Sebanyak 2.500 lampion menerangi langit di atas Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu pukul 24.00 WIB saat pergantian tahun 2017 menuju tahun 2018.
Ribuan lampion tersebut diterbangkan oleh para pengunjung "Borobudur Nite 2017 Amazingly Woonderful" di pelataran Aksobya kompleks Taman Wisata Candi Borobudur.
Menurut laporan Antara, sebelum pelepasan lampion, dilakukan penyalaan obor utama oleh lima pemuka agama, yakni Islam, Kristen, Katolik, Buddha, dan Hindu.
Kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu nasional dan pengunjung diminta untuk menulis harapan serta doa yang kemudian ditempel di lampion masing-masing.
"Suasana sangat kondusif dan menyenangkan. Ramai tapi tidak berisik. Bisa menikmati dengan nyaman. Bahkan doa dan harapan diucapkan oleh lima pemuka agama. Malam ini terasa begitu damai," papar Syifa, seorang pengunjung asal Banjarnegara pada Detikcom.
Ayu Dyah Pasha, koordinator Borobudur Nite 2017, menjelaskan, lampion bersertifikat internasional tersebut terbuat dari material yang akan hancur pada ketinggian tertentu.
Lampion tersebut dijamin tidak akan mengganggu penerbangan dan tidak menjadi sampah.
"Material lampion tidak akan merusak lingkungan karena material akan hancur sebelum jatuh lagi ke tanah, juga tidak akan mengganggu aktivitas penerbangan," jelas Ayu dalam konferensi pers di Hotel Manohara, Borobudur, Sabtu (29/12/2017), seperti yang dikutip Kompas.
"Jadi engga ada hura-hura. Kami berdoa, hening, menyanyi lagu nasional, kami ingin membangkitkan semangat nasionalisme kepada bangsa Indonesia. Penerbangan lampion sendiri bermakna melepas kedukaan, mengirimkan doa dan harapan," pungkasnya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News