Azerbaijan Punya Pusat Budaya di Universitas Indonesia

Azerbaijan Punya Pusat Budaya di Universitas Indonesia
info gambar utama

Bagi kebanyakan orang Indonesia mungkin negara eks pendudukan Uni Soviet yang bernama Azerbaijan belum sepopuler negara-negara tetangganya seperti Iran atau Turki. Padahal usut punya usut, negara yang bebas dari pendudukan Uni Soviet pada tahun 1991 ini sudah memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia selama lebih dari 25 tahun terakhir.

Salah satu yang menarik, orang Azerbaijan yang mayoritas penduduknya beragama Islam ini, sudah banyak tahu tentang Indonesia. Buktinya apa? Di salah satu universitas negeri yang ada di Baku, ibukota negara Azerbaijan, bernama Azerbaijan University of Languages (AUL), sudah ada pusat studi Indonesia sejak tahun 2010 lalu.

Mahasiswa/I yang mengikuti program studi Indonesia di AUL akan mempelajari literatur Indonesia, geografi, politik, budaya dan hal-hal yang terkait dengan Indonesia lainnya. Tak hanya itu, seni bela diri Indonesia, Pencak Silat merupakan salah satu seni bela diri yang sangat populer di Azerbaijan. Sudah ada 35 perguruan Pencak Silat Indonesia yang tersebar di 26 kota di Azerbaijan dengan jumlah anggota sekitar 3500 orang.

Akhirnya untuk mulai memperkenalkan budaya Azerbaijan kepada kalangan muda Indonesia, pada Januari 2018 ini, telah dibuka ‘Pojok Azerbaijan’ di Gedung Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia. Ini merupakan kerjasama antara AUL dengan UI yang dijembatani oleh KBRI Baku. “Tentu kami di UI merasa senang dengan adanya pojok-pojok internasional di kampus UI, karena tentunya akan membuka wawasan internasional bagi civitas akademika UI,” ujar Bastian Zulyeno, Ph.D, Dosen Tetap FIB UI.

UI berharap agar keberadaan Azerbaijan Corner ini tidak hanya sebatas ruangan saja, “harus ada kegiatan akademis yang bermanfaat bagi kedia belah pihak.” Karena itu, pihak AUL juga sudah merencanakan beberapa kegiatan yang positif bagi kalangan mahasiswa/I Azerbaijan dan Indonesia.

“Ke depannya, AUL berencana akan mengajarkan mata kuliah Multikulturalisme Azerbaijan di UI, mengadakan pertukaran mahasiswa dan dosen dari kedua negara juga melaksanakan program penelitian bersama dengan UI,” ujar Prof. Habib Zarbaliyev, Kepala Departemen Ilmu dan Publikasi AUL.

Bagi Dubes RI untuk Azerbaijan, Dr. H. Husnan Bey Fananie, MA sangat penting bagi pemuda/I dari kedua negara ini untuk saling mengenal tak hanya budaya dari negara sahabat ini, tapi juga untuk memperdalam penelitian bersama mengenai peradaban, agama dan ilmu pengetahuan. “Ini merupakan kesempatan bagi para cendekiawan muda untuk memperdalam wawasannya mengenai persahabatan dan hubungan kedua bangsa yang sebenarnya saling terkait erat sejak zaman dahulu,” jelasnya.

“Azerbaijan yang merupakan bagian dari Caucasus merupakan bangsa yang tua, mereka merupakan awal peradaban manusia sejak terjadinya musibah air bah pada masa Nabi Nuh. Islam sudah masuk ke Caucasus pada abad ke 7, dibawa oleh sahabat rasul Sa`d ibn Abi Waqqas. Sementara Islam baru masuk ke Indonesia pada abad ke 14, yang dibawa oleh Syekh Maulana Malik Ibrahim, ia merupakan putra dari tanah Caucasus yang menyebarkan Islam di Indonesia dan merupakan bapak dari Wali Songo,” tutup Husnan Bey Fananie.


Sumber:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini