Bufon adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Walau keluarganya dari kalangan ekonomi kelas bawah, namun bocah berdarah Batak itu gigih dalam meraih prestasinya bidang olahraga karate.
Kesehariannya, Tohap Sinaga dan ibunya Judiar Simbolon (47) hanya membuka warung minuman kecil. Warung kecil terbuat dari papan bekas itu menjadi tempat tinggal keseharian Bufon.
Tohap mengaku, dua bulan terakhir warung miliknya sepi. Ini karena warung yang sama bermunculan di sekitar rumahnya. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, Tohap banting stir untuk menjadi agen bus tujuan Perawang ke Medan
Dengan keberhasilan anaknya ini membuat hati kedua orang tua buffon menjadi gembira. Prestasi bocah usia 9 tahun itu, menjadi juara karate yakni seni dalam olahraga karate dari tingkat kabupaten, provinsi, nasional dan terakhir internasional.

Sebagai orang tua, Judiar merasa bahagia akan prestasi yang di dapatkan oleh anaknya. Walau dari keluarga yang kurang mampu, tapi buffon mampu berprestasi di bidang karate.
Tohap juga mengatakan bahwa prestasi anaknya membuat air matanya menetes akan keberhasilan anak bungsunya tersebut.
Buffon mengajarkan bahwa keterbatasan ekonomi tidaklah membuat kita menjadi orang yang mudah menyerah. Dengan tekat yang kuat ia bisa merubah nasibnya.
Sumber: https://news.detik.com
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News