Bangga Daging Indonesia DiImpor ke Australia

Bangga Daging Indonesia DiImpor ke Australia
info gambar utama

Produk asal indonesia berhasil masuk ke pasar australia. Hal ini menjadi suatu kebanggan tersendiri bagi produk mie instan. Mie instan menggunakan daging ayam olahan sebagai bahan pelengkapnya. Seperti dilansir antaranews daging olahan ini dikemas dengan metode “retort”. yang merupakan metode untuk menjamin proses produk pangan tetap terjaga setelah melalui sterilisasi dengan menggunakan suhu 121 derajat celcius selama 15 menit.

Bapak Antonius dari Sony Trading Pty Ltd, importir di Sydney untuk produk tersebut, menceritakan setelah mengantongi surat ijin dari badan karantina Australia, mereka menyatakan, “anda adalah orang pertama yang bisa mengimpor produk yang mengandung daging olahan dari Indonesia”. Selain surat Ijin dari badan karantina Australia tersebut, produk tersebut juga mengantongi surat keterangan dari pemerintah Indonesia melalui BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan), bahwa daging ayam tersebut telah diproses sesuai dengan ketentuan sehingga aman dikonsumsi, dan mulai bulan Desember 2017 produk daging olahan dari Indonesia tersebut sudah bisa dinikmati di Australia.

Saat ini produk tersebut baru bisa dinikmati di wilayah sekitar New South Wales, Queensland, Victoria dan Canberra, bulan depan akan merambah ke Perth dan Darwin.

Pembelian sebanyak 2 kontainer produk ini didapatkan saat produk ini dipromosikan pada pameran Fine Food Australia yang difasilitasi oleh KBRI Canberra, KJRI Sydney dan ITPC Sydney pada bulan September kemarin. Serta pada kegiatan Festival Indonesia yang diselenggarakan KBRI Canberra pada tanggal 25 November 2017 di Canberra. Dimana pada kedua kesempatan tersebut, produk ini bisa dicicipi secara gratis oleh pengunjung. Respon dari para pengunjung yang mencicipi sangat positif dan tertarik untuk dapat membeli dan menikmati makanan tersebut.

Ekspor produk makanan olahan Indonesia ke Australia pada periode Januari-September 2017 meningkat sebesar 13,50 persen, jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pangsa produk makanan olahan Indonesia di pasar Australia pada tahun 2016 sebesar 1,68 persen, berada pada urutan ke 15 di dunia sebagai negara pengekspor produk makanan olahan ke Australia, dengan tren peningkatan selama lima tahun terakhir (2012-2016) sebesar 7,67 persen.

Negara eksportir utama produk makanan olahan ke negeri kangguru didominasi oleh Selandia Baru dengan pangsa sebesar 22,02 persen, mengalami tren peningkatan pada 5 tahun terakhir (2012-2016) sebesar 6,42 persen, pada urutan kedua yaitu Amerika Serikat dengan pangsa sebesar 9,56 persen dengan tren peningkatan sebesar 0,59 persen.

Tercatat pada UN Comtrade Statistic, negara-negara ASEAN dengan pangsa produk makanan olahan terbesar di Australia yang berada pada urutan di atas Indonesia, serta pertumbuhan tren selama lima tahun (2012-2016), adalah: Thailand berada pada urutan ke tiga, dengan pangsa sebesar 7,30 persen, mengalami tren penurunan untuk 5 tahun terakhir (2012-2016) sebesar 1,86 persen; Singapura berada pada urutan ke empat dengan pangsa sebesar 6,77 persen, mengalami tren penurunan 5 tahun terakhir (2012-2016) sebesar 5,26 persen; Viet Nam berada pada urutan ke sepuluh, dengan pangsa sebesar 2,81 persen, mengalami tren peningkatan untuk 5 tahun terakhir (2012-2016) sebesar 8,34 persen, dan Malaysia berada pada urutan ke tiga belas, dengan pangsa sebesar 1,86 persen, mengalami tren penurunan 5 tahun terakhir (2012-2016) sebesar 6,27 persen.


Sumber: antaranews.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini