Sebagaimana diberitakan Republika, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan bahwa pengembangan bandara Supadio akan bisa meningkatkan perekonomian dan wisata daerah.
"Kita lihar bahwa Pulau Kalimantan, khususnya Kalbar adalah satu prefensi yang juga potensila untuk dikembangkan untuk kegiatan ekonomi juga pariwisata," ujar Budi Karya.
Dia pun menjelaskan bahwa pengembangan bandara Supadio kini telah berhasil meningkatkan kapasitas penumpang. Tercatat pengembangan sebelumnya berhasil meraih kunjungan penumpang di bandara Supadio mencapai 3,1 juta orang di tahun 2016. Sementara pada tahun 2017 jumlah penumpang mencapai 3,5 juta orang.
"Oleh karena itu, kita memang secara serius membangun airset, runway, taxyway, dan sebagainya, dan juga membangun terminal," ujarnya.
Direktur Utama Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin pun menjelaskan bahwa pengembangan bandara Supadio ini bisa menampung 3,8 juta pengunjung per tahunnya. Kapasitas terminal pun rencananya juga akan dikembangkan. "Artinya kondisi terminal kita yang kapasitas maksimumnya 3,8 juta ini juga akan kita pertimbangkan untuk kemudian dilakukan penambahan kapasitas," jelasnya.
Awaludin juga menjelaskan bahwa bandara Internasional Supadio Pontianak saat ini telah menjadi bandara penghubung lintas negara. Sehingga harus memiliki fasilitas pendukung dan fasilitas utama yang siap.
"Kita bangga Pontianak punya terminal baru, megah, memberikan pelayanan kepada pengguna jasa bandara," kata dia.
Bandara Supadio sendiri mulanya telah dibangun sejak tahun 1940 an dengan nama Bandar Udara Sungai Durian. Namun pada tahun 1980 an namanya diubah menjadi Bandara Udara Supadio. Rute internasional yang pertama dibuka di bandara ini adalah rute Pontianak ke Sarawak, Malaysia di Bandara Internasional Kuching.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
