5 Seni Budaya Indonesia Yang Mendunia

5 Seni Budaya Indonesia Yang Mendunia
info gambar utama

Indonesia memiliki beragam suku bangsa, tercatat lebih dari 1430 suku bangsa menurut data sensus BPS tahun 2010. Hal ini menjadikan indonesia kaya akan keberagaman dan seni. Setiap suku bangsa memiliki ciri khasnya masing masing dan juga memiliki seni yang berbeda di setiap suku, hal ini menjadi daya tarik bagi wisatawan mancanegara dan membuat seni dan karya asli indonesia menjadi terkenal dan dicintai oleh negara lain.

Selain itu, ada juga yang menyaksikan kebudayaan tradisional di negeri ini dalam rangka melakukan penelitian terkait budaya dan adat istiadat tersebut, terutama oleh para akademisi dari sejumlah perguruan tinggi di luar negeri. Berikut ini lima di antaranya yang sudah terkenal di dunia.

1. Batik

Batik Indonesia, termasuk juga budaya, teknik, serta pengembangan motif dan teknologinya, telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi oleh UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009. Sejak itu, setiap tanggal 2 Oktober, Indonesia selalu memperingati Hari Batik Nasional.

Awalnya, batik pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh mantan Presiden RI, Soeharto, yang ketika itu memakai batik pada Konferensi PBB. Batik sendiri sebenarnya tidak hanya identik sebagai kain atau pakaian dengan menggunakan motif-motif yang dibuat melalui teknik pewarnaan tradisional. Tetapi, batik dalam budaya tradisional Jawa, lebih bermakna sebagai teknik pembuatan motif tersebut, dengan menggunakan warna alami “malam” dan alat “canting” pada kain berserat alami. Hingga saat ini, batik terus mengalami perkembangan, baik pada motifnya, maupun cara membuatnya.

2. Angklung

Angklung adalah alat musik multitortal (bernada ganda) yang secara tradisional berkembang dalam masyarakat. Berbahasa sunda di pulau Jawa bagian barat. Alat musik ini dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu). Sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2,3,sampai 4 nada dalam setiap ukuran kecil.

Angklung Indonesia ini telah mendapat pengakuan resmi dari UNESCO sebagai bagian dari warisan budaya. Tak benda atau intangible cultural heritage. Penyerahan resmi sertifikat dilaksanakan di Jakarta, pada 19 Januari 2011. Sertifikat ini diserahkan oleh mantan Duta Besar RI untuk UNESCO Tresna Dermawan Kunaefi kepada menteri pendidikan nasional Muhammad Nuh. Taufik menyatakan angklung digemari diluar negeri. Negara-negara seperti Korea, Jepang dan Malaysia. Telah mengenalkan angklung pada anak-anak usia sekolah.

3. Wayang

Seni pertunjukan asli dari Indonesia yang berkembang di Pulau Jawa dan bali ini sudah dikenal sejak beratus-ratu tahun yang lalu. Prasasti Balitung yang ada sejak abad ke-4 membuktikan tentang keberadaan wayang pada saat itu, dengan catatan “galigi mawayang”. Dalam perkembangannya, terdapat beberapa jenis wayang, seperti wayang kulit, wayang golek, hingga wayang orang, dengan cerita yang semakin berkembang pula.

Pada tanggal 7 November 2003, UNESCO juga sudah mengakui wayang sebagai salah satu seni bertutur budaya Indonesia dalam daftar “Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity”. Hingga saat ini, pertunjukan wayang masih bisa kita saksikan. Bahkan, beberapa program di stasiun televisi swasta juga sering menayangkan pertunjukan wayang orang, yang diselingi dengan humor, sehingga lebih menarik dan tidak terkesan kuno.

4. Reog

Kesenian ini masih kental dengan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu gaib. Dalam pertunjukan tradisional yang berasal dari Ponorogo, Jawa Timur ini, biasanya menampilkan sosok “warok” dan “gemblak”. Kisah asal-usul reog yang paling populer adalah ketika salah seorang abdi Kerajaan Majapahit pada abad ke-15, bernama Ki Ageng Kutu mengumpulkan dukungan masyarakat untuk melakukan pemberontakan dengan cara menggunakan reog.

5. Tari Kecak

Tari Kecak biasanya disebut sebagai tari “Cak” atau tari api (Fire Dance) merupakan tari pertunjukan masal atau hiburan dan cendrung sebagai sendratari yaitu seni drama dan tari karena seluruhnya menggambarkan seni peran dari “Lakon Pewayangan” seperti Rama Sita dan tidak secara khusus digunakan dalam ritual agama hindu seperti pemujaan, odalan dan upacara lainnya.

Bentuk – bentuk “Sakral” dalam tari kecak ini biasanya ditunjukan dalam hal kerauhan atau masolah yaitu kekebalan secara gaib sehingga tidak terbakar oleh api.

Tidak seperti tari bali lainnya menggunakan gamelan sebagai musik pengiring tetapi dalam pementasan tari kecak ini hanya memadukan seni dari suara – suara mulut atau teriakan – teriakan seperti “cak cak ke cak cak ke” sehingga tari ini disebut tari kecak.


Sumber: aengaeng.com | pusaka.pusaka.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini