Menghidupkan Kembali Dramaturgi

Menghidupkan Kembali Dramaturgi
info gambar utama

Drama merupakan karya sastra sekaligus refleksi kehidupan nyata di atas panggung. Drama sendiri telah ada di Indonesia sebagai bentuk ritual dan sarana komunikasi antar manusia yang masih hidup dengan para leluhur. Kedatangan Bangsa Barat kemudian fungsi drama menjadi sebuah pertunjukkan yang melibatkan pemain dan penonton nyata, atau lebih dikenal dengan nama dramaturgi.

Namun sayang sekali seiring dengan perkembangan zaman, melejitnya pamor barang elektronik, khususnya televisi dan diikuti dengan munculnya tayangan televisi yang menyerupai drama mulai memberi jarak antara masyarakat dengan salah satu bentuk pertunjukan drama langsung, yakni dramaturgi. Kini hanya sedikit dramaturgi yang bisa kita jumpai dan peminatnya kian berkurang.

Program studi Sastra Indonesia dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga kemudian melihat fenomena tersebut sebagai celah bagi para mahasiswanya untuk dapat berkarya sekaligus menyalakan kembali dramaturgi. Hal tersebut dilakukan melalui tugas akhir mata kuliah dramaturgi sendiri dalam bentuk kegiatan tahunan bagi program studi Sastra Indonesia dimana para mahasiswanya membentuk sebuah pementasan dramaturgi.

Disebutkan oleh Kharuna salah seorang pelaksana Dramaturgi XIII melalui press releasenya yang ia kirim ke Good News From Indonesia, "dramaturgi merupakan kegiatan tahunan bagi Sastra Indonesia sebagai tugas akhir mata kuliah dramaturgi dan ajang belajar cara memproduksi sebuah drama. Selain itu, dramaturgi diselenggarakan sebagai salah satu wujud pelestarian terhadap budaya, kesenian, sekaligus sastra. Kegiatan ini juga diadakan sebagai bentuk usaha untuk menggalakkan kembali drama sebagai sebuah hiburan atau pertunjukan yang bisa diakses dan dinikmati secara mudah, berkala sehingga rasa memiliki masyarakat terhadap pertunjukan drama bisa bertumbuh. Sehingga, nantinya apreasiasi terhadap karya sastra dalam masyarakat bisa hidup kembali, dengan harapan akhir terciptanya harmonisasi antara kehidupan masyarakat urban dan budaya."

Dramaturgi tahun ini mengusung tema DesemBerdrama. “Melalui tema tersebut, Dramaturgi XIII mengajak seluruh khalayak untuk mengapresiasi drama di bulan Desember sebagai hadiah dan kenangan di akhir tahun. Agar ada yang kesan yang tercipta sebelum bulan Desember berakhir dan menutup rangkaian cerita di tahun 2017”, ungkap Tri Wahyu Setiawan selaku Pimpinan Produksi Dramaturgi XIII.

Dalam rangka melestarikan dan mendekatkan kembali drama kepada masyarakat, Sastra Indonesia Universitas Airlangga akan mengadakan sebuah acara berupa pertunjukan drama yang bertajuk Dramaturgi XIII: Matahari di Sebuah Jalan Kecil.

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)

Dramaturgi XIII akan digelar di Taman Budaya Jawa Timur, Cak Durasim pada hari Jumat tanggal 29 Desember 2017 mulai pukul 18.00 sampai selesai ini juga diselingi dengan penampilan lain yakni pementasan tari remo, musikalisasi puisi serta penampilan akustik.


Sumber: Press release oleh Kharuna, Mahasiswi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini