5 Kabar Terbaik Dunia Tentang Green Building di Tahun 2017

5 Kabar Terbaik Dunia Tentang Green Building di Tahun 2017
info gambar utama

Tidak disangka kini bangunan hijau mulai menjadi tren yang menjadi sebuah "keharusan", seiring dengan gerakan masyarakat dunia yang mulai beralih pada konstruksi bangunan yang lebih ramah lingkungan. Hal terbaik di tahun ini adalah rencana pembangunan Eco-mosque.

Berikut 5 kabar terbaik dunia tentang Green Building tahun ini menurut Eco-Business:

1. Angka perusahaan real estate yang semakin peduli dengan lingkungan mencapai nilai tertinggi
Bertambahnya jumlah perusahaan yang melakukan kegiatan berkaitan dengan lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) serta menunjukkan kemajuan dalam bidang energi, air dan limbah, seperti yang dilansir dari hasil survey Global Real Estate Sustainability Benchmark (GRESB) pada tahun ini.

Green building di New Zealand | Foto: Pureadvantage
info gambar

Australia dan New Zealand memang menguasai lebih dari setengah dari total 124 perusahaan di Asia Pasifik yang berlaku sebagai contoh, tahun ini lebih banyak perusahan di Asia yang juga turut berpartisipasi.

2. Kesempatan sebesar $3.4 triliun
Sebuah studi yang diadakan oleh International Finance Corporation menyebutkan bahwa proses urbanisasi yang cepat akan mempercepat munculnya bangunan baru hingga 20 persen pada tahun 2025, dan investasi yang dianggarkan terhadap green building pada pasar baru mampu mencapai jumlah terbesar $3.4 triliun.

Green building in Baguio City, Philippines | asiagreenbuildings.com
info gambar

Yuan Xu, perwakilan IFC di Filipina mengatakan pada media bahwa menciptakan peluang yang dinamis untuk green building akan menjadi kunci untuk menarik investasi swasta.

3. Bahan bangunan yang lebih baik untuk konstruksi yang lebih baik
Studi yang dilakukan oleh seorang asal Sri Lanka menyatakan bahwa kembali menggunakan batu bata berbahan lumpur akan menjadi pilihan yang lebih baik untuk lingkungan serta kantong karna harganya yang terjangkau. Peneliti di MIT juga sedang melakukan percobaan pada beberapa campuran beton untuk menemukan hasil yang lebih tahan lama serta ramah lingkungan, sebagaimana permintaan terhadap bahan yang ramah lingkungan meningkat. Bahkan menurut laporan, angkanya dapat mencapai $187 miliar pada tahun 2026.

Green building in Srilanka | Foto: greenbuild.lk
info gambar

Terlepas dari pencarian terhadap bahan konstruksi yang lebih ramah lingkungan, permintaan terhadap pasir -bahan utama pada konstruksi- terus meningkatkan angka krisis pasir secara global.

4. Melampaui standar green building
Standar green building saja tidak cukup untuk memastikan bahwa bangunan yang ada memiliki kandungan karbon sesedikit mungkin sesuai yang kita harapkan, ucap Thomas Auer, direktur pengelola Transsolar, perusahaan climate engineering asal Jerman, pada sebuah wawancara dengan Eco-Business tahun ini dalam World Sustainable Built Environment Conference 2017 di Hong Kong.

 Hong Kong West Kowloon Cultural District Masterplan « Inhabitat
info gambar

Ia mengatakan: "Saya tidak yakin bahwa teknologi dapat membawa kita kemana kita seharusnya berada. Teknologi tentu saja akan berkontribusi secara signifikan, tapi kita harus menyesuaikan pola hidup, yang mana dapat dipahami melalui pembangunan bangunan ramah lingkungan ini yang dapat memberikan dampak positif secara langsung."

5. Eco-mosques
Negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia ini berencana untuk membangun 1000 eco-mosque pada tahun 2020. Dipimpin oleh Ulama, MUI, tempat beribadah ini akan memeliki sistem energi yang dapat diperbaharui, meningkatkan efisiensi penggunaan air dan pengelolaan limbah, serta berfungsi sebagai pusat pendidikan tentang lingkungan.

Eco Mosque di India | seasia.co
info gambar

“Kebanyakan Muslim di Indonesia lebih mendengarkan ulama dibandingkan pemerintahan,” Ungkap Hayu Prabowo, kepala lingkungan dan sumber daya alam di Majelis Ulama Indonesia (MUI)



Sumber: Seasia.co

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini