Masyarakat Betawi, Aseli?

Masyarakat Betawi, Aseli?
info gambar utama

Suku Betawi adalah suku yang terlahir dari hasil banyak sekali perkawinan silang berbagai macam suku di Indonesia, mulai dari Sunda, Arab, Jawa, Ambon, Melayu sampai Tionghoa. Masyarakat Betawi pada saat itu didatangkan oleh Belanda ke Batavia untuk mengerjakan banyak pembangunan pada pemerintahan Verenigde Oostindische Compagnie (VOC).

Sebelum anad ke 16 banyak sekali pedagang dan pelaut asing yang berasal dari pesisir Pulau Utara Jawa, Indonesia bagian timur, Semenanjung Malaya, Tiongkok bahkan dari India yang datang ke Batavia untuk menjalankan roda bisnis. Dr. Yasmine Zaki Shahab, M.A seorang antropolog Univeristas Indonesia mengatakan bahwa etnis betawi baru terbentuk sekitar satu abad yang lalu, yaitu antara tahun 1815-1893.

Antropolog Universitas Indonesia lainnya, Prof Dr Parsudi Suparlan menyatakan, kesadaran sebagai orang Betawi pada awal pembentukan kelompok etnis itu juga belum mengakar. Dalam pergaulan sehari-hari, mereka lebih sering menyebut diri berdasarkan lokalitas tempat tinggal mereka, seperti orang Kemayoran, orang Senen, atau orang Rawabelong. Pengakuan terhadap adanya orang Betawi baru muncul pada tahun 1923 pada saat masyarakat Betawi mendirikan Perkoempoelan Kaoem Betawi.

Pada masa lalu tanah Batavia atau Betawi adalah daerah Kerajaan Salakanegara. Kerajaan Salakanegara diyakini sebagai kerajaan pertama di Nusantara yang juga dipercai sebagai kerajaan leluhur masyarakat Sunda dan termasuk cikal-bakal orang Betawi. Kerajaan Salakanegara memiliki beberapa wilayah yaitu Pandeglang (Banten), Lereng Gunung Salak (Bogor) dan Condet (Jakarta.)

Menurut ensiklopedi Jakarta, Ibukota dari kerajaan Slakanagara berada di Ciondet (Condet) yang tidak jauh jaraknya dari Sunda kelapa yang merupakan pelabuhan perdagangan teramai dan tersibuk di Nusantara.

Karena merupakan daerah kekuasaan Salakanagara maka banyak sekali kebudayaan yang ikut terpaut, salah satunya adalah masalah kepercayaan. Kepercayaan yang dianut oleh Kerajaan Salakanagara mengajarkan tentang kekuasaan yang sangat besar yang ada di dunia, yang dilambangkan pada Tumpal (motif batik dengan lukisan tiga setrip yang berjajar). Kepercayaan ini juga mengajarkan manusia agar bisa menahan Upawasa (puasa dalam ajaran Hindu yang berarti mendekatkan diri kepada Tuhan).

Memang belum jelas siapa sebenarnya masyarakat asli Betawi. Karena Jakarta memang sejatinya adalah tempat bersinggah semua suku bangsa di Nusantara.


Sumber: Tirto.id Histori.id

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini