Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Republik Indonesia pagi ini (4/1) menggelar acara dalam rangka menyampaikan capaian kinerja Kemenristekdikti tahun 2017 dan Fokus kinerja untuk tahun 2018 yang akan datang. Acara yang dihadiri oleh para pemimpin redaksi media, pimpinan komisi VII DPR RI, Komisi X DPR RI, dan para kepala LNPK Kemenristekdikti dilaksanakan di Auditorium Gedung D, Kemenristekdikti.
Menteri Ristekdikti RI Prof. H. Muhammad Nasir, Ph.D memaparkan beberapa kinerja yang telah dicapai oleh Kemenristek pada tahun 2017, dan sekaligus menjelaskan inovasi yang akan mereka kerjakan pada tahun ini. berikut adalah beberapa inovasi yang akan dikerjakan oleh Kemenristekdikti pada tahun 2018 :
- Melanjutkan Program Komberkes
Komberkes adalah komite bersama kemenristekdikti dan kementerian kesehatan (kemenkes). Dalam hal ini kemenristekdikti dan komenkes akan bekerja sama untuk melakukan sistem tata kelola rumah sakit (RS). Mengelola sebuah rumah sakit pendidikan, dimana rumah sakit itu nantinya akan digunakan sebagai rumah sakit umum sekaligus juga rumah sakit sebagai sarana pendidikan bagi mahasiswa kedokteran demi meningkatkan kualitas pendidikan.
- Pengembangan Start Up di Indonesia
Kemenristekdikti akan terus berusaha mengembangkan jumlah start up yang ada di Indonesia. Pada tahun 2017 yang lalu Indonesia berhasil memiliki 661 start up setelah sebelumnya ditargetkan sebesar 600 start up. Sementara untuk tahun 2018 kedepan, kemenristekdikti menargetkan Indonesia memiliki 800 start up dan 1000 start up pada tahun 2019 mendatang.
- Program Penggabungan dan Penyatuan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Di Indonesia
Karena banyaknya PTS di Indonesia (sekitar 4350 PTS) dan dinilai kurang efesien, maka kemenristek berencana akan melakukan penggabungan dan penyartuan PTS agar lebih efesien.
- Pengembangan SDM Dosen
Melalui beasiswa program pendidikan magister menuju doktor untuk sarjana unggul (PMDSU) kemenristek berusaha untuk lebih mengembangkan program PMDSU yang telah berjalan.
- Pengembangan Standar Layanan Penilaian Angka Kredit (PAK)
Salah satu program dari pengembangan standar layanan PAK adalah percepatan guru besar. Percepatan guru besar merupakan terobosan efesiensi yang dilakukan oleh Ditjen Sumber Daya Iptek Dikti dengan memangkas jangka waktu pengajuan guru besar, terhitung mulai dari pengunggahan dokumen usulan di laman https://pak.ristekdikti.go.id
Kemenristek berharap waktu yang dibutuhkan hanya empat puluh lima hari dan tidak dipungut biaya.
- Program Studi Profesi Guru, Advokat dan Notariat
Kemenristek akan berusaha mengembangkan program studi profesi guru, advokat dan notariat yang ada di Indonesia pada tahun 2018 ini.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News