Persaingan Satelit di Asia Tenggara, Seberapa Unggul Indonesia?

Persaingan Satelit di Asia Tenggara, Seberapa Unggul Indonesia?
info gambar utama
Asia Tenggara diprediksi akan menjadi kekuatan ekonomi yang signifikan pada tahun 2050. Dibawah naungan Association of South East Asian Nations (ASEAN) kesepuluh negara anggota terus tumbuh menjadi negara yang kuat secara ekonomi. Kekuatan ekonomi tersebut tidak akan mungkin diraih tanpa adanya kekuatan infrastruktur. Salah satu infrastruktur yang dibutuhkan dalam kekuatan ekonomi adalah komunikasi dan beberapa negara di Asia Tenggara telah menunjukkan bahwa negara mereka mampu untuk memanfaatkan teknologi satelit untuk memperkuat perekonomiannya.

GNFI kemudian berusaha mencari data ada berapakah satelit yang telah diluncurkan oleh negara-negara di Asia Tenggara. Dan hasilnya cukup mengejutkan bahwa setidaknya telah ada lebih dari 50 satelit yang dimiliki negara-negara di Asia Tenggara baik yang sedang beroperasi maupun yang telah dihentikan operasionalnya.

Satelit Telkom 3S (Foto: Arianespace)
info gambar

Telkom dan Satelit Indonesia

Pada bulan Februari 2017 yang lalu, perusahaan telekomunikasi terbesar di Asia Tenggara, Telkom Indonesia berhasil meluncurkan satelit terbarunya yang bernilai 200 juta dolar, Telkom 3S. Satelit ini merupakan satelit ketiga setelah Telkom 1 dan Telkom 2 yang saat itu beroperasi untuk melayani kebutuhan telekomunikasi di wilayah Asia Tenggara.

Adanya tiga satelit yang beroperasi untuk Indonesia dinilai masih belum bisa memenuhi besarnya kebutuhan. Alhasil di pertengahan tahun 2019 Telkom Indonesia kembali berencana untuk meluncurkan satelit baru Telkom 4 yang memang direncanakan untuk menggantikan Telkom 1 yang sudah habis masa fungsinya. Insiden anomali Telkom 1 yang terjadi pada bulan Agustus lalu membuat satelit yang diluncurkan pada tahun 1996 itu harus pensiun lebih dini. Sehingga kemungkinan Telkom 4 untuk mengangkasa bakal lebih awal dari perencanaan.

Satelit milik Telkom Indonesia hanyalah beberapa satelit yang dimiliki oleh perusahaan di Indonesia. Saat ini tercatat setidaknya terdapat 30 Satelit berasal dari Indonesia baik yang telah diluncurkan, dipensiunkan dan juga yang berencana untuk diluncurkan. Satelit-satelit tersebut tidak hanya digunakan untuk telekomunikasi saja melainkan juga untuk keperluan militer, penelitian dan juga observasi bumi. Namun kebanyakan satelit tersebut dibuat oleh perusahaan luar negeri. Satelit pertama yang benar-benar buatan Indonesia pertama kali adalah satelit LAPAN-A2 yang meluncur pada tahun 2015 yang digunakan untuk observasi bumi dan radio amatir.

Banyaknya satelit yang dimiliki Indonesia bukan sesuatu yang mengherankan karena Indonesia memang tercatat merupakan negara ketiga yang pertama kali meluncurkan satelit komunikasi domestik di dunia setelah Amerika Serikat dan Kanada. Prestasi tersebut terjadi lewat satelit Palapa A1 buatan Thales Alenia Space yang meluncur pada tahun 1976 dan dimiliki oleh Perumtel yang kini dikenal sebagai Telkom Indonesia. Di masa itu tentu saja Indonesia adalah negara pertama yang memiliki satelit di Asia Tenggara.

Satelit-Satelit Asia Tenggara

Lalu bagaimana dengan negara-negara lain di Asia Tenggara? Persaingan untuk menyaingi Indonesia sebagai negara yang memiliki teknologi satelit setidaknya dimulai pada tahun 1980an ketika Filipina menjadi negara kedua yang memiliki satelit di Asia Tenggara dengan satelit Agila-1. Meski sesungguhnya satelit ini merupakan satelit Indonesia dibawah kepemilikan PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) yang meluncur pada tahun 1987 sebelum diakuisisi oleh Filipina di tahun 1996.

Satelit pertama yang dimiliki oleh Filipina meluncur setahun berikutnya dengan nama ABS-3 atau juga dikenal sebagai Agila 2 untuk keperluan komunikasi namun satelit ini belum dibuat oleh bangsa Filipina sendiri melainkan oleh perusahaan Amerika Serikat, Space System/Loral (SSL). Era satelit yang benar-benar dimiliki dan dibuat oleh bangsa Filipina baru terjadi pada tahun 2016 dengan satelit Diwata-1 berupa mikrosatelit untuk obsevasi bumi. Pada tahun 2018 ini, Filipina akan kembali meluncurkan satelit hasil kerjasama tiga negara dengan Malaysia dan Bhutan dengan nama satelit BIRDS-2 atau Maya 1 dan juga Diwata-2.

Negara berikutnya di Asia Tenggara yang memiliki satelit adalah Thailand yang telah memiliki satelit di tahun 1993 lewat Thaicom 1 yang merupakan satelit komunikasi buatan Hughes Aircraft Company. Setahun berikutnya Thaicom 2 turut mengangkasa dan generasi ketiga Thaicom 3 meluncur di tahun 1997. Hingga saat ini satelit Thaicom telah memiliki delapan generasi dengan generasi terbaru Thaicom 8 buatan Orbital ATK diluncurkan pada tahun 2016. Sementara generasi kesembilan, TCStar-1 (Thaicom 9) yang rencana semula akan diluncurkan pada tahun 2019 menggunakan roket Tiongkok akhirnya ditunda karena masih dianggap tidak terlalu genting. Sehingga sampai saat ini setidaknya Thailand telah memiliki 14 satelit baik yang beroperasi maupun yang telah dipensiunkan.

Pesaing Indonesia dari darah serumpun, Malaysia pun telah memiliki satelit sejak tahun 1996 yang dimulai dari MEASAT 1 (Malaysia East Asia Satellite). Satelit ini merupakan satelit komunikasi yang mampu menjangkau Asia Tenggara, Utara Australia dan Guam. Setelah satelit ini, misi MEASAT berlanjut hingga generasi kedelapan. Selain MEASAT juga terdapat delapan satelit lain yang diluncurkan dengan bendera Malaysia. Sehingga total satelit yang dmiliki Malaysia adalah 17 Satelit.

Persaingan satelit di Asia Tenggara rupanya juga diramaikan oleh Vietnam. Negara komunis ini untuk pertama kalinya memiliki satelit pada tahun 2008 dengan berhasil diluncurkannya satelit Vinasat-1. Satelit ini merupakan satelit komunikasi yang dibuat oleh Lockheed Martin. Keberhasilan satelit ini kemudian diikuti dengan beberapa satelit berikutnya seperti VINASAT-2 di tahun 2012 dan VNREDSat-1 yang merupakan satelit penelitian.

Rencananya, hingga tahun 2020 mendatang, Vietnam akan beberapa kali meluncurkan satelit kembali untuk keperluan observasi dan penelitian. Tahun 2018 ini satelit MicroDragon buatan para peneliti Vietnam rencananya akan diluncurkan menggunakan roket Epsilon milik Jepang yang juga turut membantu pembangunan satelit ini. Maka jumlah satelit yang dimiliki Vietnam saat ini berjumlah sembilan satelit.

Satelit MicroDragon buatan Vietnam (Foto: vnsc.org.vn)
info gambar

Lalu bagaimana dengan negara paling maju di Asia Tenggara, Singapura? Negara dengan perkapita tertinggi di Asia Tenggara tersebut tercatat telah meluncurkan satelit pertama kali pada tahun 1998. Satelit pertama tersebut adalah satelit komunikasi ST-1 buatan Matra Marconi yang merupakan hasil kerjasama antara dua perusahaan telekomunikasi, Singapore Telecom (SingTel) dan Chunghwa Telecom dari Taiwan.

Keberhasilan satelit ini kemudian diikuti oleh satelit kedua ST-2 di tahun 2011 dan ST-3 yang berhasil diluncurkan pada tahun 2014. Satelit ini merupakan hasil leasing Singapura dan Korea dari satelit milik ABS yang berbasis di Bermuda.

Namun tidak hanya terbatas pada satelit komunikasi, Singapura juga telah banyak meluncurkan satelit dari hasil penelitian universitas. Seperti satelit AOBA-Velox III yang merupakan hasil pengembangan Nanyang Technological University (NTU). Satelit ini berhasil diluncurkan pada tahun 2017 dan menjadikannya sebagai satelit ketujuh milik NTU yang berhasil diluncurkan. Sehingga total satelit berbendera Singapura saat ini berjumlah 19 satelit.

Posisi Indonesia

Bertebarannya satelit buatan negara-negara tetangga Indonesia tentu saja menujukkan betapa sengitnya persaingan satelit di Asia Tenggara. Indonesia meski menjadi negara pertama yang pernah memiliki satelit bisa saja akan didahului negara-negara lain. Secara kuantitatif satelit Indonesia saat ini masih unggul yakni sekitar 30 satelit, dengan satelit pertama buatan Indonesia berhasil diluncurkan pada tahun 2006. Satelit pertama tersebut buatan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), INASAT-1 dan merupakan satelit penginderaan cuaca.

Namun dengan semakin berkembangnya kebutuhan terhadap satelit dan perkembangan ilmu pengetahuan tentang angkasa dan satelit membuat teknologi satelit menjadi sesuatu yang mulai banyak dimiliki emerging countries (negara-negara berkembang). Terlebih dengan teknologi roket yang semakin canggih dan efisien, membuat upaya peluncuran satelit menjadi semakin terjangkau dan memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi.

Pada tahun 2018 ini sendiri, Indonesia akan kembali meluncurkan satelit komunikasi yang akan dioperasikan oleh Telkom Indonesia. Satelit tersebut adalah satelit Telkom-4 yang rencananya akan diluncurkan menggunakan roket Falcon 9 milik SpaceX yang terkenal dengan keberhasilannya dalam teknologi reusable rocket. Satelit buatan Space System Loral (SSL) ini akan menjadi satelit pertama Indonesia yang diluncurkan menggunakan reusable rocket.

(Grafis: GNFI)
info gambar

Kemudahan untuk memiliki satelit saat ini juga dianggap tidak lagi seperti dahulu yang merupakan kebanggaan sebuah bangsa atau negara. Namun kini, kegunaan satelit menjadi semakin penting dengan adanya kebutuhan untuk menjaring data sebanyak-banyaknya untuk berbagai keperluan. Kemandirian data tampaknya menjadi hal yang utama bagi beberapa negara pemilik satelit, termasuk Indonesia.

Indonesia pada tahun 2013 menerbitkan Undang-undang no. 21 tahun 2013 tentang keantariksaan. Undang-undang ini merupakan peraturan yang akan menjadi pedoman hukum bagi kegiatan keantariksaan termasuk tentang kemandirian Indonesia dalam hal sains antariksa. Salah satu upaya untuk mewujudkan kemandirian ini adalah dengan rencana pembangunan stasiun peluncuran satelit.

Ketua LAPAN, Thomas Djamaluddin menjelaskan bahwa saat ini tengah dilakukan studi untuk menentukan lokasi yang strategis untuk pembangunan satelit ini. "Akhir tahun ini rencananya sudah menetapkan lokasi, kemudian dilakukan studi kelayakan yang targetnya hingga 2020," ujarnya.

Thomas juga mengatakan bahwa stasiun peluncuran satelit akan beroperasi dalam skala kecil tahun 2036 mendatang. Disamping itu ia juga memastikan bahwa nantinya operasional stasiun pelauncuran satelit akan sepenuhnya dilakukan oleh SDM lokal.

"Kalau SDM secara umum sebenarnya sudah mampu, karena banyak yang sudah terlibat di kegaiatpn international. Hanya perlu dibekali dengan pemberian pembinaan, pendidikan, dan pelatihan pengoperasian stasiun sehingga kalau sudah berjalan bisa disiapkan secara simultan," jelasnya.

Bila rencana strategis ini benar-benar terjadi, maka Indonesia kembali bisa menjadi pioner dalam hal keantariksaan di wilayah Asia Tenggara. Selain telah berpengalaman, Indonesia juga memiliki keunggulan dalam hal letak geografis yang berada di ekuator. Lokasi ini dianggap menguntungkan bagi peluncuran wahana luar angkasa karena mempermudah sampai ke orbit yang dituju. Lewat keunggulan dibidang ini, Indonesia berpotensi untuk menjadi negara berkekuatan ekonomi yang unggul di Asia Tenggara.


Berikut adalah daftar satelit-satelit di Asia Tenggara berdasarkan Gunter Space Page (diakses Desember 2017)

Communication - Thailand
  1. Thaicom 1
  2. Thaicom 2
  3. Thaicom 3
  4. Thaicom 5
  5. iPStar 1 (Thaicom 4)
  6. Thaicom 6 (Africom 1)
  7. Thaicom 6A
  8. Thaicom 7
  9. Thaicom 8
  10. Thaicom 9 (TCStar 1)

Earth Observation - Thailand

  1. THEOS
  2. TMSat

Science, Technology, and Education Thailand

  1. KNACKSAT
  2. TMSat 1

Communication - Vietnam

  1. VINASAT 1
  2. VINASAT 2

Earth Observation - Vietnam

  1. JV-LOTUSAT
  2. VNREDSAT1a
  3. VNREDSAT1b

Science, Technology and Education - Vietnam

  1. F1 - Vietnam
  2. MicroDragon - Vietnam
  3. NanoDragon - Vietnam
  4. PicoDragon - Vietnam

Communication - Indonesia
  1. BRIsat
  2. Indostar 1 (Cakrawarta 1)
  3. Indostar 2 (Cakrawarta 2)
  4. Garuda 1
  5. Garuda 2
  6. M2A 1
  7. PSN 5
  8. PSN 6
  9. PSN 7
  10. Palapa N1 (Nusantara 1)

PT Telekomunikasi Indonesia (PT Telkom)

  1. Palapa A1
  2. Palapa A2
  3. Palapa B1
  4. Palapa B2
  5. Palapa B2P
  6. Palapa B2R
  7. Palapa B4
  8. Palapa C1
  9. Palapa C2
  10. Palapa D
  11. Palapa E
  12. Telkom 1
  13. Telkom 2
  14. Telkom 3
  15. Telkom 3S
  16. Telkom 4

Earth Observation - Indonesia & Traffic Monitoring - Indonesia

  1. LAPAN A2 (LAPAN-ORARI)
  2. LAPAN A3
  3. LAPAN-TUBSAT (LAPAN A1)

Military - Indonesia

  1. SatKomHan

Science, Technology and Education - Indonesia

  1. Iinusat 1
  2. LAPAN-Tubsat (LAPAN A1)

Communication - Singapore

  1. Kacific 1
  2. ST 1
  3. ST 2
  4. ST 3

Earth Observation - Singapore

  1. Kent Ridge 1 (KR 1)
  2. TeLEOS 1
  3. VELOX C1
  4. X-Sat

Science, Technology and Education - Singapore

  1. AOBA-VELOX 3
  2. AOBA-VELOX 4
  3. Athenoxat 1
  4. Galassia
  5. POPSAT-HIP 1
  6. VELOX 1 (VELOX 1-NSAT)
  7. VELOX 2
  8. VELOX P1
  9. VELOX P2
  10. VELOX P3 (VELOX 1-PSAT)
  11. X-Sat

Communication - Filipina

  1. Agila 1
  2. Agila 2
  3. PASI 1

Earth Observation - Filipina

  1. Diwata 1

Science, Technology and Education - Filipina

  1. MAYA 1

Communication - Malaysia

  1. Africasat 1a
  2. MEASAT 1,
  3. MEASAT 2
  4. MEASAT 3
  5. MEASAT 3a
  6. MEASAT 3b
  7. MEASAT 3c
  8. MEASAT 4
  9. MEASAT 5
  10. MySat 1

Earth Observation - Malaysia

  1. RazakSAT

Science, Technology and Education - Malaysia

  1. CubeSat
  2. D-SAT
  3. InnoSat
  4. InnoSat 2
  5. Tiungsat 1
  6. UiTMSAT 1

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini