/A Yellow Bird).


Sementara itu, Best Actress diraih oleh Mary Joy Apostol (Filipina/Birdshot) dan Best Actor dimenangkan oleh Sivakumar Palakhrisnan (Singapura/A Yellow Bird). Film A Yellow Bird asal Singapura dinobatkan sebagai Best Movie.

Victor J. Sambuaga Minister Counsellor KBRI Hanoi, mewakili Wicaksono Wisnu Legowo menerima penghargaan Best Director tersebut dari dewan juri yang terdiri dari Jonathan Hyong-Joon Kim (Produser/Korea Selatan), Roger Garcia (Sutradara/Hong Kong, Cina), Karolina Bielawska (Sutradara dan Scriptwriter/Polandia).

ASEAN Film Awards dengan tema "Cinema connects the ASEAN community" untuk pertama kalinya diselenggarakan oleh Vietnam dalam rangka memperingati ulang tahun ASEAN yang pada tahun ini memasuki usia ke-50. Tujuan utamanya adalah untuk memperkenalkan film-film terbaik dari 10 negara anggota ASEAN serta menegaskan kembali peran industri perfilman dalam memperkuat persahabatan masyarakat ASEAN.

Setiap negara ASEAN hanya dapat diwakilkan oleh satu film saja.

Kesepuluh film dari 10 negara ASEAN di antaranya adalah Descendant (Brunei Darussalam), Benevolence of Contemporary (Kamboja), Turah (Indonesia), Swan LRifts Turtle (Laos), Adrift (Malaysia), Angel of Eden (Myanmar), Birdshot (Filipina), A Yellow Bird (Singapura), By the Time It Gets Dark (Thailand), dan Hello Vietnam (Vietnam).

salah satu scene dalam film Turah | liputan6.com
info gambar

Film Turah ini mengangkat kehidupan warga di Kampung Tirang, sebuah kampung yang berdiri di tanah timbul pesisir pantai Kota Tegal, yang miskin dan tertinggal. Meski jaraknya cukup dekat dengan pusat Kota Tegal, kampung ini bisa dibilang tak tersentuh listrik. Bahkan, warga kerap sekali kesulitan air bersih. Ironi itu digambarkan Wisnu lewat rumah reot, pakaian lusuh, dan lingkungan yang kumuh, memperjelas kesenjangan di kampung tersebut.

Akibat kesenjangan itu, konflik sosial pun terjadi. Jadag (Slamet Ambari), seorang pria yang dikenal sebagai pemabuk, melakukan perlawanan terhadap ketidakadilan. Dia tak terima tanah kelahirannya diklaim oleh seorang juragan bernama Darso (Yon Daryono).


Sumber: AntaraNews, liputan6.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini