Sebagaimana diberitakan CNN Indonesia (5/2) data BPS menunjukkan konsumsi yang berkaitan dengan hiburan dan budaya kan meningkat hingga 6,5 persen hingga akhir tahun 2017 lalu. Angka ini dinilai lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan konsumsi masyarakat yang menjadi bagian kontribusi pada Produk Domestik Bruto (PDB) yang hanya 4,95 persen.
Deputi bidang Nerasa dan Analisis Statistik BPS, Sri Soelistyowati menjelaskan bahwa aktifitas konsumsi masyarakat di sektor hiburan ini tampak tumbuh dari sisi permintaan maupun penarawan. Dari sisi permintaan ia menduga masyarakat semakin butuh hiburan seiring dengan tekanan pekerjaan yang tinggi. Selain itu fenomena meningkatnya tabungan masyarakat bisa menjadi tanda bisa jadi nantinya digunakna untuk berlibur di masa depan.
"Terkadang, masyarakat ini sudah plan liburan jauh-jauh hari. Jadi kami angga, mungkin aktifitas leisure ini akan menjadi tren di tahun ini," ujar Sri.
Sementara dari sisi penawaran, semakin banyaknya promosi dan paket wisata murah membuat masyarakat tertarik untuk pergi jalan-jalan. Akibatnya menurut Sri, pola hidup masyarakat turut berubah.
"Sejauh ini konsumsi untuk barang-barang terbilang selalu stagnan. Tapi kalau melihat aktifitas leisure, angkanya cukup signifikan," ungkapnya.
Melihat tren ini masih akan berlanjut di tahun 2018, Sri pun berharap pemerintah akan memberikan kebijakan yang mampu mempermudah wisatawan dalam negergi untuk melakukan rekreasi. "Bisa apapun itu bentuknya, mumpung dari supply (penawaran) dan deman (permintaan) ada dorongan masing-masing," jelasnya.
BPS pun mencatat bahwa pertumbuhan konsumsi bisnis terkait leisure seperti restoran dan hotel pada tahun 2017 mengalami pertumbuhan. Pada tahun lalu dua industri tersebut mengalami pertumbuhan hingga 5,53 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang berada di angka 5,4 persen.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News