Kisah 7 Unicorn dari Asia Tenggara

Kisah 7 Unicorn dari Asia Tenggara
info gambar utama

Dari Yangon ke Manila, Hanoi ke Bandung, Bandar Seri Begawan hingga Luang Prabang, Asia Tenggara sedang berkembang pesat. Beberapa orang sering membanding-bandingkan Asia Tenggara dengan Eropa, dimana keduanya merupakan jalan pintas yang sesungguhnya memiliki negara-negara dengan bahasa, budaya, kebiasaan, dan tingkat pertumbuhan yang berbeda dengan satu sama lainnya. Dan, tidak berbeda dengan di Eropa, ekosistem startup akan memperhitungkan kekuatan dari regional setempat, lalu bagaimana hal tersebut akan bersaing di tingkat global.

1. SEA (Nilai : $ 4.5 milyar)

Didirikan oleh Forrest Li di Singapura pada tahun 2009, Sea Ltd, singkatan dari Southeast Asia atau Asia Tenggara berganti nama dari Garena setelah berhasil mendapatkan dana $ 550 juta untuk meningkatkan daya saing dengan e-commerce giant Alibaba dan e-commerce lainnya di Indonesia.

Kantor SEA | Foto: SEA Limited/The Business Time
info gambar

Jajaran pemimpin SEA | Foto: NYSE/Deal Street Asia
info gambar

Perusahaan belanja dan permainan online ini mengincar tempat melihat keadaan kompetisi e-commerce di Asia Tenggara sedang meningkat, khususnya pada pasar Indonesia yang sebagian besar belum dimanfaatkan.

Saat ini bisnisnya meliputi permainan online Garena, operator e-commerce Shopee dan layanan pembayaran digital AirPay.

  1. GRAB (nilai $ 3.5 milyar)
Bermula di sebuah gudang di Kuala Lumpur pada tahun 2012, hingga akhirnya Anthony Tan dan Tan Hooi Ling selaku pendiri memilih Singapura untuk menggerakkan ekspansi regional mereka. Grab merupakan salah satu dari dua unicorn asal Singapura.

Kini, Grab merupakan pesaing terbesar dari Uber -Startup paling berharga di dunia- di Asia Tenggara.

Grab Car | Foto: Vincent Twee
info gambar

Penggunaan Grab | Vincent Twee
info gambar

Grab memperdalam kehadirannya di Asia Tenggara daripada memperluas keberadaannya melebihi Asia Tenggara. Di awal 2017, Grab menginvestasikan 700 juta dolar Amerika untuk master plan 2020 ‘Grab 4 Indonesia’ - investasi terbesar yang pernah dibuat oleh startup transportasi dalam satu negara. Bagian dari rencana ini adalah untuk mengembangkan solusi secara spesifik pada Indonesia, seperti algoritma untuk mengatasi peraturan jalan Indonesia dan layanan bike-pooling.

Hingga saat ini, Grab beroperasi di 30 kota diseluruh Malaysia, Filipina, India, Thailand, Singapura, Vietnam, dan Indonesia.

  1. GO-JEK (Nilai saham $3 Miliar)

Go-Jek merupakan startup transportasi hyperlocal, logistik dan pembayaran Indonesia yang didirikan sejak 2010. Setelah mengakuisisi beberapa startup luar negeri, operasi terbesar Go-Jek masih di Indonesia, dengan ribuan pengendara melayani di 25 kota di seluruh nusantara.

Pengendara Gojek | Foto: BW Online Bureau/ BW Disrupt
info gambar

Layanan Go Box | Foto: Gojek
info gambar

Go-jek juga mengembangkan layanan pesan antar makanan yang rupanya menghasilkan permintaan lebih tinggi dibandingkan layanan car-hailing. Sistem pembayaran online, Go-Pay, turut berkembang secara signifikan seiring dengan penawaran lainnya yang diberikan oleh Go-Jek.

Go-Jek membawa pengaruh besar terhadap generasi baru startup ride-hailing di Asia Tenggara, termasuk U-Hop di Filipina, Banana Bike di Thailand, dan CatchThatBus di Malaysia.

  1. TRAVELOKA (Nilai saham $2 milyar)
Traveloka asal Indonesia ini menyediakan layanan pemesanan tiket pesawat dan hotel secara online dengan fokus perjalanan domestik di Indonesia.

Aplikasi Traveloka | Foto: Traveloka/Philstar
info gambar

Foto: English Today Jakarta
info gambar

Traveloka menawarkan platform online yang memudahkan penggunanya melakukan pemesanan hotel, pesawat, kereta, dan operator transportasi lainnya, promotor acara, operator objek wisata, biro perjalanan, operator telekomunikasi, dan segala jenis penyedia layanan.

Perusahaan ini didirikan ditahun 2012 dan beroperasi di Jakarta Barat. Hingga 28 Juli 2017, Deal Street Asia melaporkan nilai saham Traveloka mencapai 2 triliun dolar Amerika, ujar seorang eksekutif yang akrab dengan perkembangan dan beafiliasi dengan perusahaan ini, yang enggan disebut namanya.

  1. TOKOPEDIA (Nilai $ 1,2 Milyar)
Tokopedia merupakan sebuah platform online yang melibatkan individu dan pemilik usaha kecil hingga menengah di Indonesia untuk membuka dan mengelola toko onlinenya. Perusahaan ini berdiri di tahun 2009 dan beroperasi di Jakarta Barat.

Tokopedia | Foto: Tokopedia
info gambar

William Tanuwijaya, CEO dan Co-Founder Tokopedia | Foto: JIBI/Solo Pos
info gambar

Agustus 2017, Tokopedia menerima investasi dari Alibaba sebesar 1.1 triliun dolar Amerika. Dengan investasi tersebut, Alibaba mendapat kedudukan di lanskap e-commerce Indonesia.

Sebagai e-commerce terkemuka di Indonesia, Tokopedia telah mengumpulkan dana sebesar 147 juta dolar Amerika dari investor yang tidak disebutkan, menurut beberapa laporan pada 10 April 2016.

  1. BUKALAPAK (Nilai $ 1 Milyar)

Bukalapak merupakan platform e-commerce yang memungkinkan penjual dan pembeli melakukan transaksi online aman dengan cara yang sederhana. Pada pertengahan November, Achmad Zaky, pendiri dan kepala eksekutif e-commerce dari Bukalapak.com mengumumkN bahwa Bukalapak baru saja bergabung pada klub unicorn.

Achmad Zaky, Pendiri dan Kepala Eksekutif Bukalapak.com | Foto: Cronyos.com
info gambar

Pada akhir 2015, Bukalapak memiliki 510.000 usaha kecil dan menengah dalam jaringannya, menjajakan lebih dari 1,4 juta barang.

Seperti yang dilaporkan disini, perusahaan ini melakukan transaksi harian lebih dari 4 juta dolar Amerika pada bulan Desember dan terlihat pertumbuhan hingga 3-5 kali tahun lalu.

7. REVOLUTION PRECRAFTED (Nilai $ 1 milyar)

Revolution merupakan sebuah koleksi dari limited edition, pre-crafted properties, termasuk rumah dan paviliun, dikenalkan oleh desain & real estate developer Robbie Antonio.

A modular home designed by David Salle | Foto: Revolution Precrafted
info gambar
Robbie Antonio, Pendiri Revolution Precrafted | Foto: Billionaire.com
info gambar

Revolusi menjual rumah prefabrikasi yang dibuat oleh puluhan arsitek dan desainer ternama dunia seperti Zaha Hadid, David Salle, Tom Dixon, Marcel Wanders, dan Lenny Kravitz’s Kravitz Design.

Didirikan oleh Robbie Antonio, seorang maniak kolektor seni dari keluarga yang memang telah terkenal sebagai pemain hebat dalam industri real estate di Filipina.

Dilaporkan telah melebihi nilai 1 triliun dolar Amerika terhitung November 2017, dan menjadi unicorn pertama dari Filipina.


Sumber: Diterjemahkan dari seasia.co

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini