Percepat Proses Sertifikasi PT DI Bakal Luncurkan Purwa Rupa Kedua Pesawat N219

Percepat Proses Sertifikasi PT DI Bakal Luncurkan Purwa Rupa Kedua Pesawat N219
info gambar utama
Indonesia pada hari ulang tahun yang ke 52 yang lalu mendapatkan kado istimewa berupa pesawat karya anak bangsa N219 buatan PT Dirgantara Indonesia yang berhasil terbang perdana. Pesawat tersebut kemudian diberi nama berdasarkan pelopor penerbangan Indonesia, Nurtanio.

Pengembangan N219 Nurtanio tidak berhenti sampai pada penerbangan pertama saja, tetapi terus dikembangkan PT DI agar mampu mendapatkan sertifikasi yang diperlukan jika ingin diproduksi masal. Itu sebabnya lahirlah pesawat purwarupa kedua yang akan dirilis oleh PT DI bulan depan.

Seperti diberitakan Sindonews (17/1) Direktur Utama PT DI Elfien Goentoro menjelaskan bahwa saat ini pesawat N219 Nurtanio telah melakukan 13 kali uji terbang dengan total waktu mencapai 16 jam terbang. Sementara pada Februari 2018 mendatang, purwarupa N219 kedua akan di luncurkan dengan tujuan mempercepat proses uji terbang yang memerlukan waktu lebih banyak.

"untuk melakukan uji terbang, tidak hanya dengan satu product development, karena di akhir bulan Februari, satu product development akan hadir akan hadir untuk mendampingi purwarupa pertama supaya memenuhi 350 jam terbang," ujar Elfien.

Elfien pun menjelaskan bahwa PT DI bersama dengan Kementerian Perhubungan berupaya untuk mempercepat proses sertifikasi pesawat karya Indonesia ini. Itu sebabnya antara purwarupa pertama dengan kedua akan menjalani tes yang berbeda.

Sementara itu Chief Engineering N219 Nurtanio, Palmana Banandhi mengungkapkan bahwa pihaknya akan menyelesaikan uji terbang ini hingga akhir tahun 2018. "Untuk mengejar target jam terbang kami menggunakan dua pesawat yang kemudian bisa mempercepat proses sertifikasi. Dimana kedua pesawat ini memiliki misinya masing-masing," ungkapnya.

Uji purwarupa N219 pertama dan kedua akan berbeda. Pesawat pertama kaan menyelesaikan pengujian performance dan structure test. Sedangkan pesawat kedua akan digunakan untuk pengujian system test, seperti avionic system, electrical system dan flight control.

"Dari 100% subject flight test, itu kita bagi menjadi dua, 50:50. Sehingga nanti kegiatan-kegiatan flight test bisa dioptimalkan. Tidak hanya di satu pesawat dan ini memungkinkan untuk bisa dicapai dalam tahun ini," tambah Palmana.

Pesawat N219 Nurtanio sendiri merupakan pesawat bermesin dua baling-baling yang dinilai sangat cocok digunakan di Indonesia. Sebab Indonesia merupakan negara dengan kondisi geografi yang bergunung-gunung serta terpisah-pisah dengan lautan. Sehingga membutuhkan pesawat yang mampu bermanuver rendah, tidak memerlukan bandara besar namun tetap tangguh.

Pesawat ini telah diminati beberapa negara seperti Meksiko, Vietnam, Laos, dan Myanmar serta akan dipasarkan ke Afrika melalui kerjasama dengan produsen pesawat asal Turki, Turkish Aerospace Industries (TAI). Sementara pesaing utama dari N219 adalah pesawat Cassa yang dibuat oleh Spanyol.

Siapkah Indonesia menyambut pesawat kebanggaan ini?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini