Indonesia dan Bangladesh Kembali Adakan Perundingan Dagang

Indonesia dan Bangladesh Kembali Adakan Perundingan Dagang
info gambar utama

Indonesia dan Bangladesh kembali mengadakan pembicaraan rencana perjanjian bilateral di dunia dagang.

Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Dagang Iman Pambagyo menjadi delegeasi dari Indonesia dalam perundingan ini. Sedangkan dari Bangladesh mengirim Additional Secretary Ministry of Commerce of Bangladesh Tapan Kanti Ghosh.

Indonesia dan Bangladesh telah sepakat merencanakan putaran pertama perundingan Indonesia-Bangladesh Preferential Trade Agreement (IB-PTA) pada semester satu 2018. Kesepakatan tersebut telah dicapai dalam pertemuan IB-PTA di Jakarta.

Pertemuan sebelumnya adalah tindak lanjut kunjungan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina pada saat sela-sela KTT IORA di Jakarta tahun 2017 silam. Hasina bertemu dengan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan sepakat untuk meningkatkan hubungan perdagangan antara kedua negaram salah satunya adalah dengan PTA.

Percepatan dagang seperti ini adalah arah kebijakam pemerintah untuk memperluas pasar ekspor ke negara nontradisional. Negara nontradisional seperti ini didefinisikan sebagai negara (pasar) yang belum memiliki aktivitas ekspor dari negara Indonesia ke negara itu selama 40 tahun.

“Pemerintah punya tujuan untuk terus memperluas akses pasar dan meningkatkan kerja sama perdagangan Indonesia dengan negara nontradisional, khususnya di wilayah Asia Selatan,” papar Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional (PPI) Kementerian Perdagangan Imam Pambagyo seperti yang dilansir dari katadata.co.id

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai total perdagangan kedua negara pada tahun 2016 mencapai US$1,33 miliar. Neraca perdagangan Indonesia-Bangladesh pada tahun yang sama menunjukkan surplus bagi Indonesia sebesar US$1,19 miliar.

Bangladesh menempati peringkat ke-23 sebagai negara tujuan ekspor utama Indonesia dengan pangsa sebesar 0,9 persen, serta menempati urutan ke-63 sebagai negara sumber impor utama Indonesia dengan pangsa sebesar 0,1 persen.

Ekspor Indonesia ke Bangladesh pada periode Januari-Oktober 2017 tercatat sebesar US$1,31 miliar atau naik 25,8 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$1,04 miliar.

Sementara komoditas ekspor Indonesia ke Bangladesh yang utama adalah kelapa sawit, disusun dengan bubur kayu kimiawi, bangku penumpang untuk kereta, batu bara, serya kertas dan karton.


Sumber: katadata.co.id, Cnnindonesia.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini