Daya Tarik Indonesia Sebagai Pasar Teknologi Informasi Dunia

Daya Tarik Indonesia Sebagai Pasar Teknologi Informasi Dunia
info gambar utama

Perusahaan raksasa Amerika Serikat dibidang teknologi informasi Google melakukan Investasi Asing Lansung di perusahaan transportasi Go-Jek di Indonesia. Ini merupakan investasi pertama di Indonesia setelah melakukan hal yang sama di India pada bulan Desember 2017 lalu. Hal ini menunjukkan begitu besarnya ketertarikan Google untuk berinvestasi di India dan Indonesia, dua negara besar di dunia yang memiliki pasar yang menjanjikan di industri teknologi dan jasa internet bagi konsumen. Baik Google maupun Go-Jek tidak mengumumkan besarnya investasi itu.

Go-Jek yang didirikan pada tahun 2011 dengan bisnis utamanya dibidang jasa layanan transportasi menggunakan sepeda motor atau – motorbike tax on-demand service memang memiliki daya tarik bagi investor luar negeri seperti Google. Layanan transportasi motor ini memang terbukti dimininati masyarakat di kota-kota besar Indonesia untuk menghindari kemacetan. Perusahaan ini kemudian melebarkan industrinya dengan layanan pengantaran makanan, dokumen dsb. Berpusat memang di Jakarta namun juga hadir di India di bidang engineering. Go-Jek oleh pengamat bisnis internasional dapat menyaingi kompetitornya Uber dan Grab di Indonesia, negeri kita yang memiliki perekonomian besar di Asia Tenggara.

Caesar Sengupta, Wakil Presiden Google’s Next Billion Team – divisi Google yang fokus pada pasar-pasar baru di dunia, mengatakan bahwa Go-Jek di komandani sebuah tim manajemen yang kuat dan solid dan memiliki rekam jejak dalam mengimplemetasikan teknologi sehingga masyarakat Indonesia lebih mudah melakukan berbagai aktivitasnya. Karena itulah Google tertarik berinvestasi di Go-Jek untuk meningkatkan dan mengembangkan lingkungan yang kondusif bagi bisnis pemula atau startup business. Google dalam upaya membantu Indonesia mengembangkan startup bisnis telah melatih sekitar 60.000 orang dalam mengembangkan “Mobile Application” dan telah melatih lebih dari 40.000 pemilik industri kecil agar melek internet untuk bisnis mereka di 10 kota di Indonesia.

Memang pasar teknologi internet di Indonesia ini terus berkembang seiring dengan perkembangan perekonomian nasional. Lebih dari 133 juta orang di negeri kita ini pengguna internet menjadikan Indonesia sebagai negara terbesar ke lima di dunia dalam penggunaan internet. Dan masih separuh penduduk Indonesia belum berhubungan dengan internet, ini membuat Indonesia memiliki peluang bisnis teknologi informasi (IT) yang besar di dunia.

Kang Emil atau Ridwan Kamil walikota Bandung pernah mengatakan bahwa para pengusaha dibidang kreatif misalkan melalui internet dapat mencari berbagai peluang bisnis, pasar, dan sumber informasi untuk mengambil keputusan bisnis penting. Ridwan Kamil mencontohkan ada satu proyek di Amerika Serikat, arsitek desainnya berada di San Fransisco, pembuat maket di Hong Kong, artist impression-nya di Australia dan proyeknya di Cina. Begitu pesatnya kemajuan industri IT tsb.

Hanya saja perlu di ingat bahwa kemajuan IT yang sangat maju seperti contoh diatas tidak boleh merugikan kepentingan nasional, Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih pernah mengatakan, bahwa pasar online di Indonesia dikuasai oleh produk impor. Kemajuan IT secara global terutama di era “Revolusi Industri ke Empat atau The Fourth Industrial Revolution yang ditandai dengan industri digital, internet, artificial intelligent tidak boleh menghambat kemajuan perekonomian nasional, terutama produk-produk nasional yang sebenarnya mutunya tidak kalah dengan produk impor.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Ahmad Cholis Hamzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Ahmad Cholis Hamzah.

Terima kasih telah membaca sampai di sini